Bagi saya yang lebih mementingkan kualitas dan kuantitas komentar daripada isi tulisan, tentu saja hal ini sangat berdampak negative. Satu persatu kawan-kawan mulai jarang memunculkan diri di kompasiana, saya pun demikian. Ndilalahnya lagi koq hal itu juga menular ke ajang kopdarannya. Menurut teman-temin yang rajin presensi, katanya dari tahun ke tahun kompasianival makin lesu kurang gairah, kurang tenaga, kurang hoaxnya ea ea. Saya sendiri sih sudah berhenti datang di 2015 kemarin.
***
Ahh, tak bijak rasanya kalau saya malah mengakhiri cerita yang seharusnya indah ini dengan kisah sendu.
Satu yang pasti, sampai kapan pun kompasiana akan selalu mendapat ruang di hati saya. Dari blog keroyokan ini saya banyak bertemu dengan orang-orang hebat, dengan orang-orang baik dan menyenangkan, bahkan banyak diantaranya yang sudah seperti sedulur dhewe sampai sekarang meski kami semua datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Hal-hal seperti inilah yang membuat saya akan selalu merindukan kompasiana.
Jadi sebelum saya pungkasi semuanya, sekali lagi saya ucapkan happy 9th anniversary buat mbak uni. Semoga tetap rajin menulis disini, semoga selalu baik hati dan semoga saya yang dapat hadiahnya nanti uhuy....
---------------
Catatan sikil:
Semua foto yang dipajang adalah hasil nyolong di lapaknya mbak unny dessy (sudah ada tanda air nya gaes),  dan lainnya kemungkinan besar adalah hasil jepretan babeh helmi. Jadi saya izinnya sekalian disini saja nggih, ndak boleh marah beh kalau nggak mau kuri jadi kari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H