Â
WISATA EDUKASI KE CANDI GUNUNG GANGSIR DAN BPAA PASURUAN (LAPAN).
(WISATA SEBELUM PANDEMI COVID-19).
Sahabat Kompasianer, ini catatan lama, tepatnya 22 Februari 2020 sebelum pandemi covid-19 melanda negeri tercinta kita.
Sore ini sebelum aku berselancar di Kompasiana membaca tulisan sahabat-sahabat hebat kompasianer, aku mampir ke beberapa folder lama yang sudah terlupakan, iseng scroll kebawah dan aku menemukan tulisan perjalanan mengasyikan bersama mereka peserta didik kami.
Sebelum pandemi banyak kenangan manis dan mengesankan bersama peserta didik kami diantaranya Wisata Edukasi. Wisata Edukasi kali ini adalah mengunjungi Candi Gunung Gangsir dan mengunjungi BPAA (Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer) atau Stasiun Pengamatan Antariksa (LAPAN) di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.
Sebelum kami mengadakan wisata edukasi, kami terlebih dahulu memberikan informasi kepada orang tua siswa, kegiatan ini di dukung dan di pasilitasi oleh paguyuban kelas 6. Sebelum melakukan perjalanan anak-anak mendengarkan pesan dari Ibu Kepala Sekolah Ibu Lilis Yuliati dan perjalanan ini di dampingi oleh Bapak Dikki Kilat.W.B, ibu Iin Nuraeni, dan Bapak Akhmad Dani, diawali berdoa bersama semoga perjalanan selamat sampai kembali ke sekolah tanpa ada halangan dan rintangan, anak-anak pun tidak lupa membawa buku catatan dan alat tulis, yang akan mereka pergunakan untuk mencari informasi terkait tempat wisata edukasi yang akan kami kunjungi dengan melakukan wawancara pada petugas pemandu wisata dan tidak lupa bekal makanan untuk menemani perjalanan kami.
Wisata Edukasi ini erat kaitannya dengan muatan pelajaran Tema IPA pada tema 9 yaitu Menjelajah Angkasa Luar.
Â
Wisata Edukasi Candi Gunung Gangsir.
Candi Gunung Gangsir yang terletak di Dukuh Candi Desa Gunung Gangsir Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Nama candi ini masih merupakan mitos penduduk sekitar, yaitu bahwa nama 'gunung' diambil dari keberadaan bangunan candi ini pada masa lampau yang dilingkupi oleh gunung. Sedangkan kata gangsir (Jawa: nggangsir) berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah.
Menurut keterangan penduduk, nama ini muncul ketika pada suatu saat ada seseorang yang berusaha 'menggangsir' gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini. Maka dikenallah bangunan candi ini dengan nama Candi Gunung Gangsir.
Candi Gunung Gangsir merupakan candi yang unik. Karena satu-satunya candi yang menggabungkan gaya arsitektur Jawa Timuran dengan gaya ragam hias Jawa Tengahan. Dan candi ini meupakan satu-satunya candi yang menggunakan teknik cetak untuk menampilkan ragam hiasannya.
Bangunan candi yang terbentuk terbuat dari batu bata ini, memiliki 4 lantai, dengan dua lantai dasar yang merupakan tubuh dan atap candi yang sebenarnya. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping.
Candi tersebut sangat kaya dengan relung-relung, pelipit dan antefiks yang dihiasai sangat indah. Panil-panil yang indah ,menampilkan hiasan yang berupa relief tokoh, bejana-bejana dengan motif bunga, pilaster, pepohonan dan binatang, yang dibuat dengan teknik cetakan. Seluruh permukaan candi ini dilapisi dengan plesteran stuko, yang sama terdapat pada Candi Kalasan di Prambanan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gununggangsir.
 Wisata Edukasi ke dua adalah mengunjungi Stasiun pengamatan Antariksa (LAPAN) di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Wisata Edukasi ke Balai Pengamatan Antariksa dan Astronomi Pasuruan (LAPAN Pasuruan), yang terletak di kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan adalah LAPAN satu-satunya yang terletak di Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara. Sebelum kami berkunjung ada prosedur yang harus kami lakukan, yang pertama adalah mengirimkan surat permohonan melakukan kunjungan dengan melampirkan waktu, dan jumlah personil yang ikut, selanjutnya kami akan menunggu surat balasan dari pihak LAPAN dan waktu kunjungan di tentukan oleh pihak LAPAN.
Kunjungan ke LAPAN tidak di pungut biaya (gratis), sebagai cindera mata/kenang-kenangan kami menyerahkan bibit cangkok Buah klengkeng dan Buah Mangga (mangga harumanis dan mangga Lali jiwo), di karenakan wilayah Rembang adalah penghasil buah mangga. Perjalanan menuju Balai Pengamatan LAPAN di lakukan dengan berjalan kaki (mobil di parkir di tempat yang sudah di sediakan ), di sepanjang perjalanan udara yang sangat sejuk (yang kita dapatkan dari rindangnya pohon mangga), jalanan agak menanjak, dan berliku.
Sampai di tempat tujuan kami di sambut baik oleh Bapak DianYudha selaku ketua LAPAN, kemudian  melakukan validasi data dengan data yang sudah kami lampirkan di surat permohonan kunjungan.
Acara selanjutnya adalah kami bersama-sama menjelajah angkasa luar, pemateri menjelaskan benda-benda angkasa dengan penjelasan yang sangat luar biasa jadi kami pun sangat bersemangat menyimaknya, apalagi dengan perserta didik kami pada waktu sesi tanya jawab sangat antusias sekali di tambah ada hadiah menarik, sangat seru dan edukatif sekali.
Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Astronomi LAPAN Pasuruan  Bapak Dian Yudha Risdiantomenyampaikan bahwa tugas LAPAN adalah melaksanakan pengamatan, perekaman, pengolahan, dan pengelolaan data antariksa dan atmosfer. Terdapat instrument atau peralatan yang digunakan untuk pengamatan benda-benda antariksa maupun pengamatan atmosfer.Dari data yang di peroleh dapat di gunakan untuk keperluan riset dan edukasi keantariksaan, dan masyarakat bisa belajar bentuk matahari, dan benda-benda langit lainya.
LAPAN Pasuruan sendiri memiliki sebanyak 15 alat untuk akuisisi data yang terbagi menjadi 2 kelompok penelitian, yaitu Kelompok Penelitian Antariksa dan Kelompok Penelitian Atmosfer. Salah satu produknya adalah SADEWA.
SADEWA (Satellite-based Disaster Early Warning System) merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi terkait data observasi dan prediksi menggunakan dinamika atmosfer, seperti prediksi hujan maksimal 3 hari ke depan.
Selanjutnya kami menuju sebuah ruangan yang berfungsi sebagai pemantau cuaca di wilayah Indonesia (WIB, WITA, dan WIT), Beliau menjelaskan sangat detail dan dengan sabar menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan oleh peserta didik kami.
Selanjutnya kami menuju sebuah tempat yang datar dan tinggi, di sana sudah tersedia teleskop sunspot dan teleskop H-Alpha yang dikhususkan untuk mengamati aktivitas matahari. Wisata Edukasi ini sangat bermanfaat sekali. Anak-anak bergantian melihat struktur matahari dengan menggunakan teleskop sunspot. Banyak ilmu yang kami dapatkan.
Kunjungan kami akhiri dengan penyerahan cindera mata cangkok pohon mangga Gadung khas Rembang, dan cangkok pohon klengkeng, semoga bisa menambah koleksi tumbuhan di LAPAN, sehingga tambah sejuk dan rindang.
Terima kasih atas sambutan yang hangat dari semua petugas LAPAN, semoga ke depannya kami dapat berkunjung kembali.
Rembang, 22 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H