Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tomorrow, Drama Fantasi yang Banyak Mengajarkan Empati

19 Mei 2022   10:53 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kita rasakan, ketika malaikat maut melakukan malpraktik? Saat kita yang berniat mulia menolong orang yang hendak bunuh diri malah justru harus berakhir pergi ke alam baka.

Alkisah, tersebutlah Choi Jun Woong (Ro Woon) seorang pemuda penuh semangat yang selalu berusaha melamar pekerjaan namun tak kunjung berhasil. Meski begitu Jun Woong tak pernah patah arang. Tiap kali gagal, dia akan mencoba lagi dan lagi. Hingga pada suatu hari ketika hidup terasa makin menyesakkan, ia bertemu dengan seseorang yang hendak bunuh diri dengan melompat ke sungai. 

Melihat hal tersebut, Jun Woong tak bisa tinggal diam. Namun apa hendak dikata, orang yang ditolongnya selamat, tapi Jun Woong harus berakhir koma di rumah sakit.

Usut punya usut, ternyata semua ini terjadi karena adanya kesalahan teknis dua malaikat maut Koo Ryeon (Kim Hee Seon) dan anak buahnya Lim Ryung Gu (Yun Ji On). Untuk meminimalisir dampak, maka sang pemegang otoritas alam baka yang juga dikenal dengan nama Jumadeung  (Kim Hae Sook) pun mengambil kebijakan bahwa masa koma Jun Woong bisa dipersingkat durasinya apabila ia mau bekerja di Jumadeung. Jun Woong pun mengiyakan hal tersebut. Dan singkat cerita, ia pun betgabung dengan tim manajemen krisis pimpinan Koo Ryeon.

Layaknya sebuah perusahaan besar, Jumadeung pun demikian. Tiap-tiap tim dikepalai oleh seorang manajer dengan tugas yang berlainan. Berbeda dengan tim lainnya yang memiliki banyak staf, tim manajmen krisis hanya terdiri dari  Koo Ryeon, Ryung Gu dan Jun Woong. 

Tugas mereka pun sangat berat, yaitu mencegah orang yang hendak bunuh diri. Berhasilkah trio ini mengemban tiap misinya? Monggo silahkan ditonton karena drama ini masih on going dan sebentar lagi tamat.

Bagi saya yang tidak terlalu suka dengan genre fantasi, Tomorrow terasa menyegarkan. Meskipun tema yang dibawakan sangat sensitive tetapi mampu dieksekusi jauh dari kesan depressive. 

Hal ini mungkin ditolong dengan gaya penceritaan yang cenderung komikal dan penokohan yang memiliki sense of humour yang unik. Tentu saja semua tak akan terjadi tanpa plot yang baik dan kerja acting yang brilian dari masing-masing artis.

Beberapa kisah yang sudah tayang dan saya ingat adalah kasus Eun Bi yang ingin sekali mengakhiri hidupnya karena merasa tidak mampu lagi bertahan dengan memori perundungan di masa silam. 

Meski sudah menjadi pekerja yang baik, namun bayang-bayang dirinya yang terus menerus dibully oleh Hye Won dan teman-temannya di sekolah Kembali menyeruak ketika pada satu kesempatan, ia harus bekerja dengan Hye Won.

Pada kisah ini kita akan dihantam kesadaran akan bahaya bullying. Meskipun kejadian itu telah berpuluh tahun berlalu, namun sang korban tak akan bisa melupakan begitu saja. Isu perundungan memang kerap sekali diangkat pada drama korea dengan harapan agar angka bullying bisa semakin berkurang.

Kasus lain yang masih lekat adalah tentang Jae Soo. Jae Soo adalah sahabat Jun Woong. Keduanya sama-sama pemuda yang penuh semangat, keduanya sama-sama gigih untuk memperjuangkan apa yang diinginkan. Namun nasib berkata lain. 

Bagi Jae Soo, hasil mengkhianati usaha. Pergulatan emosi yang apik disuguhkan dalam kasus ini. Meski tetap diselingi dengan adegan kocak, namun rasa sesak dan lega akan silih berganti dirasakan.

Tomorrow mengangkat banyak isu yang sebelumnya mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran bahwa hal tersebut akan menjadi pemicu seseorang ingin mengakhiri hidupnya. 

Oleh karena itu, menonton drama ini juga seperti membangun kepekaan-kepekaan baru kita agar bisa lebih berempati dengan orang lain dan lebih perhatian akan signal-signal negative yang sebenarnya seringkali dikirimkan baik secara sadar ataupun tidak sadar oleh orang yang ingin bunuh diri.

Korea selatan merupakan negara maju dengan tingkat bunuh diri yang memprihatinkan, bahkan menduduki peringkat tertinggi di antara negara anggota OECD dengan angka keamtian sebesar 25,7 kematian/100 ribu orang di tahun 2020 atau sekitar 13 ribu orang meninggal selama periode 2020. 

Berbicara mengenai bunuh diri memang tak bisa hanya dengan mengandalkan narasi tunggal. Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Daya tempa dan kekuatan mental masing-masing orang tentu saja tak bisa disamakan. Aku mampu menghadapi masalah seperti ini kenapa engkau tidak? Kurangnya empati seperti inilah yang seringkali justru memperparah keadaan.

Kembali lagi pada Tomorrow. Meskipun drama ini murni sebuah fiksi fantasi, namun tidak ada salahnya untuk menontonnya, tentu saja jika anda memang tidak memiliki masalah dengan topik yang disodorkan. 

Bagi saya, drama ini cukup menghibur dan menjadi sebuah tontonan yang nyaman dilihat meskipun mengusung tema yang sama sekali tidak nyaman.

Tak perlu membiasakan diri akan pesan moral apa yang didapat dengan melihat sebuah sinema, namun semoga ruang-ruang empati anda akan bertumbuh seiring dengan episode demi episode yang terlewati. Sehingga orang-orang yang merasa sendiri bisa merasa ada yang menemani ketika banyak orang yang mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga harapan untuk Kembali menatap mentari esok hari kembali bersemi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun