Bapak, kalau boleh aku jujur terkadang aku berfikir untuk berhenti dan menyerah, menghancurkan semua impianku. Seringkali keluhan keluar tidak sengaja keluar dari mulutku, tentang bagaimana sulitnya hidup di perantauan, tentang betapa kejamnya pergaulan dan tentang sulitnya bertahan jauh dari bapak dan ibu. Tidak jarang aku melamun memikirkan bapak dan ibu, bagiaman bahagianya aku ketika dulu selalu berada disamping kalian, bagaiamana indahnya masa kanak-kanakku, bagaimana nyamannya aku ketika berada tidur diantara bapak dan ibu.
Aku ingin sekali menjadi putri kecilmu yang selalu bapak gendong, yang selalu bapak suapi, yang selalu bapak ajak bercanda. Bapak betapa aku merindukanmu dan semua masa kecilku.
Bapak, betapa aku ingin selalu menjadi kecil untuk bisa berada  di sisimu
Bapak, aku rindu saat tanganmu mengangkatku ke udara lelu memelukku dengan erat
Bapak, aku rindu akan panggilan sayangmu padaku ketika aku kecil
Bapak, aku rindu khawatirmu ketika aku menangis minta di gendong
Aku rindu Bapak, aku rindu jadi putri kecilmu, aku rindu setiap waktu yang telah habis bersamamu
Bapak, izinkan aku tetap menjadi putri kecilmu yang tak akan pernah tumbuh dewasa. Dimanapun dan bagaimanapun aku mencintaimu, Bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H