He em, pasti sekarang njenengan langsung ngasih stempel di jidat saya sebagai golongan manusia yang bisanya cuma sinis dan nyinyir, lha nek kalo itu yang terjadi maka saya juga gantian ngecap njenengan sebagai priyayi yang hobi jadi juri bagi kehidupan orang lain hahaha, biar impas. Bukan-bukan itu sebenarnya yang saya maksud dari tulisan ini, saya akui banyak sarkasme di sini namun percayalah saya tidak bermaksud untuk menyinggung dan menyakiti pihak manapun, tulisan ini murni guyon dan sedikit mengajak njenengan untuk berpikir absurd dan memandang sebuah hal tidak hanya dari sudut pandang njenengan sendiri. Karena terus terang saya sering ketularan prihatin dengan banyaknya pertengkaran akhir-akhir ini yang semuanya berawal dari persoalan perbedaan cara pandang.
Â
Sungguh ndak ada yang salah dengan yang namanya perbedaan wong memang kita semua mahlukNya diciptakan dalam keadaan yang tidak sama untuk bisa bekerjasama dan saling melengkapi demi kebaikan dunia ini, maka adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk bisa menghargai pilihan masing-masing individu, termasuk juga pilihan status (masih) lajangnya, bukan hendak membela para single fighter tapi saya jadi teringat cerita mudik bertahun lampau, seorang teman bilang bahwa dia akan menikah setelah lebaran. Pernikahan ini adalah yang ketiga kalinya setelah dua terdahuunya kandas karena berbagai sebab, senang mendengarnya tapi getir mengingat penyebabnya, maka jika saat ini njenengan sudah merasa pada titik kehidupan terbaik dengan keluarga yang lengkap dan berbahagia, jagalah mereka senantiasa dengan segenap cinta dan kasih sayang yang njenengan punya.
Â
Bagi saya sendiri tak ada ada yang salah dan tak ada masalah kalau njenengan adalah lajang atau non lajang, ndak usah terlalu diribetkan masalah itu. Ada saatnya yang terpisah akan dipertemukan dan ada saatnya yang bersama akan dipisahkan, semua ada momentumnya masing-masing , sepanjang njenengan menjalani kehidupan dengan baik dan syukur-syukur bisa memberi kemanfaatan bagi orang lain itu semua sudah luar biasa sehingga kelak kita bisa lulus sebagai manusia.
Â
Â
Â
Â
Â
Â