Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tomorrow, Drama Fantasi yang Banyak Mengajarkan Empati

19 Mei 2022   10:53 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kisah ini kita akan dihantam kesadaran akan bahaya bullying. Meskipun kejadian itu telah berpuluh tahun berlalu, namun sang korban tak akan bisa melupakan begitu saja. Isu perundungan memang kerap sekali diangkat pada drama korea dengan harapan agar angka bullying bisa semakin berkurang.

Kasus lain yang masih lekat adalah tentang Jae Soo. Jae Soo adalah sahabat Jun Woong. Keduanya sama-sama pemuda yang penuh semangat, keduanya sama-sama gigih untuk memperjuangkan apa yang diinginkan. Namun nasib berkata lain. 

Bagi Jae Soo, hasil mengkhianati usaha. Pergulatan emosi yang apik disuguhkan dalam kasus ini. Meski tetap diselingi dengan adegan kocak, namun rasa sesak dan lega akan silih berganti dirasakan.

Tomorrow mengangkat banyak isu yang sebelumnya mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran bahwa hal tersebut akan menjadi pemicu seseorang ingin mengakhiri hidupnya. 

Oleh karena itu, menonton drama ini juga seperti membangun kepekaan-kepekaan baru kita agar bisa lebih berempati dengan orang lain dan lebih perhatian akan signal-signal negative yang sebenarnya seringkali dikirimkan baik secara sadar ataupun tidak sadar oleh orang yang ingin bunuh diri.

Korea selatan merupakan negara maju dengan tingkat bunuh diri yang memprihatinkan, bahkan menduduki peringkat tertinggi di antara negara anggota OECD dengan angka keamtian sebesar 25,7 kematian/100 ribu orang di tahun 2020 atau sekitar 13 ribu orang meninggal selama periode 2020. 

Berbicara mengenai bunuh diri memang tak bisa hanya dengan mengandalkan narasi tunggal. Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Daya tempa dan kekuatan mental masing-masing orang tentu saja tak bisa disamakan. Aku mampu menghadapi masalah seperti ini kenapa engkau tidak? Kurangnya empati seperti inilah yang seringkali justru memperparah keadaan.

Kembali lagi pada Tomorrow. Meskipun drama ini murni sebuah fiksi fantasi, namun tidak ada salahnya untuk menontonnya, tentu saja jika anda memang tidak memiliki masalah dengan topik yang disodorkan. 

Bagi saya, drama ini cukup menghibur dan menjadi sebuah tontonan yang nyaman dilihat meskipun mengusung tema yang sama sekali tidak nyaman.

Tak perlu membiasakan diri akan pesan moral apa yang didapat dengan melihat sebuah sinema, namun semoga ruang-ruang empati anda akan bertumbuh seiring dengan episode demi episode yang terlewati. Sehingga orang-orang yang merasa sendiri bisa merasa ada yang menemani ketika banyak orang yang mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga harapan untuk Kembali menatap mentari esok hari kembali bersemi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun