Selain itu, pendidikan multikultural juga memiliki peran penting dalam mengurangi potensi diskriminasi dan intoleransi di kalangan anak-anak. Tanpa pemahaman yang cukup tentang keberagaman, anak-anak cenderung mengembangkan sikap eksklusif terhadap mereka yang dianggap berbeda. Pendidikan yang mengajarkan tentang nilai-nilai keberagaman dapat meminimalkan sikap ini dengan cara memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang berbagai kebudayaan dan agama. Sebagai contoh, ketika anak-anak mempelajari tentang Hari Raya Nyepi di Bali, mereka tidak hanya mengenal perayaan tersebut sebagai ritual keagamaan, tetapi juga memahami nilai-nilai kedamaian dan refleksi yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat membantu menghilangkan prasangka negatif dan pemahaman yang keliru tentang budaya atau agama tertentu.
Lebih dari itu, pendidikan multikultural juga berperan dalam pembentukan karakter anak. Pendidikan ini tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga memperkaya nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh anak. Nilai-nilai seperti empati, solidaritas, dan rasa hormat terhadap orang lain diajarkan melalui berbagai pengalaman belajar yang melibatkan keberagaman. Misalnya, melalui kegiatan diskusi atau proyek kelompok yang melibatkan anak-anak dari latar belakang budaya yang berbeda, mereka belajar untuk bekerja sama, saling mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain. Ini memperkuat rasa solidaritas di antara mereka dan mengajarkan pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Dengan mengenalkan keberagaman sejak dini, pendidikan multikultural membantu anak- anak untuk lebih terbuka terhadap perbedaan, serta membentuk hubungan sosial yang lebih sehat. Anak-anak yang diajarkan untuk menghargai perbedaan dan mengembangkan empati terhadap orang lain cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih harmonis. Mereka juga lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan mampu mengatasi tantangan sosial yang mungkin mereka hadapi di masa depan.
Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai metode yang melibatkan siswa secara aktif. Salah satunya adalah dengan mengenalkan kebudayaan daerah dan nasional dalam pelajaran sejarah, seni, dan budaya. Di Indonesia, setiap daerah memiliki kebudayaan yang unik dan kaya, yang bisa dijadikan materi ajar yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, anak-anak dapat mempelajari tarian daerah, alat musik tradisional, atau bahasa daerah tertentu. Hal ini akan membantu mereka memahami bahwa keberagaman budaya adalah kekayaan yang perlu dihargai dan dilestarikan.
Melakukan pendidikan multikultural bisa dilakukan di dalam ruang kelas selama proses belajar mengajar, tidak perlu menjadi pelajaran mandiri atau terikat pada kurikulum resmi. Namun, perhatian sekolah terhadap implementasi pendidikan multikultural dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan di sekolah. Pelaksanaan ini dapat dilakukan secara langsung dalam proses pembelajaran pada beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan multikultural. Seperti beberapa mata pembelajaran yang membahan keanekaragaman, kebudayaan, sikap nasionalisme dan lain sebagainya. Dengan cara guru mengintegritaskan pendidikan multikultaral dalam proses mengajar, dapat membantu pelaksanaan pendidikan multikultural dalam meningkatkan nilai nilai kebudayaan kepada siswa (Hermanto, Marini, & Maksum, 2021).
Selain itu, kegiatan lintas budaya seperti festival budaya atau pentas seni juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan keberagaman kepada anak-anak. Dalam festival budaya, siswa dapat menampilkan tarian, lagu, atau pakaian adat dari berbagai daerah, sehingga mereka dapat merasakan langsung keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk menghargai budaya lain, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap budaya sendiri.
Selain itu, penggunaan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman sangat penting. Buku pelajaran yang menyajikan cerita rakyat, tokoh sejarah, atau kisah-kisah dari berbagai suku bangsa akan membantu siswa melihat bahwa setiap budaya memiliki nilai dan kontribusinya dalam membangun bangsa ini. Kegiatan diskusi yang membahas isu-isu keberagaman dan toleransi juga sangat penting untuk membuka wawasan siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan.
Pendidikan multikultural bukan hanya tentang mengenal budaya, tetapi juga tentang membangun karakter dan nilai-nilai sosial yang mendalam. Dengan mengenalkan anak-anak pada keberagaman, kita tidak hanya membantu mereka untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik, lebih toleran, dan lebih siap untuk menghadapi dunia yang semakin terhubung dan beragam. Oleh karena itu, pendidikan multikultural harus menjadi bagian integral dari kurikulum di sekolah dasar, sebagai langkah awal untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan damai.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultrual. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 09(1), 24–34. Retrieved from https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/view/5020/3342 Azzahra, L., Ardiansyah, R., Kurniasih, L., Nafiza, B., Habibah, A., Pendidikan, J., ... Sumatera, N. (2024). Toleransi Keanekaragaman Suku dan Budaya Bangsa. Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati, 5(1), 98–103.
Hermanto, Marini, A., & Maksum, A. (2021). Implementasi Nilai Pendidikan Multikultural di
SD Negeri Sangiang Pulau Kabupaten Bima. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 6(2),
142–154. https://doi.org/10.29407/jpdn.v6i2.15205
M Sulaiman. (2019). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. Jurnal Studi Islam: Pancawahana,
14(1), 57–67.
Suharsono, S. (2017). Pendidikan Multikultural. EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam (Vol. 4). https://doi.org/10.30957/edusiana.v4i1.3
Yapandi, & Helva Zuraya. (2017). Nilai-Nilai Multikultural Pada Anak Usia Dini, 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H