[caption id="attachment_318727" align="aligncenter" width="600" caption="@iinlho"][/caption]
Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka
***
Tujuannya beli buku ini sih cuma satu, pingin ketawa kalo perlu pake ngglundhung, karena saya ingat pernah membaca novel Adhitya Mulya seperti Jomblo dan Gege Mengejar Cinta yang sukses membuat saya tertawa sampai tingkat abnormal. Tapi menilik judulnya saya jadi agak ragu, koq judulnya serius gini jangan-jangan ceritanya nyesek nanti yang ada malah saya mewek ndak jadi mringis, bukannya apa-apa lha wong saya lagi butuh hiburan je bukan irisan bawang merah. Tapi ketika seorang teman merekomendasikannya dan berjanji kalo novelnya bagus dan gak bikin mewek akhirnya dengan semangat 2014 saya pun membacanya dengan tuntas sekitar dua jam lamanya.
***
Sabtu Bersama Bapak berkisah tentang kehidupan Ibu Itje dan kedua anaknya, si sulung Satya dan si bungsu Cakra. Mereka bertiga harus menjalani hidup tanpa kehadiran bapaknya Gunawan Garnida yang sudah meninggal ketika Satya dan Cakra masih kecil karena terkena penyakit kanker. Tapi sebelum meninggal, sang bapak sudah siap dengan rencana dan bekal yang akan menjamin keberlangsungan hidup istri dan dua jagoannya.
Selain bekal financial, Pak Gunawan juga sudah menyiapkan bekal lain berupa video yang direkam sendiri . Video ini sengaja dibuat sang Bapak untuk memberikan pesan kepada kedua anaknya bagaimana menjalani hidup dan kehidupan nantinya, tidak hanya satu atau dua video, tapi banyak sekali sesuai dengan tahapan perkembangan umur Satya dan Cakra. dan mereka menontonnya setiap hari sabtu bersama-sama.
***
Saat membaca halaman-halaman awal saya mengira novel ini seperti parenting guide, tapi ternyata saya salah karena semakin banyak halaman yang terbalik saya menemukan banyak sekali hal yang menarik, mengharukan, menghibur tapi sekaligus inspiratif. Dengan gaya bertutur flashback membuat pembaca semakin penasaran kenapa bisa begini dan begitu, apa yang dialami oleh Bapak di masa lalu hingga menjadikan plot seperti ini. Seru dan menyenangkan.
Kisah ibu Itje yang single parent setelah kepergian suaminya dan tidak pernah menikah lagi, membesarkan dua anak lelaki tentulah bukan hal yang mudah, namun ia dapat melakukannya dengan baik karena didukung oleh suami yang selalu menyertainya walaupun sudah beda dunia dan anak-anaknya yang sangat menyayanginya, walaupun dalam keseharian Satya dan Cakra adalah dua pribadi yang bertolak belakang namun keduanya bisa menjadi saudara yang menjaga satu sama lain dan tak lupa menjaga Ibu mereka agar tetap tersenyum.
***
Cerita pun bergulir kedalam kehidupan si sulung Satya dewasa yang sudah memiliki istri cantik , tiga orang jagoan kecil dan hidup jauh di belahan bumi utara. Satya yang berusaha bagaimana memimpin sebuah keluarga dan menjadi suami sekaligus bapak yang baik, hal yang kelihatan sepele dan remeh tapi ternyata sangat penting untuk dilakukan.
Dan apakabar Cakra si bungsu yang jika harus berlomba adu ganteng dengan sang kakak maka ia akan finish di nomer paling buncit. Ya Cakra pun telah menjelma menjadi lelaki dewasa, cukup umur, mapan dengan pekerjaan yang bagus tapi belum juga berani untuk menikah. Hal inilah yang menjadikan sang ibu belum plong dan berusaha untuk mengenalkan anak bontotnya dengan anak kenalan-kenalannya siapa tahu mereka berjodoh dan cita-cita bu Itje menimang cucu dari Cakra menjadi kenyataan. Banyak adegan dan kalimat lucu yang mbikin njungkel disini.
***
Akhirnya harus saya akui kalau novel Sabtu Bersama Bapakadalah novel yang kumplit dan cocok buat semua genre. Buat anak yang ingin belajar bagaimana berbakti dan membanggakan orang tua, buat remaja yang sedang berjuang meraih cita dan cinta, buat dewasa muda yang sedang dilanda galau dalam memilih pasangan hidup, buat orang tua muda yang belajar menjadi pasutri yang baik, buat calon bapak dan ibu yang ingin memberikan kebahagian untuk buah hati, buat suami yang ingin membahagiakan istri dan sebaliknya istri yang ingin membahagiakan suami dan tentunya buat orang tua yang ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak.
Walaupun bagi saya ada part-part yang mengingatkan saya dengan film P.S. I Love You nya Oom Gerard Butler dan tante Hilary Swank, tapi Adhitya Mulya membuktikan kecerdasannya dalam novel ini, ceritanya ringan tapi pesannya ngena banget, apalagi banyak quote-quote yang mak jleb pas bingit kalo buat saya hehe.
Membaca novel ini membuat saya berpikir, apa yang akan saya lakukan jika tahu batas umur saya tinggal sekian, akankah diam merenung menyalahkan takdir atau berbuat hal-hal baik untuk orang-orang yang disayanginya seperti yang pak Gunawan lakukan, hidup itu pilihan dan kita sendiri yang akan menentukan arah pilihannya.
Jadi buat teman-teman yang berminat menambah koleksi di rak baca, saya rekomendasikan novel ini untuk semua hehe, salam.
Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Cetakan: pertama, 2014
Penerbit: GagasMedia
Tebal : 277
ISBN : 979-780-721-5
Harga : Rp 48.000,-
***
“dia percaya bahwa manusia ditempatkan di dunia utuk membuat dunia lebih baik untuk sebagian orang lain. Jika pun seseorang berguna bagi 1-2 orang, orang itu sudah membuat dunia ini jadi tempat yang lebih baik”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H