Mohon tunggu...
iinprasanti_
iinprasanti_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Liburan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keberagaman Sebagai Kekuatan: Pentingnya Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar

15 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 15 Desember 2024   13:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak di Desa Mulawarman yang diajarkan untuk menghargai keberagaman budaya dan alam (Sumber: mulawarman.desa.id)

Negara Indonesia merupakan salah satu Negara multikultural yang terbesar didunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-koltural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Dengan populasi penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa yang terdiri dari hampir 300 pulau. Selain itu masyarakat juga menganut berbagai macam Agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik dan lain sebagainya (M Sulaiman, 2019).

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, dengan lebih dari 1.300 suku bangsa, beragam agama, bahasa, dan adat istiadat yang membentuk mozaik sosial yang unik. Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah dan keberagaman budayanya yang memukau, menempatkannya sebagai salah satu negara paling beragam di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, pulau-pulau Indonesia menjadi rumah bagi berbagai suku dengan budaya yang kaya dan beraneka ragam. Keberagaman suku dan budaya ini tidak hanya menjadi ciri khas bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi kekayaan yang tak ternilai bagi peradaban manusia. Namun, di balik keindahan keberagaman tersebut, terdapat tantangan yang perlu dihadapi, yaitu menjaga toleransi antarsuku dan antarbudaya. Dalam konteks ini, konsep toleransi bukan sekadar menyangkut kesediaan untuk hidup berdampingan tanpa konflik, tetapi juga melibatkan penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan. Toleransi menjadi landasan utama dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga kedamaian sosial di tengah keberagaman yang kompleks (Azzahra et al., 2024).

Keberagaman ini merupakan salah satu kekuatan terbesar bangsa Indonesia, namun, untuk menjaga keberagaman ini sebagai sumber kekuatan, kita perlu menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan empati kepada generasi muda. Salah satu cara yang paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah melalui pendidikan multikultural di sekolah dasar. Pendidikan multikultural tidak hanya memberikan pemahaman tentang keberagaman, tetapi juga membekali anak-anak dengan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat yang semakin terhubung dan beragam.

Pada usia dini, anak-anak sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan mereka, termasuk oleh orang tua, guru, dan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, pendidikan multikultural di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang terbuka, toleran, dan menghargai perbedaan. Melalui pendidikan ini, anak-anak tidak hanya belajar untuk menerima perbedaan, tetapi juga untuk memahami dan merayakan perbedaan tersebut sebagai bagian dari kekayaan yang ada di sekitar mereka.

Penanaman nilai-nilai multikultural sangat dianjurkan dilakukan sedini mungkin pada masyarakat Indonesia. Pendidikan multikultural yang diterapkan sejak dini, akan jauh tertanam kuat di dalam diri individu. Penanaman nilai-nilai multikultural pada anak, mengenalkan keberagaman yang ada disekitar mereka sedini mungkin. Mengenai perbedaan jenis kelamin, daerah asal tempat tinggal, bahasa, warna kulit, bentuk rambut, hingga pada perbedaan agama yang ada di lingkungan sekitar mereka. Keberagaman yang ada dalam hal ini dapat dilihat pada lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang terdiri dari bermacam-macam latar belakang sosial dan budaya yang berbeda membuat mereka belajar akan nilai-nilai multikultural dari hal paling sederhana sekalipun. Jenjang pendidikan multikultural di sekolah yang dapat diterapkan adalah mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (Amin, 2018).

Pendidikan multikultural bagi anak usia dini sangat urgen untuk didorong sebagai fondasi bagi pengembangan masyarakat Indonesia yang lebih terbuka, toleran dan demokratis. Pendidikan ini tidak sekedar terpaku pada dimensi kognitif atau pengetahuan saja, tetapi juga pada dimensi afektif dan psikomotor. Kekuatan yang paling menonjol dalam pendidikan multikultural pada anak adalah kemampuan mereka menerima keberadaan orang lain yang berbeda sebagai sesuatu yang wajar, dan menekankan pentingnya pendidikan religiusitas untuk memperjuangkan dan mewujdkan nilai-nilai universal di antara anak didik tanpa membedakan agama dan kepercayaan. Jika sejak dini, anak dibiasakan untuk memahami setiap perbedaan dan pluralitas kelompok, maka setidaknya anak akan mampu untuk lebih terlatih dalam menata dan mengendalikan emosinya ketika setiap kali bersinggungan dengan perbedaan, karena ia sudah dibekali dan memilih perspektif pandangan yang menghargai setiap perbedaan (Yapandi & Helva Zuraya, 2017).

Salah satu manfaat utama dari pendidikan multikultural adalah kemampuannya dalam membentuk sikap toleransi sejak usia dini. Toleransi bukan sekadar menerima bahwa orang lain memiliki perbedaan, tetapi juga menghargai hak setiap individu untuk mempertahankan identitas budaya, agama, dan tradisi mereka. Pendidikan multikultural membantu anak-anak untuk melihat keberagaman sebagai hal yang positif dan memperkaya hidup mereka. Di dalam kelas, anak-anak belajar untuk menerima teman-teman yang berasal dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku, serta memahami bahwa perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan bangsa.

Sebagai contoh, melalui kegiatan-kegiatan seperti mempelajari tarian daerah atau musik tradisional, anak-anak belajar tentang kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan mereka sendiri. Seorang anak yang berasal dari suku Jawa mungkin mengenal lebih dekat kebudayaan Batak atau Bali melalui pelajaran seni budaya yang diadakan di kelas. Dengan cara ini, mereka dapat memahami bahwa setiap suku bangsa memiliki keunikan yang patut dihargai. Interaksi semacam ini dapat mengurangi stereotip atau prasangka yang sering timbul akibat ketidaktahuan, dan sebaliknya menumbuhkan sikap saling menghormati dan empati terhadap orang lain yang berbeda.

Dalam era globalisasi saat ini, sangat penting bagi kita untuk menyiapkan generasi berikutnya yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan budaya yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan multikultural sangat penting untuk dimasukkan ke dalam sistem pendidikan kita. Pendidikan multi- kultural adalah metode pendidikan yang mengakui, menghargai, dan menanggapi keberagaman siswa dari berbagai latar belakang budaya, etnis, bahasa, dan bahasa. Tujuan pendidikan multikultural adalah untuk membuat lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa dihargai, diterima, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang (Suharsono, 2017).

Pendidikan multikultural juga mempersiapkan anak-anak untuk beradaptasi dengan masyarakat global yang semakin dinamis. Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan terjadinya interaksi lintas negara dengan lebih mudah, anak-anak yang mengenal keberagaman sejak dini akan lebih siap untuk berhadapan dengan dunia yang lebih beragam. Mereka akan terbiasa berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya dan kebangsaan yang berbeda, serta mampu bekerja sama dalam tim yang multikultural. Pemahaman terhadap perbedaan budaya ini memberikan mereka keuntungan besar dalam dunia pendidikan lanjutan maupun di dunia kerja, yang semakin membutuhkan keterampilan dalam bekerja di lingkungan yang beragam.

Selain itu, pendidikan multikultural juga memiliki peran penting dalam mengurangi potensi diskriminasi dan intoleransi di kalangan anak-anak. Tanpa pemahaman yang cukup tentang keberagaman, anak-anak cenderung mengembangkan sikap eksklusif terhadap mereka yang dianggap berbeda. Pendidikan yang mengajarkan tentang nilai-nilai keberagaman dapat meminimalkan sikap ini dengan cara memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang berbagai kebudayaan dan agama. Sebagai contoh, ketika anak-anak mempelajari tentang Hari Raya Nyepi di Bali, mereka tidak hanya mengenal perayaan tersebut sebagai ritual keagamaan, tetapi juga memahami nilai-nilai kedamaian dan refleksi yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat membantu menghilangkan prasangka negatif dan pemahaman yang keliru tentang budaya atau agama tertentu.

Lebih dari itu, pendidikan multikultural juga berperan dalam pembentukan karakter anak. Pendidikan ini tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga memperkaya nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh anak. Nilai-nilai seperti empati, solidaritas, dan rasa hormat terhadap orang lain diajarkan melalui berbagai pengalaman belajar yang melibatkan keberagaman. Misalnya, melalui kegiatan diskusi atau proyek kelompok yang melibatkan anak-anak dari latar belakang budaya yang berbeda, mereka belajar untuk bekerja sama, saling mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain. Ini memperkuat rasa solidaritas di antara mereka dan mengajarkan pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

Dengan mengenalkan keberagaman sejak dini, pendidikan multikultural membantu anak- anak untuk lebih terbuka terhadap perbedaan, serta membentuk hubungan sosial yang lebih sehat. Anak-anak yang diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mengembangkan empati terhadap orang lain cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih harmonis. Mereka juga lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan mampu mengatasi tantangan sosial yang mungkin mereka hadapi di masa depan.

Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai metode yang melibatkan siswa secara aktif. Salah satunya adalah dengan mengenalkan kebudayaan daerah dan nasional dalam pelajaran sejarah, seni, dan budaya. Di Indonesia, setiap daerah memiliki kebudayaan yang unik dan kaya, yang bisa dijadikan materi ajar yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, anak-anak dapat mempelajari tarian daerah, alat musik tradisional, atau bahasa daerah tertentu. Hal ini akan membantu mereka memahami bahwa keberagaman budaya adalah kekayaan yang perlu dihargai dan dilestarikan.

Melakukan pendidikan multikultural bisa dilakukan di dalam ruang kelas selama proses belajar mengajar, tidak perlu menjadi pelajaran mandiri atau terikat pada kurikulum resmi. Namun, perhatian sekolah terhadap implementasi pendidikan multikultural dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan di sekolah. Pelaksanaan ini dapat dilakukan secara langsung dalam proses pembelajaran pada beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan multikultural. Seperti beberapa mata pembelajaran yang membahan keanekaragaman, kebudayaan, sikap nasionalisme dan lain sebagainya. Dengan cara guru mengintegritaskan pendidikan multikultaral dalam proses mengajar, dapat membantu pelaksanaan pendidikan multikultural dalam meningkatkan nilai nilai kebudayaan kepada siswa (Hermanto, Marini, & Maksum, 2021).

Selain itu, kegiatan lintas budaya seperti festival budaya atau pentas seni juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan keberagaman kepada anak-anak. Dalam festival budaya, siswa dapat menampilkan tarian, lagu, atau pakaian adat dari berbagai daerah, sehingga mereka dapat merasakan langsung keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk menghargai budaya lain, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap budaya sendiri.

Selain itu, penggunaan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman sangat penting. Buku pelajaran yang menyajikan cerita rakyat, tokoh sejarah, atau kisah-kisah dari berbagai suku bangsa akan membantu siswa melihat bahwa setiap budaya memiliki nilai dan kontribusinya dalam membangun bangsa ini. Kegiatan diskusi yang membahas isu-isu keberagaman dan toleransi juga sangat penting untuk membuka wawasan siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan.

Pendidikan multikultural bukan hanya tentang mengenal budaya, tetapi juga tentang membangun karakter dan nilai-nilai sosial yang mendalam. Dengan mengenalkan anak-anak pada keberagaman, kita tidak hanya membantu mereka untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik, lebih toleran, dan lebih siap untuk menghadapi dunia yang semakin terhubung dan beragam. Oleh karena itu, pendidikan multikultural harus menjadi bagian integral dari kurikulum di sekolah dasar, sebagai langkah awal untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan damai.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultrual. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 09(1), 24–34. Retrieved from https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/view/5020/3342 Azzahra, L., Ardiansyah, R., Kurniasih, L., Nafiza, B., Habibah, A., Pendidikan, J., ... Sumatera, N. (2024). Toleransi Keanekaragaman Suku dan Budaya Bangsa. Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati, 5(1), 98–103.
Hermanto, Marini, A., & Maksum, A. (2021). Implementasi Nilai Pendidikan Multikultural di
SD Negeri Sangiang Pulau Kabupaten Bima. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 6(2),
142–154. https://doi.org/10.29407/jpdn.v6i2.15205
M Sulaiman. (2019). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. Jurnal Studi Islam: Pancawahana,
14(1), 57–67.
Suharsono, S. (2017). Pendidikan Multikultural. EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam (Vol. 4). https://doi.org/10.30957/edusiana.v4i1.3
Yapandi, & Helva Zuraya. (2017). Nilai-Nilai Multikultural Pada Anak Usia Dini, 1.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun