[caption id="attachment_322013" align="aligncenter" width="600" caption="tari pembuka oleh adik adik remaja WO Bharata, manis manis ya ^^"][/caption]
Setelah renovasi yang dilakukan tahun lalu, saya memang belum sempat niliki lagi markas besarnya Wayang Orang Bharata, dan malam minggu kemarin pas ndilalah nggak ada agenda dan tiket sudah ditangan maka meluncurlah saya untuk wayangan rame-rame bersama teman-teman yang kebetulan juga menyukai gelaran kesenian tradisional ini.
Ada yang menarik dari lakon yang dipentaskan sabtu malam kemarin, cerita berjudul “Kongso Adu jago” dimainkan bukan oleh pemain wayang orang bharata yang seperti biasanya, namun disuguhkan secara menarik oleh Wayang Orang Remaja Bharata yang merupakan generasi penerus dari para pemain seniornya. Kita bisa melihat adik-adik usia Sekolah Dasar luwes dan lincah menari serta berakting diatas panggung, sangat lucu dan menggemaskan. Bahkan peran-peran utama juga dibawakan oleh para remaja yang mungkin sebagian besar masih sekolah.
Sebelum pagelaran dimulai, sang dalang memberi sedikit pengantar tentang pengenalan tokoh beserta para pemain yang memerankannya,dan untuk pementasan “Kongso Adu jago” total pemain sebanyak 110 orang, wow banyak juga ya.
Sekitar pukul 20.30WIB layar pun dibuka, pertunjukan dimulai dengan tari-tarian yang dibawakan secara kolosal oleh para putra putri usia remaja secara apik dan memukau, lampu-lampu panggung bergerak menyorot para pelakon, tak ketinggalan suara gending dari gamelan dan tembang dari para waranggana membuat pertunjukan wayang orang menjadi semakin menyenangkan. Adegan demi adegan pun tersaji dengan tepuk tangan para penonton di tiap jeda ketika layar diturunkan menutup panggung.
***
[caption id="attachment_322014" align="aligncenter" width="514" caption="Kongsodewo ngamuk ngamuk bwakakakaka...."]
Kongso Adu Jago menceritakan tentang perebutan kuasa di kerajaan Mandura di bawah kepemimpinan Prabu Basudewo. Putra tirinya bernama Kongsodewo dan sedang putra-putra kandungnya adalah Kokrosono, Noroyono dan Brotojoyo. Kongsodewo yang serakah sangat ingin menguasai kerajaan Mandura, dengan taktik adu jago dan bantuan pamannya Suratimontro , ia pun memerintahkan para prajurit untuk membunuh Kokrosono dan Noroyono agar tidak menjadi penghalang niatnya sekaligus memuluskan niatnya untuk menjadikan brotojoyo sebagai permaisurinya.
[caption id="attachment_322015" align="aligncenter" width="526" caption="ni pada kinyis kinyis kan :p"]
Sementara itu di pihak kerajaan Mandura, Ugroseno yang tengah mencari jago bertemu dengan Brotoseno yang sedang mencari adiknya Permadi. Akhirnya Brotosenolah yang menjadi jago , dengan kekuatannya Brotoseno mampu mengalahkan Suratimontro. Kongsodewo pun marah melihat Suratimontro terbunuh, ia pun menghajar Brotoseno, namun di tengah pertempuran tiba-tiba muncullah Permadi bersama Brotojoyo sang cewek idaman Kongsodewo, hal ini membuat Kongsodewo deg deg pyur dan lengah, melihat hal ini seketika Permadi melepaskan panah diikuti dengan Kokrosono dan Noroyono dengan senjatanya masing-masing. Maka gugurlah Kongsodewo, horeeeeee...
***
[caption id="attachment_322016" align="aligncenter" width="526" caption="eciye permadi modusin brotojoyo eciyeeee :)))"]
Oh ya ada kejutan lagi di pementasan sabtu kemarin, karena dihadiri juga oleh para seniman wayang orang Sriwedari yang datang dari Surakarta karena esok harinya mereka akan bermain di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah. Sebagai saudara tua dari paguyuban wayang orang se Indonesia, rombongan WO Sriwedari sangat mengapresiasi dengan regenerasi yang ada di WO Bharata yang notabene adalah para remaja ibukota, dan ternyata di Surakarta juga ada WO Remajanya, sungguh membanggakan.
[caption id="attachment_322018" align="aligncenter" width="490" caption="perwakilan WO.Sriwedari Surakarta yang diundang keatas panggung"]
Bagi teman-teman yang tidak mengerti dengan bahasa jawa tidak perlu khawatir, karena ada running text berbahasa Indonesia yang berisi synopsis cerita. Bahkan sabtu kemarin juga dihadiri oleh serombongan turis jepang yang sibuk foto sana sini selama pertunjukan. Memang kesenian tidak ada batasan dan perbedaan bahasa tidak menjadi kendala. Dan bagi teman-teman yang mudah lapar juga tidak perlu khawatir karena kita bisa order makan dan minum yang akan langsung diantar sampai ke kursi kita duduk.
Tidak terasa hampir 4 jam kami menonton para seniman Wayang Orang diatas panggung, namun saya tidak merasa bosan, tiba-tiba sudah tancep kayon aja. Tepuk tangan meriah pun membahana di seluruh gedung. Semua pulang dengan rasa senang dan bangga menjadi bagian dari sebuah pementasan dari generasi masa kini yang menjunjung tinggi budaya negeri sendiri. Tak salah kalau tagline Wayang Orang Remaja Bharata adalah
“Langgengmu adalah harapanku, Lestarimu adalah tanggung jawabku”
[caption id="attachment_322017" align="aligncenter" width="600" caption="suasana sebelum pertunjukan dimulai, tapi akhirnya full semua lho kursinya :D"]
Weitss..hampir lupa saya, di WO Bharata ini tiket pertunjukan bisa direservasi terlebih dahulu lho biar kita bisa dapat tempat duduk favorit, ada tiga kelas yang bisa kita pilih sesuai kondisi kantong kita masing-masing. Sepertinya sih harganya belum berubah, karena saya beli yang kelas utama kemarin Rp. 50.000,- kalau ingin lebih dekat dan jelas, maka bisa beli yang kelas VIP Rp. 60.000,- atau jika ingin mendapatkan sensasi menonton diatas balkon bisa membeli kelas festival Rp. 40.000,-. Jangan khawatir, ruangannya full AC dan kursinya cukup empuk koq. Gimana? Tidak mahal juga kan untuk ikut nguri-nguri kabudayan, salam.
[caption id="attachment_322094" align="aligncenter" width="359" caption="jadwal triwulan ketiga 2014 (@wobharata)"]
----------------------------------------------
*semua foto adalah dokumentasi pribadi, mohon maaf kualitasnya uelekkk tenan karena kemarin ngebut kelupaan bawa kamera, walhasil HP abal-abalpun beraksi :)))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H