Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sicario : Idealisme, Profesional dan Zona Abu-Abu [Bukan Review]

7 Oktober 2015   09:25 Diperbarui: 7 Oktober 2015   09:25 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Emily Blunt sukses memainkan karakter Kate yang mengalami tekanan psikologis luar biasa yang mampu mendegradasi mental dan kepercayaan dirinya, Kate adalah tokoh utama yang tidak kuasa untuk berbuat apa-apa sehingga seolah menjadi representasi penonton yang kemudian hanya bisa menjadi saksi bahwa walaupun tak ingin, hal itu toh harus dilakukan juga, dan kegalauan maha dahsyat itu dimainkan Blunt dengan sangat apik.

 

Di jajaran pemain selanjutnya adalah Josh Brolin yang memerankan agen CIA angkuh, slengekan, semaunya namun pedenya level akut. Ahh kalau bapak yang satu ini sih tak perlu lagi saya komentari aktingnya, sangat menyebalkan tentunya, menyebalkan dalam arti luar biasa tentunya.

 

Namun tentu saja saya harus angkat topi untuk permainan Benicio del Toro yang memerankan Alejandro, tokoh kunci yang misterus dalam misi yang misterius ini dimainkan dengan sangat sempurna, rapuh tapi garang, sesaat bisa menjadi pribadi baik tapi selanjutnya berubah menjadi keji tak berperi. Alejandro adalah kunci dari misi misterius ini, dan semuanya akan terjawab sebelum adegan berakhir.

 

***

Tak salah kalau film ini menerima nominasi di ajang Cannes, Sicario bukanlah film Crime Thriller biasa yang hanya menggabungkan aksi dan drama disana sini, film ini lebih menjual sebuah cerita yang sebenarnya juga ada dalam hidup ini, ada kepentingan-kepentingan yang lebih tinggi dari sebuah peristiwa, bahwa kebenaran mutlak akan mengalahkan ketidakbenaran adalah sebuah hal yang sedikit mustahil karena semua orang berhak mengklaim kebenaran dari versinya sendiri dan itulah yang terjadi.

 

Oh ya, mendadak saya ingin nggambleh, sungguh tidak ada maksud dalam benak saya yang kerdil untuk membawa sebuah sentimen tertentu, namun seperti sering terlihat di film-film mafia atau kartel narkoba, para pemimpin organisasi kejahatan ini selalu digambarkan sebagai pribadi yang taat agama dan sayang keluarga, pikiran saya kemudian menerawang dengan membandingkan para penjahat negeri yang terlibat dalam kasus ngemplangi duit rakyat cilik dan koq ndilalah sebagian besar dari mereka juga cerminan manusia saleh yang lagi-lagi memiliki keluarga yang apik dan bernorma, dimanakah letak agama bagi mereka ataukah sesungguhnya cukuplah berbuat baik kepada keluarga dan orang-orang yang dicintai saja, karena orang-orang diluar lingkaran itu hanyalah butiran debu yang hanya sanggup menjadi klilip dan menyakitkan mata sahaja. Ahh apa yang kita lihat memang sering hanya sebuah fatamorgana, ah serius amat saya kaya orang sok pintar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun