Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Say Sorry..

23 Oktober 2017   10:51 Diperbarui: 23 Oktober 2017   11:37 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.hipwee.com

Kata maaf memang sudah sering kita dengar akan tetapi pelaksanaan dari kata maaf tersebut sangat sulit untuk dilakukan kata orang sihh "maaf tidak semudah membalikkan telapak tangan". Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara hati dan ego seseorang, baik itu meminta maaf ataupun memaafkan. Kebanyakan orang lebih memilih bermusuhan dari pada meminta maaf walaupun didalam hatinya merea tidak ingin bermusuhan, akan tetapi karena keegoisan seseorang yang terlalu tinggi dan mengatas namakan harga diri, sering kali kata maaf tidak akan pernah terwujud.

Terkait dengan hal itu, anda sebagai orang tua hendaknya mengajarkan anak anda untuk meminta maaf dan memaafkan. Hal ini harus dilakukan sejak dini agar ketika anak dewasa nanti tidak mudah terbawa egonya meskipun mereka tahu bahwa hal itu adalah salah. Jika orang tua membiasakan sejak dini maka hasilnya seorang anak ketika dewasa nanti akan menjadi seorang yang pemaaf dan mau mengakui kesalahan yang ia perbuat dan tentunya akan menbanggakan anda sebagai orang tuanya.

Berikut ini beberapa tips dalam mengajarkan kepada anak untuk selalu membiasakan meminta maaf dan memaafkan:

1. Contoh langsung

Contohkan bagaimana seharusnya kata maaf itu diucapkan. Misalnya orang tua tidak sengaja menumpahkan makanan pada baju anak lalu katakan, "Maaf ya sayang, mama tidak sengaja menumpahkan makanan di bajumu." Begitu juga dengan kesalahan-kesalahan lainnya. Dengan demikian anak akan terbiasa melihat dari orang-orang terdekatnya mengucapkan maaf ketika melakukan kesalahan.

2. Tunjukkan penyesalan dengan bahasa tubuh

Lakukan kontak langsung ketika mengucapkan kata maaf, misalnya dengan menggeggam tangan, memeluk erat dan mencium. Namun tegaskan pada anak bahwa pelukan dan ciuman hanya boleh diberikan kepada papa,mama,kakak dan adik sedangkan untuk teman, saudara atau orang lain meminta maaf cukup dengan bersalaman.

3. Dorong supaya bertanggung jawab

Selain meminta maaf, ajarkan pada anak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat. Misalnya ketika anak bermain mereka berebut bola lalu si anak tidak sengaja membuat temannya menangis, disitulah peran anda sebagai orang tua mengajarkan anak untuk bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah anak lakukan pada temannya tersebut, misalnya dengan bersalaman sambil berkata "Teman maafkan aku ya mari kita main sama-sama."

4. Berikan apresiasi

Setelah anak berani meminta maaf berikan apresiasi dalam pujian seperti, "Wah pinter kamu sudah berani meminta maaf." Hal ini sekaligus sebagai penguatan bahwa yang dilakukannya sudah benar dan menumbuhkan sikap kegentelan anak ketika anak melakukan kesalahan dan harus meminta maaf.

Dalam mengajarkan kebiasaan meminta maaf pada anak sebaiknya jangan memaksa akan tetapi harus dilakukan secara perlahan dan penuh kesabaran. Memaksa anak untuk meminta maaf hanya akan membuat anak tertekan dan tidak punya kesadaran. Ketika tumbuh dewasa anak tidak akan mempunyai ketulusan untuk meminta maaf sehingga cenderung akan mengulangi kesalahan tersebut.

Orang tua juga harus mengajarkan pada anak kapan kata maaf itu diucapkan, yakni saat menyusahkan orang lain, mencelakai orang lain, membuat orang lain tidak senang dan lain sebagainya. Dan juga orang tua harus memberi tahu bahwa suatu kesalahan yang salah tidak boleh diulangi lagi. Apa jadinya jika anak yang bersalah tidak dibiasakan meminta maaf?

Anak tidak disukai dalam pergaulannya karena bila melakukan kesalahan mereka enggan untuk meminta maaf. Hal ini akan berakibat pada perkembangan sosialnya, apalagi kalau sikap tersebut terbawa sampai mereka dewasa nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun