Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sicario : Idealisme, Profesional dan Zona Abu-Abu [Bukan Review]

7 Oktober 2015   09:25 Diperbarui: 7 Oktober 2015   09:25 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dalam misi itu pula Macer bertemu dengan sosok lelaki misterius bernama Alejandro Gillick (Benicio del Toro), pria yang mengaku bisa berasal dari mana saja dan mendapat posisi penting dalam pelaksanaan misi berbahaya ini.

 

Dari sinilah cerita dimulai kembali, Villeuneuve mulai mempermainkan penonton dengan kejeniusannya mengontrol pergerakan plot dengan menampilkan visualisasi menawan dari berbagai sudut kamera. Adegan kebut-kebutan di jalanan meksiko yang rawan disajikan dengan sangat menegangkan, Juarez yang kumuh dan gelantungan mayat di kolong jembatan digambarkan dengan dramatis, apalagi dengan latar belakang music Johannsson sukses membuat penonton merasakan sebuah ketidaknyamanan yang mendebarkan yang berakhir klimaks di ketika jalan padat merayap karena mogoknya sebuah mobil.

 

Dari rentetan adegan menegangkan penonton diredakan dengan kekesalan Macer yang merasa dipermainkan dalam misi ini karena sama sekali buta dan tidak tahu apa yang sebenarnya tengah dihadapinya. Macer pun meminta rekannya Reggie (Daniel Kaluuya) untuk diikutsertakan dalam misi entahlah ini, karena dia kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa.

 

Bagaimana kisah ini akan berakhir? Sebaiknya monggo dipirsani sendiri di layar tancep terdekat mumpung masih gris kinys-kinyis tapi nggak pakai matang linggis. Yang jelas jika ingin menikmati film ini dengan nyaman, maka diperlukan sebuah kesabaran, perhatian dan ketelatenan merangkai adegan yach mirip-mirip kalau sedang mendekati gebetan supaya njenengan tidak merasa bosan, bingung dan akibatnya ngoceh-ngoceh sendiri dalam gedung bioskop karena sudah mentok, mau nerusin nonton ndak mudeng, mau keluar ruangan sayang duitnya…hwarakadah.

 

***

Apa yang dihadapi Kate dalam Sicario mungkin juga pernah dialami njenengan, bahwa dalam kehidupan nyata seringkali kita tidak bisa menghadapi sesuatu yang jelas dibedakan yaitu hitam dan putih saja, manusia mau tidak mau juga harus bermain dalam zona abu-abu yang bisa membuat langkah manusia menjadi gamang antara menegakkan idealisme dan bersikap professional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun