Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Temperamen Anak

22 September 2017   12:22 Diperbarui: 22 September 2017   12:42 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak memiliki temperamen yang berdeba-beda. Ada anak yang memiliki temperan keras, lembut ada juga yang kombinasi keduanya kadang keras kadang lembut. Nah anak anda termasuk dalam temperamen yang mana?

Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang klasifikasi temperamen, saya akan sedikit menjelaskan apa sih temperamen itu?

Menurut Dariyo, 2007 dalam psikologi kepribadian konstitusi  (constitution personality psychology) temperamen diartikan sebagai cairan biokimia dalam darah yang mempengaruhi perilaku untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan hidupnya. Jadi temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan. Temperamen juga bisa diartikan sebagai sifat batiniah yang relatif konsisten dan menetap dalam dirinya yang mempengaruhi perbuatan, perasaan dan pikiran.

Temperamenlah yang mempengaruhi kita dalam bersikap & berperilaku. Meskipun temperamen bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi seseorang, namun tetap harus diakui bahwa temperamen memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku hidup kita, termasuk cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Lalu apa saja sih klasifikasi temperamen?

Menurut Chees dan Alexander Thomas membagi temperamen menjadi 3 tipe:

  1. Easy Child. Anak yang berada dalam temperamen ini memiliki mood yang positif, gampang diatur, bisa beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan dan pengalam barunya. Anak dengan temperamen ini sangat mudah merasa aman sehingga mereka mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Untuk anak dengan tipe ini seharusnya kita sebagai orangtua mengenalkan batasan atau rambu-rambu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Misalnya "orang asing tidak boleh sembarangan memegang atau bahkan mencium si anak. Atau jangan langsung percaya dan ikut jika diajak oleh orang asing tersebut."
  2. Difficult Child.Anak yang berada dalam temperamen ini memiliki reaksi negative, sering menangis, susah diatur, susah makan, susah tidur segala sesuatunya susah, rutinitasnya tidak teratur dan lambat menerima perubahan. Sikap kita sebagai orang tua tidak boleh mamaksa anak untuk beradaptasi dengan makanan atau orang yang baru dikenal. Orang tua bisa mengenalkan anak secara perlahan pada lingkungan yang baru sampai anak mulai merasa nyaman dengan lingkungannya.
  3. Slow To Warm Up Child. Anak yang berada dalam temperamen ini memiliki tingkat aktivitas yang rendah, agak negative dan menunjukkan intensitas yang rendah. Anak dengan tipe ini membutuhkan waktu untuk terlebih dulu mengenal lingkungannya dan ketika sudah merasa nyaman, anak dapat beradaptasi. Kita sebagai orang tua hanya harus memberikannya sedikit waktu dan bersabar sampai anak merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan sendirinya.

Dari penjabar di atas para orang tua bisa mengenali tipe-tipe temperamen anak sejak dini agar tidak salah dalam pola pengasuhannya. Memang kebanyakan dari kita menginginkan anak dengan tipe yang mudah diatur dan tidak rewel. Tapi itulah tantangannya jika kita memiliki anak dengan tipe temperamen yang Difficult maka kita harus lebih bekerja ektra dalam pola pengasuhannya. Kita tidak bisa menuntukan apakah anak kita lahir dengan Easy, Difficult atau bahkan Slow Childkita hanya bisa mengarahkannya menjadi lebih baik lagi.

teSemoga bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun