jemari senja mengetuk pintu kegelapan malam berwajah legam
reranting engan berbisik begitupula dedaunan tak lagi bercakap
suara suara lenyap mendaki ke puncak senyap
hanya napas malam, kian mencekam bersama bayang kelam
menara kegelisahan berdiri di sudut rasa
tubuh dingin berselimut debu terbaring letih terbingkai tirai kesepian
tangan malam meraba raba luka mengaga di dada
aroma duka menghiasi jiwa dan raga
tetes tetes rindu mengalir membentuk harmoni alam
hitam pekat seperti jelaga
langit sepi, rembulan bersembunyi di balik awan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!