Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Biarkan Anakmu Menjadi Generasi Home Service

28 Januari 2022   15:06 Diperbarui: 28 Januari 2022   15:15 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN BIARKAN ANAKMU MENJADI HOME SERVICE

Apa itu  generasi home service?

Generasi home service adalah generasi dimana apa-apa minta di layani.

Ayah dan bunda, keluarga merupakan lingkungan pertama yang menentukan tumbuh kembang anak, dalam hal ini orang tua memegang peranan penting sehingga kewajiban orang tua terhadap anak adalah berbagai hal yang harus dilakukan orang tua untuk menjamin pemenuhan hak anak di berbagai bidang, dan orang tua harus memastikan kehidupan anak tercukupi sampai anak tersebut mampu menghidupi dirinya sendiri.

Di Indonesia, kewajiban orang tua terhadap anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014. Undang-Undang tersebut merupakan perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Pasal 26 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa kewajiban orang tua terhadap anak mencakup 4 hal, yaitu :

  • Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak.
  • Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan , bakat, dan minat.
  • Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak
  • Memberikan pendidikan dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.

Kita kembali ke awal cerita, Home service seringkali dilakukan oleh kita orang tua sadar ataupun tidak, misalnya, ketika anak ingin membuka permen atau kue, karena anak tidak dibiasakan untuk mrmbuka permen atau kue sendiri, maka anak akan mempunyai pemikiran "kalau mau permen atau kue harus minta dibukain". Hal ini disebabkan oleh orang tua sendiri yang apabila si anak menginginkan permen atau kue orang tua akan mengatakan "sini ayah atau bunda bukain", hal ini tidak salah, tetapi ada masanya untuk mandiri.

Sebaiknya, "Sini coba Ayah/Bunda ajarkan cara membuka permennya".

Perkataan dan sikap Ayah/Bunda akan membuat anak mencari cara untuk bisa membuka permen.

Sama halnya dengan pekerjaan yang lain, misalnya memakai baju, makan, minum, atau pekerjaan yang lebih mudah.

Pembelajaran tidak akan berhasil instan, akan tetapi perlahan dan konsisten jangan sampai belum berhasil kita sudah mengeluh dulu, misalkan "kalau anakku makan sendiri, makanan akan tumpah dan berserakan kemana-mana ini kan mubadzir dan makan menjadi lama".

Kalau Anak makan selalu kita suapin, maka dalam pikirannya aku akan makan kalau disuapin Bunda, bukan makan karena aku lapar.

Buat semua bunda, maka libatkanlah anak dalam setiap kegiatan, semisal membersihkan rumah, mencuci piring, membereskan kamar, menyiram bunga, memasak, ikut berbelanja, itu sangat bermanfaat sekali.

Walaupun kita harus jauh lebih sabar dalam menemani dan mengajarkannya, lama kelamaan anak akan terbiasa dengan kegiatan tersebut, dan anak akan dengan mudahnya membantu orang tuanya atau orang-orang di sekelilingnya.

Dampak dari Home servise diantaranya akan melahirkan generasi-generasi yang tidak peduli, tidak mau berusaha, maunya dilayani apalagi dengan munculnya berbagai aplikasi yang semuanya menjadi mudah dan kita semakin ingin dilayani dan membuat kita semakin malas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun