"Diharapkan bermain layangan hendaknya dilakukan di lapangan terbuka, jauh dari jaringan listrik karena di samping dapat mengganggu pasokan listrik juga berpotensi besar membahayakan keselamatan warga. Benang layang-layang dari kawat atau benang basah dapat menjadi penghantar listrik," ungkapnya.
Mengacu Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) disebutkan adanya larangan mendirikan bangunan dan menanam tanaman yang memasuki ruang bebas minimum serta bermain layang-layang, balon udara, drone, dan/atau sejenisnya di sekitar jaringan transmisi tenaga listrik.
Lalu, membakar benda apapun secara sengaja atau tidak disengaja di bawah ruang bebas. Menimbun atau menguruk tanah di bawah ruang bebas yang dapat mengakibatkan perubahan jarak minimum antara konduktor jaringan transmisi tenaga listrik dan tanah.
Setelah penjelasan yang panjang lebar, acara selanjutnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang di sampaikan oleh Bapak dan Ibu Pengelola Gardu Induk PLN PIER Rembang, kepada peserta didik, setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar akan mendapatkan sebuah bingkisan menarik.
Antusias peserta didik sangat luar biasa, apalagi dengan iming-iming bingkisan, jawaban saling berebut, dan sesi tanya jawab berakhir setelah bingkisan tak tersisa.
 Acara ditutup dengan pembacaan doa, yang disampaikan oleh Bapak Imam.
Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama dari pihak pengelola Gardu Induk PIER Rembang, besetra seluruh staff, sehingga kami (Guru dan Peserta didik) merasa sangat puas dengan kegiatan ini.
Semoga kedepannya kita bisa mengadakan kegiatan seperti ini dalam keadaan sehat, bahagia, dan sentosa. Amin.
Sebelum kami meninggalkan Gardu Induk PIER Rembang, kami berfoto bersama sebagai bukti bahwa kami telah melakukan kunjungan yang sangat luar biasa ini.
Dampak yang langsung bisa dirasakan dan diaplikasikan adalah pembuatan miniatur dari rangkaian pembangkit listrik yang di kerjakan oleh peserta didik secara berkelompok.
Rembang, 22 November 2022