Sistem tanam jajar legowo merupakan pola bertanam yang selang-seling antara dua atau baris tanaman padi dan satu baris kosong. Â Apabila ada dua baris tanam per unit legowo disebut legowo 2:1, sedangkan empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1. Sistem tanam jajar legowo dapat menjadi langkah preventif agar tidak mudah terserang hama wereng.
Setelah pemaparan materi yaitu sesi diskusi. Saat sesi ini para petani antusias bertanya dan bercerita pengalaman di lapangan. Salah satu penanya yaitu Bapak Kasrin, selaku Ketua Kelompok Tani "Untuk jenis pupuk Sp 36 sudah tidak ditemukan disekitar sini mas, adanya hanya Pupuk Urea dan Ponska dan di lahan, padinya kerdil dan terserang wereng, apa langkah yang bisa diambil ?".Â
Dasep menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan pemahaman bahwa pemilihan varietas yang tahan hama wereng diperlukan. Untuk tanaman yang kerdil perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu, karena dapat disebabkan oleh virus dari hama wereng atau karena tanah yang terlalu masam (karena sudah dilakukan pemupukan urea).Â
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dapat dibantu dengan menggunakan pupuk organik dan mikroorganisme baik seperti PGPR atau agents hayati. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah.Â
Hama wereng dapat menjadi lebih kebal akibat penyemprotan pestisida yang berlebihan, untuk itu diperlukan pengendalian hama terpadu untuk mencegah resistensi hama wereng.Â
"Pengendalian dilakukan dimulai dari teknik budidaya, serta memanfaatkan agens hayati sedangkan untuk penggunaan pestisida kimia harus digunakan sebagai langkah terakhir dengan menggunakan prinsip tepat jenis, tepat waktu, tepat sasaran, tepat cara pengaplikasian dan tepat dosis," Ujar Muhammad Daffa, mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, IPB University, saat menjelaskan materi terkait hama dan penyakit.
Setelah sesi diskusi selesai, para petani dan Tim KKN-T Inovasi IPB Desa Sluke melaksanakan dokumentasi bersama dan pengambilan video. Video dilakukan dengan jargon " Petani Sluke, Jaya! Jaya! Jaya!".
Â
Â