Mohon tunggu...
Ainin Maulida Rachmaniyah
Ainin Maulida Rachmaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KHAS JEMBER

,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi dan Pendidikan Islam

20 Desember 2021   21:18 Diperbarui: 20 Desember 2021   22:48 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Oleh karena itu,guru yang membangun karakter peserta didik harus guru yang memiliki kepribadian yang masih utuh yakni guru yang masih memiliki komitmen,konsistensi,konsekuensi,dan kontinuitas dalam mewujudkan keselarasan positif  antara pengetahuan dengan tindakannya.Jangan sampai guru yang memiliki kepribadian pecah ,membangun karakter peserta didik.Kepribadian pecah(split personaly)ini dicontohkan oleh tafsir ,bila pengetahuan sama dengan skap tetapi bebeda pengetahuan yang sama dengan perilakunya:Pengetahuan nya berbeda dengan sikapa maupun perilakunya.Dia tahu jujur itu baik,dia siap mejadi orang jujur,tetapi perilakunya sering tidak jujur.Guru yang mempunyai kepribadian rusak dan pecah ini tidak mungkin mampu membnagun karakter peserta didik.

     Syarat-syarat menyatakan bahwa guru memiliki kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai dan karakter pada anak setidaknya melalui 3 cara:

  • Guru dapat menjadi seseorang penyayang yang efektif,menyayangi dan menghormati murid-murid,membantu mereka meraih sukses membangun kepercayaan diri mereka dan membuat mereka mengerti apa itu moral dengan melihat cara guru mereka memperlakukan mereka dengan etika yang baik.
  • Guru dapat menjadi seorang model,yaitu orang-orang yang beretika yang menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawabnya yang tinggi,baik di dalam maupun di luar kelas guru pun dapat memberi contoh dengan cara menunjukkan etikanya dalam bertindak di sekolah dan di lingkungannya.
  • Guru dapat menjadi mentor yang beretika,memberikan instruksi moral dan bimbingan melalui penjelasan,diskusi di kelas,bercerita,pemberian motivasi personal,dan memberikan umpan balik yang korektif ketika ada siswa yang menyakiti temannya atau menyakiti dirinya sendiri.

   Intinya guru yang dapat dipercaya membangun karakter peserta didik adalah guru-guru yang baik atau guru guru yang ideal.Peter G.Beidler dalam buku inspiring teaching yang diedit John K. Road sebagaimana dikutip Dede Rosda menjabarkan 10 kriteria guru yang baik yaitu:

  • Memiliki sifat positif.
  • Tidak pernah mempunyai waktu yang cukup.
  • Benar-benar ingin menjadi guru yang baik.
  • Berani mengambil risiko,berani mngambil tujuan yang rumit,lalu berjuang untuk meraihnya.
  • Selalu berpikir kalau mengajar itu tugas menjadi orang tua yang baik bagi anak didik,dengan bertanggung jawab  terhadap putra-putrinya sendiri di batas kompetensi keguruan,yakni mmpunyai rasa otoritas mengarahkan siswanya sesuai kemampuannya.
  • Memotivasi siswa-siswanya untuk hidup mandiri,lebih independent khusunya untuk sekolah menengah,merek harus mulai memotivasi untuk mandiri
  • Selalalu membuat peserta dirinya lebih percya diri,karna tidak semua siswa memmilikinpercaya diri yang sama.
  • Senantiasa mendengarkan pertanyaan-pertanyaan mahasiswanya,yakni guru harus aspiraktif mendengar dengan bijak permintaan,kritik,dan berbagai sara yang di sampaikan.
  • Melalukan kegiatan yang bermanfaat untuk menambah ilmu yang bnatak.

Jangan percaya penuh dngan evaluasi yang diberikan siswa,karna evaluasi merka terhadap gurunya mungkin tidak efektif dan objektif ,meskipun pertanyaan pesera didik itu bagus,bukan berarti itu dijadikan patokan untuk kemampuan gurunya.

C.Pendidikan Islam di Madrasah Pada era Industri 4.0

        Era Revolusi Industri 4.0 pendidikan terus-menerus mengalami perkembangan dan perubahan termasuk di dunia pendidikan Islam. Era Revolusi Industri 4.0 sangat berpengaruh ke dalam kehidupan terutama pendidikan agama Islam yang ditandai dengan fenomena teknologi yang berperan sentral di dalamnya.Sehingga di dalam dunia pendidikan era industri ini menjadi sebuah tantangan yang bisa membuka peluang dan juga bisa menghambat peluang tersebut,Madrasah merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang turut memperkokoh keberadaan sistem pendidikan nasional memiliki sejarah perkembangan dan peran strategis yang cukup panjang sehingga mulai populer di kalangan umat Islam dan mulai dikenal secara akrab oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan termasuk masyarakat non muslim seperti masyarakat Nasrani, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Dalam hal ini pendidikan agama Islam juga harus berkembang serta beradaptasi dengan tantangan dan tuntunan zamanseperti mengembangkan teknologi dalam pembelajaran nya. Madrasah sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam ikut menanggung amanah dalam rangka mengantisipasi arus budaya global ini namun sebelum mengkaji peran madrasah tersebut perlu kiranya terlebih dahulu memahami globalisasi dan arus budaya yang timbul serta sistem pendidikan yang ada di madrasah.

Adapun 5 peran yang dikembangkan oleh madrasah dalam melahirkan generasi muslim di masa industri 4.0:

  • Sebagai media sosial dan pembelajaran nilai-nilai Islam.
  • Sebagai wadah untuk membentuk akhlak dan kepribadian generasi remaja muslim di era industri 4.0.
  • Sebagai pemelihara tradisi keagamaan dalam lingkungan masyarakat muslim.
  • Sebagai lembaga pendidikan alternatif yang dapat dipilih oleh orang muslim.
  • Sebagai pertahanan moralitas bangsa yang kini telah mengalami krisis atau kemerosotan moral yang luar biasa.

Adapun kelemahan-kelemahan dalam madrasah disebutkan oleh Abdul Djalil Zuhri menyebutkan kelemahan-kelemahan madrasah paling tidak meliputi:

  • Kondisi madrasah yang tidak kondusif belajar,fikiran masyarakat yang masih rendah,yang akan membut prestasi siswa di madrasah tersebut relatif rendah.
  • Madrasah belum mempunyai icon unggulan.
  • Kualitas teknologi dan pengajar masih kurang
  • Lemahnya potensi  ekonimi orang tua/wali.
  • Banyak mata pelajaran yang belum dilaksanakan
  • Kurangnya profesionalisme  guru sebagai pendidik.
  • Lemahnya potensi murid baru.
  • Kurang nya kerja sama antara lembaga
  • Pendanaan yang kurang 
  • Menjer dan kepemimpinan nya masih rendah

       Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang sudah disebutkan, madrasah akan membutuhkan manajemen yang seoptimal mungkin dan pada akhirnya manajemen menjadi usaha yang sangat diharapkan sekaligus diandalkan dalam mengatasi kelemahan madrasah.  

     Adapun pendidikan Islam selama ini telah melakukan transformasi pada tataran sikap metode dan strategi pengembangan pendidikan Islam agar menjadi lebih mengikuti zaman dan bersahabat dengan situasi dalam kondisi global. Tetap dalam koridor cita-cita dan tujuan pendidikan yang bersandar pada Al-quran dan hadits serta berpijak pada tujuan pendidikan nasional. Seiring berjalannya waktu 10 tahun terakhir ini pendidikan Islam terus-menerus berkembang menjadi role model bagi pendidikan, bermunculan pertumbuhan lembaga (direktorat jenderal pendidikan Islam, 2019) bermunculan juga sekolah berbasis Islam seperti IT, boarding school, sekolah berbasis pesantren modern (asrama), dan sekolah tahfid. Peralihan perguruan tinggi Islam juga berubah yang awalnya STAIN menjadi IAIN dan pun berkembang menjadi UIN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun