Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resepsi Mewah Bukan Jaminan Hidup Bahagia

25 September 2018   17:47 Diperbarui: 26 September 2018   14:00 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah-masalah Dalam Keluarga

Saya mengambil satu masalah yang sedang hangat diperbincangkan di Negara kita. Pusat Penelitian dan Pemgembangan (Puslitbang) Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, angka perceraian di Indonesia dalam lima tahun  terakhir terus meningkat. 

Pada tahun 2010-2014, dari sekitar 2 juta pasangan menikah, 15% diantaranya bercerai. Angka perceraian yang diputus pengadilan tinggi agama seluruh Indonesia tahun 2014 mencapai 382.231, naik dibandingkan pada tahun 2010 sebanyak 251.208 kasus.

Saat ini ada 5% pernikahan usia di bawah 15 tahun dari 42%pernikahan di kelompok usia 15-19 tahun. Selain ketidakmatangan emosi, tingginya angka perceraian merupakan kontribusi dari perempuan yang ingin melepaskan diri dari pernikahan dini. Pernikahan dini menyebabkan pasangan yang belum siap menikah tidak menganggap pernikahan sebagai sebuah yang sacral, sehingga perceraian adalah jalan keluarnya.

Penyebab Perceraian

Ketidakcocokan, cinta yang hilang, atau salah satu pihak terpikat pada orang lain, menjadi hal yang sering terjadi sebagai penyebab perceraian. Berikut ini 7 hal yang sering menjadi penyebab perceraian:

Menikah di usia remaja atau di atas 32 tahun
Penelitian menyebut, mereka yang menikah saat remaja (di bawah usia 20 tahun) atau di pertengahan usia 30 tahunan, memiliki risiko tinggi untuk bercerai. Dibandingkan mereka yang menikah di usia 20 tahunan akhir atau awal 30 tahunan. Risiko ini sangat tinggi pada pasangan yang menikah ketika masih sama-sama remaja.

Berdasarkan penelitian yang dipimpin Nicholas Wolfinger, seorang profesor di Universitas Utah. Ia menemukan bahwa menikah setelah melewati usia 32 tahun, kemungkinan seseorang untuk bercerai meningkat 5% setiap tahun. 

Sementara itu, sebuah studi lain yang diterbitkan pada 2015 di jurnal Economic Inquiry, mengungkapkan kecenderungan bercerai meningkat jika dengan tingginya jarak usia antar pasangan.

Laporan Megan Garber dalam The Atlantic, menyebut bahwa studi ini menemukan jarak usia satu tahun, membuat kemungkinan pasangan bercerai 3%. Beda usia 5 tahun meningkatkan risiko cerai hingga 18%. Dan perbedaan usia hingga 10 tahun atau lebih, kecenderungan untuk bercerai 39%.

Suami tidak punya pekerjaan tetap
Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan di Harvard mengungkap bahwa masalah keuangan rumah tangga bukanlah penyebab pasangan bercerai. Namun yang jadi penyebab terbesar adalah  kondisi pekerjaan suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun