Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahagia Jalan Menuju Kesuksesan

31 Agustus 2021   20:32 Diperbarui: 31 Agustus 2021   20:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Latar Belakang Masalah

Saya seorang guru di salah satu Sekolah Negeri, di pinggiran perkotaan, persisnya di belakang komplek pabrik yang terkenal di Jawa Timur.

Alhamdulillah dari tahun 2005 sampai dengan saat ini masih di beri kepercayaan untuk membimbing dan mendampingi siswa kelas 6. Selama pengabdian ini telah mengajarkanku segudang pengalaman baik itu suka maupun duka, dan setiap peristiwa saya lewati dengan bahagia, karena profesi ini adalah pilihan hidup saya, banyak ilmu yang saya dapatkan, banyak teman yang saya temui, membuat saya banyak belajar bagaimana menyikapi setiap persoalan yang saya hadapi terkait dengan profesi saya. Setiap waktu yang saya hadapi dan lewati, dengan menemui berbagai karakter dari peserta didik yang beragam. Hal ini membuat saya bisa mengembangkan wawasan keilmuan terkait bagaimana menghadapi beragam karakter tersebut.

Setiap masalah pendidikan yang saya hadapi selalu berbeda, karena karakter peserta didik yang karakternya beragam antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. tetapi ada satu peristiwa yang sangat menarik bagi saya, seolah-olah menjadi bagian dalam hidupnya.

  • Masalah yang saya hadapi, adalah siswa yang Berkebutuhan Khusus

Namanya Anando, semenjak dia pertama kali masuk ke kelas 4  di lembaga kami, karena dia siswa pindahan dari kota lain. Dan sekolah kami terdaftar sebagai sekolah inklusif jadi sekolah kami harus bisa menerima dan melayani siswa yang berkebutuhan khusus.

Sejak Anando kelas 4, sering saya perhatikan bagaimana tingkah polahnya, yang kadang marah, menyerang, tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia suka menyerang tiba-tiba ke teman atau bahkan penjaga sekolah. Karena Anando bukan siswa kelas 6, jadi saya hanya bisa melihat dari atas (kebetulan kelas 6 ada di lantai 2). Saya lihat guru kelas 4 dan lanjut di tahun berikutnya kelas 5, memperlakukan Anando seperti anak yang kemasukan jin atau syetan, bahkan ada niatan merukyah Anando. Saya hanya bisa memberi saran ke guru kelas 4 dan 5, bagaimana sebaiknya menghadapi Anando yang berkebutuhan khusus. selebihnya mereka yang tahu kondisi sebenarnya. Yang saya tahu, Anando anak yang baik, dan dia suka main ke kelas saya, ketika waktu istirahat tiba.

Saya pelajari kondisi yang dialami Anando, tapi secara kasat mata saja, karena saya juga di sibukkan oleh kegiatan di kelas.

Tibalah Anando di kelas 6, sebelum ajaran baru tiba, aku pelajari satu persatu, terutama yang istimewa, salah satunya Anando. yang saya tahu Anando mengalami tuna laras yang di tandai dengan perilakunya yang sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat atau lingkungan tempat ia berada. Para ahli hukum menyebutnya dengan Juvenile delinquency.  Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991 di sebutkan bahwa tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. sementara masyarakat lebih mengenal dengan istilah anak nakal.

  • Dampak yang diakibatkan dari anak yang mengalami tuna laras.

Dampak yang terjadi, baik dampak akademik, sosial, dan hambatannya. Dampak akademik yang diakibatkan dari kelainan perilaku juga penyesuaian sosial yang sulit, mengakibatkan:

  • Pencapaian hasil belajar Anando jauh di bawah rata-rata.
  • Sering berurusan dengan Guru atau bahkan berhadapan dengan kepala sekolah.
  • Orang tua yang sering di panggil oleh pihak sekolah.
  • Atau bahkan timbul masalah antar orang tua siswa.

Dari rentetan peristiwa, yang menurut saya sangat memilukan sekali, ketika dia kesulitan mengendalikan emosi akibat perilaku teman sekolah yang berlebihan terhadap dia, akhirnya dia akan marah, menendang, dan memukul, bahkan berteriak-teriak. Rasa kasihan dan peduli dalam jiwaku berontak, aku seorang pendidik, aku seorang ibu, dan aku seorang wanita dewasa, seharusnya bisa mengatasi ini. Pertama kali yang saya lakukan adalah:

  • mengetahui latar belakang orang tuanya, keluarganya, bahkan lingkungan tempat dia tinggal.
  • Mengetahui jenis pekerjaan kedua orang tuanya.
  • Mengetahui sedikit banyaknya pola asuh dari kedua orang tuanya.

Satu demi satu penyebab atau pemicu Anando berkelakuan khusus bisa saya ketahui, dan saya pelajari satu per satu. Saya dekati orang yang biasa mengantar dan menjemput Anando, tanpa seperti seolah-olah saya menginterograsi, melainkan bertanya secara halus sebagai bahan agar saya bisa menjawab "apa, bagaimana, siapa, dimana, kapan, dan mengapa".

  • Apa latar belakang yang membuat Anando bersikap demikian?
  • Bagaimana perlakuan keluarga terhadap keistimewaan Anando?
  • Siapa saja yang terlibat dalam pengasuhan Anando?
  • Dimana dia dan keluarganya tinggal?
  • Mengapa Anando bersikap demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun