Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anakku Guru Istimewa

7 November 2021   13:46 Diperbarui: 7 November 2021   13:54 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anakku Guru Istimewa

Apa yang kita lihat dari seorang anak?

Polos....

Selalu bermain.....

Belum banyak pengalaman...

Manja......

Itulah anak-anak. Pernahkah kita berpikir bahwa kehidupan mereka yang sederhana itu, banyak pelajaran untuk kita?

Setiap kita pernah berinteraksi dengan yang namanya anak-anak. Anak kandung, keponakan, atau anak didik kita yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. 

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil, dari kepolosannya itu, dan ketergantungan mereka pada orang dewasa. Marilah kita tengok ke belakang bagaimana dunia yang pernah kita lewati, yaitu dunia anak-anak, yang penuh tawa, bahagia, dan mengesankan, anak-anak adalah :

Anak-anak adalah anugerah terindah dan amanah yang Allah berikan buat umatnya, bagaimana istri Nabi Zakaria yang berdoa sepanjang waktu, sepanjang hari, agar memiliki keturunan, bagaimana banyak kaum wanita yang berjuang dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit agar memiliki keturunan. 

Maka dari itu kita sebagai orang tua bagaimana mensyukuri anugerah itu dengan cara mendidik anak-anak kita sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat Luqman : 13, yang berbunyi : “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu Ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedjaliman yang nyata.” (QS. Lukman:13).

Anak-anak adalah pembawa rizqi, ketika seorang pria dan wanita menjalin hubungan dalam sebuah hubungan yang suci dan halal dalam bingkai pernikahan, maka sejak saat itu Allah pun menganugerahkan rizqi mereka, dan ketika Allah menganugerahkan bagi keduanya anak keturunan, maka Allah menyertainya dengan rizqi, maka jangan takut dan khawatir anak keturunan kita tidak mendapatkan rizqi. Rizqi yang Allah berikan sudah Allah tetapkan ukurannya. Sesuai dengan kebutuhan kita, maka janganlah gusar dan khawatir. 

Rizqi bukan hanya berupa harta benda, bukan perhiasan yang banyak, uang yang melimpah, rumah mewah, mobil mewah, ada sebuah rizqi yang sering kita lupa, bahwa memiliki anak-anak yang baik, sholeh-sholehah, penurut, berakhlaq baik itu yang sangat luar biasa. 

Perbanyaklah syukur dan sujud agar kita bisa terus mendidik dan membimbing anak-anak kita sampai mereka dewasa, dan bahkan beranak cucu. amin.

Anak-anak adalah cerminan dari orang tuanya, maka jadilah cermin yang baik. Apapun yang kita katakan dan kita lakukan, anak-anak akan cepat meniru. Karena anak-anak adalah peniru yang ulung. 

Ego yang kita miliki, harus bisa kita kalahkan demi masa depan anak-anak, kita harus berusaha bagaimana memberikan suri tauladan yang terbaik. 

Kita sebagai orang tua harus banyak belajar, dan bahkan kita harus belajar dari anak-abak kita, bagaimana sabar dan pemaaf nya mereka, anak-anak akan cepat memaafkan kita, setelah kita marahin, atau bahkan kita bentak. Berdoalah selalu buat kebaikan mereka. 

Seringkali kita menemukan anak-anak yang nakal, dan beberapa penyebab anak menjadi nakal, diantaranya :

Orang tua yang jauh dari pendidikan agama, maka dari itu marilah kita belajar pendidikan agama, bukan buat kita pribadi, tetapi juga untuk bekal kita bagaimana mengarungi bahtera pernikahan, bagaimana mendidik anak-anak kita, agar menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, pribadi yang religius, dan pribadi yang tangguh.

Lingkungan dan teman yang buruk, dengan demikian, marilah kita berikan ke anak-anak kita lingkungan yang nyaman, ramah anak, dan yang menyenangkan, apabila lingkungan diman akita tinggal tidak sesuai denga yang kita harapkan, maka lingkungan keluarga memiliki peran yang penting, ciptakanlah lingkungan rumah yang nyaman, dan menyenangkan, karena anak yang bahagia, adalah anak yang lahir, tumbuh, dan berkembang dari keluarga yang harmonis. 

Teman yang kita dekatkan dengan anak-anak kita, adalah teman yang baik, jangan lelah memberi contoh, dan nasehat. 

Pantaulah selalu, dengan siapa anak-anak kita bergaul dan bermain, bukan berarti kita terlalu mengekang, akan tetapi memantau pergaulannya, agar jangan sampai mereka salah memilih teman. 

Ajaklah anak-anak mengobrol, beri dia kesempatan untuk bercerita, jangan sampai kita tidak merespon apapun, kalau kita sudah gak peduli dengan anak-anak, dia akan bercerita kepada temannya, akhirnya dia merasa nyaman dengan temannya, dan dia tidak tahu temannya itu bisa menjerumuskan dia atau membawa dia ke arah lebih baik.

Pertengkaran atau percekcokan kedua orang tua, sering kali kita berselisih paham atau bahkan bertengkar di depan anak-anak, walau menurut kuita orang dewasa, kita hanya beradu argumen, tetapi di mata anak-anak kita seolah-olah sedang bertengkar, maka hindarilah berselisih atau beradu argumen yang bisa memicu pertengkaran di depan anak-anak. 

Anak-anak yang tumbuh dan selalu melihat perselisihan akan menjadi anak penakut, pendiam, tertutup, atau bahkan sebaliknya akan menjadi anak-anak yang sulit mengontrol emosi, dan keadaan ini akan mempengaruhi perkembangan IQ (intellegence Quotient/kecerdasan intelektual), EQ (Emotional Quotient/kecerdasan emosional) SQ (Spiritual Quotient/kecerdasan jiwa), dan AQ (Adversity Quotient/kecerdasan dalam menyelesaikan masalah).

Perlakuan atau pola asuh yang buruk dari kedua orang tua. Keadaan ini banyak di picu dari ketidak harmonisan hubungan ayah dan bunda, kedaan ekonomi yang tidak stabil, pendidikan yang rendah dari kedua orang tua.

 Perlakuan yang buruk ini menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak terganggu, ketidak percayaan seorang anak terhadap kedua orang tua, mengakibatkan tidak adanya hubungan yang harmonis, yang akhirnya anak-anak mencari kebahagiaan di luar rumah.

Dan pengaruh tayangan film atau game yang mempertunjukkan kekerasan, karena anak-anak adalah peniru, mereka akan cepat meniru, tanpa berpikir panjang tentang risikonya.

Dari beberapa penyebab kenakalan anak-anak, maka peran orang tua sangat menentukan timbulnya kenakalan pada anak, kita memang bukan orang tua sempurna, dengan kehadiran anak-anak kita, kita menjadi sempurna, bersabarlah dalam menghadapi setiap ujian dalam mendidik anak-anak.

Bersyukurlah selalu dalam menemani perjalanan hidup mereka, karena banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kesederhanaan dan kepolosan mereka sebagai anak, anak-anak bagaikan kertas putih yang siap untuk kita beri gambar sesuai dengan keinginan kita, maka gambarlah yang baik dan bagus.  walaupun sangat lelah dan penat dalam mendidik dan membesarkan anak-anak, mari kita bayangkan bahwa kelak di akhirat ada di antara mereka yang tiba-tiba datang menuntun tangan kita menuju surganya Allah SWT.

Bangil, Teh Iin 20/10/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun