memandang langit melipat rembulan di dada malam kelam
aku mencecap pahit kenangan dengan lidah melelerkan air liur
sebab tak dapat kuraih langit harapan dengan tangan dendam
aku melihat bintang di depan mata, ingin kuraih
kugenggam erat, menyimpan dalam jiwa penuh luka
agar cahayanya menembus gelap harap
dan nyeri. sembari memandang langit dengan mata lara
aku gelap bersama bintang yang redup. serupa burung
yang pulang ke sangkar, akupun terbang menyusuri jalan pulang
sayapku berat karena penuh beban kehidupan
namun di sangkar itu masih ada kau, Bu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!