Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tak Kan Lari Jodoh [Tiket] Dikejar

19 Mei 2014   22:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:21 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi siang sore dan malam kawan-kawan, apa kabar? Semoga pada sehat, pada banyak duit, pada nambah cakep yak. Maklum sudah lama nggak nengok rumah sehat ini, entah apa kompasiana masih tetap sehat atau lagi kejang-kejang kena tetanus.

Lama ndak nulis itu ternyata mbikin otak dan jari-jemari ndak sinkron, banyak hal yang seperti mau diungkapkan tapi susahnya minta ampun untuk diketikkan, tapi baiklah daripada saya nggambleh yang tak berujung mending saya mulai aja curcolan nya, jarang-jarang lho saya curcol, biasanya sih curanmor .bagi yang sudah berasa mules karena mbaca prolog ini saya persilaken ke belakang sebentar, tapi ntar balik lagi ya, soalnya ngapain juga lama-lama ke belakang apa ndak bau.

***

Kalo dipikir-pikir lebaran itu lak masih lama to ya, ada sekitar 3 bulanan lagi, tapi yang namanya orang mbingungi tiket mudik sudah melebihi ramainya pasar kaget di kampung saya dulu. Lha yo maklum, namanya orang rantau pasti punya keinginan kuat untuk bisa pulang niliki sodara-sodara di kampung, hal itu pun berlaku untuk saya yang di ibukota ini cuma numpang nyari duit buat beli maem. Sebenarnya ini juga bukan taun pertama saya mudik, tapi ndak tau kenapa sepertinya koq pemudik tahun ini seperti berlipat ganda banyaknya, apa pada membelah diri mirip amoeba atau mereka berhasil dikloning yak, hmm.

Setelah beberapa tahun sebelumnya saya lebih memilih mudik dengan montor mabur karena alasan kepraktisan dan kecepatan,  tahun ini saya bertekad pingin mudik pake moda transportasi yang menurut saya paling dramatis romantis meringis, apalagi kalau bukan naik sepur alias kereta api. Soale kebetulan mulai tahun ini tu sepur  berhenti di stasiun deket rumah yang lama sekali hanya menjadi sebuah stasiun kecil tak terawat dan hanya sebagai tempat numpang lewat semata. Jadi nikmat mana lagi yang engkau dustakan, heuheuheu.

Okay, seperti yang sudah diketahui bahwasanya jaman sekarang ini tiket kereta api sudah bisa dipesan H-90 lewat on line, maka saya pun bersiap untuk tempur. Namun dikarenakan otak saya yang kurang sesendok ini bukannya saya diem biar saingan rebutan tiket nya gak membludag, lha koq malah saya koar-koar di twitter sok bikin kultwit tentang bagaimana cara beli tiket kereta api online. Sontak saja saya langsung dikepruk seorang follower yang kebetulan kompasianer dan kebetulan juga calon pemudik yang mau ikutan rebutan tiket. Demi menjaga nama baik maka saya sebut saja inisialnya dina sulistyaningtias.

Dan ternyata saudara-saudara, perburuan tiket yang dimulai dini hari pukul 00.00 berlangsung seru dan menegangkan, bagaimana tidak, website PT. KAI yang biasane adem ayem dan lancar jaya kalau diakses tiba-tiba mak pet, susah banget. Buffering gak rampung-rampung dan hasil akhirnya selalu blank #akuraisoopoopo.Saya pun nyerah saja setelah dua jam bertarung di padang kurusetra, mending nerusin bobok cantik dan bodo amat mau dapat tiket mudik atau tidak.

***

Esok paginya saya mbaca di beberapa portal berita ternyata tiket mudik kereta api sudah ludes terjual, trus dapat pesan wazapan dari kompasianer berinisial DS bahwa beliau berhasil hattrick plus satu , wow pencapaian yang luar biasa di tengah pertempuran maha dahsyat ini, disaat yang lain manyun gigit roti lha koq Bu DS alias Bu Kepsek Koplak malah bisa dapat 4 tiket, sungguh mengagumkan semangat juangnya huhuy.

Dasar pemalas saya tetep aja ndak ada usaha lagi buat telpon call center 121 atau sekedar nengok website PT. KAI siapa tahu sudah waras pagi ini, lha gimana mau usaha, begitu tak pencet tuts angka 021121 langsung mak tut tut tut ..mirip orang cantik lagi kentut. Onlen nengok website? Langsung terpampang jadwal kereta berisi tulisan mereh di sebelah kanan HABIS. Yowis to, eh mak bedundung ujug-ujug tetiba saya dapat pesan ternyata teman saya yang tak titipi nyariin juga bilang kalau dapat tiket saya walaupun dia nyuruh orang lagi haish, huhuy…ternyata rejeki orang cantik ndak akan kemana. #dikepruk

***

Kisah mbulet itu pun berulang lagi untuk tiket arus balik dan tiket kereta tambahan lebaran, dan Alhamdulillah saya sudah dapat keduanya walau dengan perjuangan yang sangat biasa saja. Ah sungguh membuat saya tak habis pikir, berapa banyak sih sebenarnya orang yang mudik? Lantas kalau dalam waktu 5 menit tiket bisa amblas gitu, padahal semua orang pada mengeluh ndak dapat tiket, njuk sopo sebenarnya yang dapat tiketnya hayo? Wis embuh daripada saya berburuk sangka mending berburuk rupa #ehh.

Padahal tahun lalu pengalaman saya mencarikan tiket kereta lebaran buat teman lewat website resmi PT. KAI gampang-gampang saja, malah saya online nya sudah agak siang, lha tahun ini koq sudah direwangi mata diganjel film tetep aja ndak bisa dapat. Mungkin saja ini disebabkan sekarang semua orang sudah punya akses online, ibarat sebuah pintu terbuka langsung diserbu orang seribu secara barengan, akibatnya yang bisa masuk cumin segelintir dan yang lainnya langsung njungkel nabrak tembok.

Ya sudahlah, kalau kebetulan ada diantara teman-teman yang berniat mudik naik kereta api dan belum mendapatkan tiket sekarang mending cari alternative lain lagi, daripada ngarepin endoge si blorok, ya kalau bertelor, kalo ndak jadi nelor yo malah ndak jadi mudik. Semoga ke depannya PT. KAI mempersiapkan diri lebih keras lagi supaya tidak banyak calon pemudik yang kecewa karena gagal dapat tiket.

***

Saya sangat mengapresiasi kinerja PT. KAI, dari sebuah badan usaha yang terseok hampir kolaps karena merugi terus tiap tahunnya padahal nggak ada saingan menjadi sekeren ini sekarang. Sistem lama beli tiket diatas kereta langsung disikat habis tak bersisa, penumpang kereta ekonomi yang berjubel tidur di dalam toilet sudah menjadi nostalgia, para pedagang yang menjajakan makanan dan minuman silih berganti masuk setiap kereta berhenti di stasiun hanya memori lama, dan para calo yang siap berburu mangsa di dekat loket sudah menghilang entah kemana.

Harapan saya, Semoga segala bentuk percaloan di lingkungan perkeretaapian Indonesia benar-benar sudah musnah dan tidak diganti dengan praktek percaloan yang lebih modern. Saya pribadi sangat-sangat mencintai moda transportasi yang satu ini. Angkutan masal yang mampu mengangkut banyak penumpang dengan ketepatan waktu dan kenyamanan yang semakin hari semakin meningkat. Hendaknya langkah maju dari PT. KAI bisa dibarengi dengan kedisiplinan para penumpang untuk tetap menjaga fasilitas umum yang mereka gunakan. Sehingga pemandangan kaca-kaca jendela yang pecah dilempari batu atau toilet bau pesing tinggal cerita lama.

Sebagai penutup mungkin tidak berlebihan kalau saya bilang, mencari tiket kereta api lebaran itu ternyata mirip-mirip sama mencari jodoh, ada yang gampang, ada yang sulit tapi akhirnya berhasil dengan usaha yang gigih, dan adapula yang kecewa dan sakit hati… tapi seperti kata afgan, jodoh pasti bertemu heuheuheuheu ,kalo gak nyambung,kasih tali rafia aja #ting

---------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun