Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wisata Edukasi yang Menginspirasi

1 April 2022   17:33 Diperbarui: 1 April 2022   18:17 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Candi ini menghadap timur kiblatnya ke barat ke pawitra, prawitra adalah tempat bersemayam para Dewa, Resi, dan Bikshu. Candi Gunung meru yang diambil dari Dewa Brahma membuat keseimbangan tanah Jawa, gunung di pindah ke Jawa  dari Gujarat India, seperempat di gunung pawitra, membuat semboyan untuk persemayaman para dewa dan guru kemudian di pindah, sebelum masa Kertanegara, karena Kertanegara adalah raja pilihan.

Sebelum masa Kertanegara ada penduduk yang bernama Suci yang ada di Cungkrang untuk menjaga gunung prawita, dan terdengar oleh Mpu Sendok, masyarakat Jawa Timur sangat menghormati rajanya, kerajaan di pindah ke Pasuruan, di daerah Pasuruan terhampar hutan suruh, ibukota ada di Bangil.

Makanya di sebut Pasuruan yang berasal dari kata suruh, dan di kota Bangil ada alun-alun, dengan adanya Mpu Sendok maka perhatian ke ranah pertanian, Roro Dermo keturunan Kertanegara, setiap harinya hanya makan daun suruh setiap hari, maka Dewa Brahma mengutus burung glatik atau kinara kinari menyuruh mengambil bibit padi dari China Selatan dan di jatuhkan di daerah Dermo, mengapa di sebut Dermo karena masyarakatnya yang selalu menderma.

Selanjutnya di ambil sebagian di tanam dan sebagian di masak menjadi nasi, kemudian penduduk  membuat lumbung untuk menyimpan padi, emas, perak, alu, dan lumpang, akhirnya menjadi masyarakat yang kaya raya, terdengar oleh masyarakat sebelah, kemudian di gali oleh pencuri, dan terlihat gundukan dan digali lewat bawah atau di sebut gangsir ( digangsir dari bawah tanah) selanjutnya lahirlah peradaban terakhir yaitu Candi Jawi.

Candi belahan candi sumber tete, di desa wonorejo, cagar budaya yang berupasebuah  pemandian/ patirta  bersejarah dari gunung abad ke 11 pada masa kerajaan  airlangga terletak di dusun belahan di sisi timur gunung penangunagan, letaknya di belahan wonosuko gempol.

Pemandian ini berukuran 4x10 di tengah nya ada relung yang kosong yang tempat  raja airlangga sedang mengendarai garuda wisnu kencana disimpan di museum trowulan dan sebagai pertapaan dan sebagai tempat pemandian selir-selir prabu Airlangga yaitu maka di bnagunlah dua dewi laksmi dan Dewi Sri, pada bagian tertentu mengucurlah air yang berasal dari payudara atau tete yang merupakan simbol amarta air yang dipercaya sebagai mampu memberikan penyembhan dan kekuatan dan dapat memberikan khasiat awet muda.

Menurut agama Hindu lingga yoni yang memiliki arti lingga kelaki-lakian sedangkan Yoni  yang memiliki arti kewanitaan. Linggayoni pernah berjaya pada masa keemasannya, setelah kami bergantian melihat lebih dekat ke dalam candi, kemudian  kami melihat ke candi yang sudah tidak utuh, dan  kami bisa melihat sejarah dengan melihat penjelasan yang berupa gambar di sebuah musieum yang ada di area Candi Jawi.

Selanjutnya Bapak Solikhin memberikan penjelasan mengenai Candi belahan dan  candi sumber tete yang berada di desa Wonorejo yaitu cagar budaya yang berupa sebuah  pemandian/ patirta  bersejarah dari gunung abad ke 11 pada masa kerajaan  Airlangga terletak di dusun Belahan di sisi timur gunung Penangunagan, letaknya di belahan Wonosuko kecamatan Gempol.

Pemandian ini berukuran 4x10 di tengahnya ada relung yang kosong tempat  raja Airlangga sedang mengendarai garuda wisnu kencana disimpan di museum trowulan dan sebagai pertapaan dan sebagai tempat pemandian selir-selir prabu Airlangga maka dibangunlah dua pemandian untuk Dewi Laksmi dan Dewi Sri, pada bagian  tertentu mengucurlah air yang berasal dari payudara atau tete yang merupakan simbol amarta air yang dipercaya mampu memberikan penyembuhan dan kekuatan dan dapat memberikan khasiat awet muda.

Sungguh pengalaman yang mengesankan bagi kami, kami mendapat ijin untuk melihat ke dalam candi dengan syarat: anak-anak boleh masuk dengan berkelompok masing-masing kelompok 5 anak, tidak boleh bergurau, dan harus melepas alas kaki, karena Candi Jawi adalah tempat beribadah.

Banyak ilmu yang kami dapat dari kunjungan kali ini, terima kasih banyak buat Bapak Sulikhin. Setelah  mendapat penjelasan yang sangat panjang lebar dan luar biasa, kami berpamitan kepada petugas yang menjaga di pos depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun