Sejarah terulang seperti mata rantai yang saling mengait
Waktu dan musim terus berganti
Tapi aku hanyalah orang bodoh yang tak sanggup beranjak pergi
Disini,
Aku masih berdiam menjelajahi hari
Berkeras menempa hati
Terus berusaha mempercayai
Bahwa butiran debu akan kembali memiliki arti
***
Dan seringkali
Keterasingannyaris tak mampu membuatku berdiri lagi
Tapi
Meski harus selalu menelan sepi
Meski harus memijak kerontangnya mimpi
Kebodohanku tak pernah terhenti
***
Ada saatnya celoteh dan canda hanya menjadi penutup luka
Tapi ketika dunia tertawa karenaku
Satu-satunya yang aku tertawakan
Adalah kebodohan ini
***
Hei,
Begitu naifnya hatiku untuk memaknai
Tentang episode-episode hidup yang kulalui
***
Dan disaat perih begitu menyesakkan
Bahkan disaat airmataku benderang menangiskan hujan
Atau disaat dikesunyian aku berdiam merutuki malam
Dunia tak pernah kehilangan
***
Hanya kebodohan
yang membuatku masih berdiam di tempat yang sama
Tanpa mereka yang ku panggil teman
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H