Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lelah Datang, Empati pun Hilang

13 Juli 2012   09:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin malam kebetulan saya pulang dari luar kota, pukul 7 malam saya sudah "ndlosor" di tempat pengambilan bagasi. Melihat suasana terminal dua yang sudah seperti terminal kampung rambutan, saya pun hanya bisa pasrah kalau awal perjuangan pulang baru dimulai nanti di pool damri (huahaha...keliatan cari ngiritnya)

Setelah beberapa saat lesehan akhirnya tas isi gombal saya lewat juga...bersama seorang teman saya pun langsung ngibrit keluar , dan olala hasil penerawangan saya tepat adanya, calon penumpang bus damri berjubel penuh sesak seperti abege antri tiket konser suju (eh emang suju masih terkenal kah)... #langsungdilemparfansnyapakaisepatubaru.

Karena masih belum terlalu larut, saya pun memutuskan tetap menunggu lewatnya bus, syukurlah masih ada tempat duduk tersisa karena sebagian besar calon penumpang merangsek sampai bahu jalan agar lebih cepat berebut masuk ketika bus tiba. Satu, dua, tiga...lima belas...empat puluh...weleh weleh ...bus yang saya tunggu tak kunjung datang jua, kesabaran saya yang memang hanya level rendahan pun akhirnya habis, saya ajak teman naik taksi saja (maklum landak lagi punya duit wkwkwk...kaya koq sombong), tapi setelah saya kontak teman yang nunggu taksi, ternyata dia juga masih ngantri...weww...gak jadi deh mending acara menggelandang dilanjutkan sebentar. Dari info yang saya dapat dari petugas ternyata memang banyak bus terhambat dikarenakan parahnya kemacetan yang salah satunya disebabkan oleh adanya demo buruh.

Karena alasannya begitu, ya sudahlah mau apalagi, naik kendaraan apa saja juga bakal sama nasibnya, kecuali tiba-tiba saya dijemput iron man dan diajak mabur ... wah pasti romantic #apaansih. Setelah sukses menunggu sambil makan kuaci dengan pemandangan wajah-wajah kuyu dan lelah dari calon penumpang masih menumpuk....akhirnya dua jam kemudian.....bus yang ditungggu mulai terlihat...woops...semua langsung berhamburan ke tengah jalan, mulai terlihat deh hukum siapa kuat dia yang menang, bapak-bapak berbadan besar dengan suksesnya bisa masuk duluan, sedang orang yang fisiknya kurang prima tercecer ke belakang. Saya yang sudah sempoyongan mabuk angin dan kuaci ditambah teman saya yang sedang hamil setengah tua memutuskan bersikap sedapatnya saja, dan benar saja...setelah masuk ke dalam, semua tempat duduk penuh terisi, bahkan banyak juga yang harus terpaksa berdiri daripada terlalu lama menunggu bus berikutnya.

Ketika tahu bahwa teman saya sedang mengandung, sopir dan kondektur berinisiatif mengumumkan agar ada yang "rela" memberikan tempat duduknya ... namun wuzzz.... hanya dalam hitungan sekian detik saja, hampir semua mata terpejam, kepala terkulai dan mulut sedikit menganga...yeach...semuanya posisi sleeping beauty...entah beneran tidur karena lelah, entah hanya pura-pura tidur karena tidak mau memberikan tempat duduk, atau memang berpikir wong sama-sama bayar koq disuruh-suruh..ya sudahlah acara ndlosor dimulai lagi deh wkwkw, apalagi teman saya walaupun perutnya sudah membuncit namun dia santai saja, langsung saja pewe di dekat tangga keluar pintu depan setelah minta ijin sopir terlebih dahulu dan saya pun ikoooootttt hahahahaha.

Namun dikarenakan parahnya kemacetan akhirnya bus harus muter-muter kaya uler dulu, baru kali ini saya pulang dari Soetta ke pasar minggu harus lewat priok dulu..kirain mau bablas sekalian sampai purwodadi hahahaha.....dan dua jam perjalanan kami lewati dengan riang hati karena mendapat tempat duduk ekslusif ini,viewnya lebih asyik lho. Oh ya setelah penumpang mulai berkurang, saya pun bisa melihat ke belakang, dan pemandangannya lebih mencengangkan karena beberapa penumpang yang berdiri justru yang sudah sepuh-sepuh ... dan yang muda-muda lebih memilih duduk bercengkerama di samping mereka.

Oke deh...itulah realitanya, memang tidak ada yang salah karena tidak ada aturan hukum yang mengharuskan kita memberikan tempat duduk kepada orang yang lebih memerlukan, pun tidak ada yang bakal masuk penjara kalau memilih cuek saja, ini hanya masalah etika saja kawan...namun jika kita masih bisa berbagi kenapa tidak...hitung-hitung hihihihihi....

-------------------------------------------------------------

Selamat sore semuanya....semoga mendungnya langit tak membuat hati menjadi mendung....makan mie rebus yuks...nyem nyem  ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun