Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Tapi Pak, Saya...[21++]

10 Oktober 2012   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:58 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hawa…..kamu tahu kan kenapa saya panggil ke sini”

“maaf pak, ada apa ya?”

“bapak ingin mengingatkan kamu, cicilan uang gedungmu masih nunggak ya, harap segera dilunasi akhir bulan ini”

“tapi pak…..apa tidak bisa diperpanjang lagi”

“kali ini tidak ada tapi, bapak kan sudah memberitahu tiga kali, dan ibumu juga sudah setuju dengan hal ini”

***

“yak…sekarang kalian coba kerjakan soal yang sudah ibu tulis di papan”

Beberapa saat kemudian

“Opik….maju dan kerjakan”

Sesampainya di depan

“Opik, mana sepatumu?kan sudah ada aturan kalau ke sekolah jangan memakai sandal apalagi sandal japit butut itu, kakimu juga tidak sakit bukan?....kembali ke tempat dudukmu”

“tapi bu, saya….”

“sudah, Andee..kamu saja yang kerjakan”

***

“Ibu absen dulu ya….”

“ya buuuuu…….”

“AA”

“ada bu”

“Alia”

“hadir bu”

“Kolis”

“ya buuuu….”

“Youly”

“selalu siap bu”

“Slamet….”

…..hening sejenak

“Slamet!!!!!!”

“Slametttttt!!!!!!!”

“ii..iii…iiya bu…saya”

“bandel ya kamu malah enakenakan tidur di kelas, lekas cuci muka dan jangan kembali ke kelas”

--------------------------------

Dua jam sebelumnya

“Maaf ya nak, lagi-lagi hari ini sarapannya cuma nasi putih sedikit…”

“ahh..nggak papa bu, biar slamet sama opik saja yang makan, hawa masih bisa nahan lapar koq”

“enggak ah kak, kita makan sama-sama pokoknya” kata slamet

“nanti kalo kamu nggak kenyang makannya, bisa-bisa kamu lapar, lemes terus ngantuk pas di kelas” hawa menasihati

“enggak mungkin lah kak, slamet kan pendekar gitu lho”

“ya udah kalo gitu…ayo kita makan rame-rame”

“oh ya, opik, ibu janji minggu depan baru bisa beli sepatu buat ganti yang kemarin jebol itu,, kamu pakai sandal dulu, nanti bilang sama bu guru alasannya ya”

“iya bu..”

“hawa, cicilan uang gedungmu baru bisa ibu bayar separuh di akhir bulan ya, soalnya uang ibu sebagian buat bayar utang di warung mbak nunik”

_______________000…000__________________

terkadang manusia hanya memandang dari satu sisi dimana ia berdiri dan yakin bahwa apa yang dilihatnya adalah pasti benar, namun bukankah tidak selalu demikian?...terkadang orang yang mengaku waras bahkan bisa kalah dengan orang yang tidak waras, mau contoh?ahhh sudah banyak koq di sekeliling kita.

Nah..sebagian besar orang tentu mengaku dirinya waras donk, terus bagaimana dengan yang mengaku kenthir???benarkah mereka tidak waras?ataukah suatu saat mereka akan tetap kenthir?hehehe…jawabannya sesaat lagi setelah iklan-iklan yang mau lewat….

Selamat Kenthir Planet Ultah ;)

Kesamaan nama dan tempat kejadian murni karena unsur kesengajaan, kalau ada yang marah dan tersungging harap segera ke RSJ terdekat, salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun