"Kereta itu indah .... Bepergian dengan kereta api berarti melihat alam dan manusia, kota, Â gereja dan sungai, pada kenyataannya, untuk melihat kehidupan." - Agatha Christie
Benar sekali yang disampaikan oleh Agatha Christie, kereta api adalah alat tranposrtasi yang bisa memanjakan penumpangnya dengan memandang keindahan kuasa Tuhan di sepanjang perjalanan, dan
Kereta api sekarang menjadi moda transportasi favorit di masa kini, ini yang penulis rasakan, perjalanan menggunakaan alat transportasi kereta api sudah saya gunakan sejak masih kuliah tahun 2005 perjalanan dari stasiun Bangil ke stasiun Kota Baru  Malang.
Saya menggunakan kereta api, karena rumah dekat dengan stasiun Bangil, dan kampus pun juga dekat dengan stasiun Kota Baru Malang, dan bila saya menggunakan moda bis.
Saya harus menaiki  mobil mikrolet terlebih dahulu dari pasar Bangil ke Pandaan lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis ke Malang, sedangkan mikrolet arah Bangil menuju Pandaan akan menunggu lama karena harus ngetem.
Saya masih ingat, bagaimana dulu saya dan teman-teman harus berdesakan dan bahkan harus duduk di pintu kereta api sambil kaki menjuntai ke luar, bila berdiripun kami harus mendekap tas (karena banyak  copet), atau berdiri di sambungan rel sambil berpegangan kuat ke besi yang ada dekat kami, belum lagi pedagang asongan, pengemis, dan pengamen menambah  penuh sesak gerbong yang sebelumnya sudah penuh.
Empat tahun perjalanan dengan beragam kisah di setiap harinya, kenangan yang masih teringat jelas, ketika itu dengan kenakalan kami (saya dan teman-teman) sering mengumpulkan uang (satu orang Rp 2.000,00) kemudian kami kumpulkan dan kami berikan ke petugas di atas gerbong (jadi penumpang ilegal) dan selama itu pula kami baik-baik saja.
Namun  Tuhan tidak menyukai kecurangan ini , suatu sore sepulang kuliah kami pun akan melakukan hal yang sama di kereta jurusan Malang-Banyuwangi, dengan penuh percaya diri, kami siapkan sejumlah uang untuk beberapa penumpang dengan harapan petugas akan menerima.
Namun malang tak dapat di tolak, mujur tak dapat di raih, setelah kami siap memberikan ke petugas, namun petugasnya marah dan kami harus membayar ganti rugi setiap penumpang sebesar Rp. 20.000,00.Sejak saat itu kami sadar bahwa kami telah melakukan kecurangan.
Saya termasuk penumpang yang setia dengan moda kereta api, sejak tahun 2000_an sampai sekarang (karena anak-anak lebih suka naik kereta api) saya bisa merasakan perubahan demi perubahan, mulai beli tiket secara manual, duduk berdesakan, repund ke stasiun kota, dan kini hanya dengan menggunakan aplikas KAI Acses kita bisa memilih jenis kereta (Eksekutif, Bisnis, atau ekonomi) yang di sesuaikan dengan isi kantong kita.
Kemudian memilih tempat duduk (selama masih ada), dan pembayaran pun lebih mudah bisa menggunakan aplikasi perbankan yang kita miliki, atau ke supermarket terdekat, semuanya lebih mudah, dan bagi penumpang yang ingin berpetualangan bisa menggunakan  jadwal kereta di Connecting Train.