Mohon tunggu...
IING FELICIA
IING FELICIA Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Educator, Author, Trainer, Certified Teacher

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menggali dan Mengenali Potensi Diri Anak, Orangtua Harus Jeli

21 Agustus 2022   07:45 Diperbarui: 22 Agustus 2022   10:33 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata Bijak Mendidik Anak (Sumber Gambar: Canva via buku.kompas.com)

Anak adalah permata hati orangtua

Jangan pernah coba-coba melukai atau menyakiti buah hati mereka. Apapun akan dilakukan agar anak mendapatkan yang terbaik. Layaknya seorang ibu yang mencintai putra tunggalnya. Terlebih saat memperbincangkan prestasi dan kehebatan ananda. Anakku adalah yang nomor satu! 

Tapi, perhatian dan kasih sayang yang berlebih serta tidak sesuai kadarnya justru akan menjerumuskan anak menjadi sosok individu yang labil, manja serta memiliki tingkat ketergantungan super. Bahkan berdampak potensi diri anak menjadi terpendam. Talenta bisa memudar tanpa diketahui seiring waktu.

Alih-alih terbersit pemikiran ananda masih terlalu kecil untuk belajar mandiri, dan bertanggung jawab. Nanti tunggu usianya lebih besar. Namun, ada juga karena kesibukan orangtua, hingga tidak memperhatikan adanya kilauan berlian yang belum terasah dari sosok ananda. Sayang, momen berharga terlewatkan.

Lalu apa yang harus diperhatikan dan diketahui?

Adalah masa-masa krusial seorang anak mendapatkan rangsangan dan stimulasi untuk menemukan dan menumbuhkan minat kegairahannya dan termotivasi secara natural dalam pengembangkan potensi.

Howard Gardner, psikolog dan pendidik dari Harvard University, Amerika Serikat dalam teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence) memberi peluang pada orangtua dan guru untuk mengenali kecerdasan si kecil di luar kecerdasan yang bersifat skolastik (logika).

Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia serta menciptakan sesuatu.

Dengan memiliki kecerdasan lain, anak menjadi lebih tangguh dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.

Mari kita ulas potensi kecerdasan anak yang perlu dikenali, dirangsang dan distimulasi agar dapat mengenal kekuatan dan kekurangan anak.

Pertama – Kecerdasan Linguistik

Anak dengan kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa. Ia mudah mengingat informasi dan biasanya mempunyai keterampilan bersosialisasi karena terampil dalam berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan baik.

Kedua - Kecerdasan Logika Matematika

Pintar dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk bisa menemukan dan memahami berbagai pola. Selain mereka juga pandai mengklasifikasi benda dan hitung menghitung.

Ketiga - Kecerdasan Visual Spasial

Mengandalkan imajinasi dan menyenangi bentuk, gambar, pola, desain, dan tekstur. Mereka kaya khayalan sehingga cenderung imajinatif dan kreatif.

Keempat – Kecerdasan Gerak Tubuh (Kinestetik)

Anak dengan kecerdasan gerak tubuh senang bergerak dan menyentuh. Mempunyai koordinasi anggota tubuh dengan penuh keseimbangan. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.

Kelima – Kecerdasan Musikal

Menggali dan Mengenali Potensi Diri Anak, Orangtua Harus Jeli (gambar @Amanda Dalbjorn - Unsplash.com)
Menggali dan Mengenali Potensi Diri Anak, Orangtua Harus Jeli (gambar @Amanda Dalbjorn - Unsplash.com)

Anak dengan kecerdasan musikal yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada serta mentransformasi kata-kata menjadi lagu, dan peka terhadap ritme, ketukan dan melodi dalam sebuah potongan komposisi musik.

Keenam – Kecerdasan Interpersonal

Anak dapat berinteraksi baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial, serta mengetahui dan memakai beragam cara saat berinteraksi.

Ketujuh – Kecerdasan Intrapersonal

Ia memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik.

Kedelapan - Kecerdasan Naturalis

Anak dengan kecerdasan naturalis memiliki ketertarikan yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk binatang dan hal yang berkaitan dengan fenomena alam.

Dari kedelapan kecerdasan majemuk yang disebutkan sebelumnya, artinya Setiap anak adalah unik.

Menurut Gardner tidak ada anak bodoh, yang ada adalah anak yang dominan dalam salah satu atau beberapa ragam kecerdasan. Sehingga orangtua dan guru sepatutnya cermat dan awas dalam menstimulasi kecerdasan seorang anak. Sisihkan waktu untuk pendampingan dan lakukan stimulasi secara intens.

Kecerdasan berhubungan dengan peran otak. Setiap belahan otak memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berperan terkait dengan berpikir logis, dan menganalisis masalah. Sedangkan otak kanan cenderung dominan pada hal yang bersifat intuitif, seni, musik dan melakukan hal-hal yang kreatif.

Tapi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa si kecil, misalnya, nanti cocok jadi dokter, arsitek atau pilot. 

Perlu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen serta mengembangkan kemampuannya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan Ananda bisa menjadi seperti Beethoven, Picasso, Armstrong, atau J.K Rowling. Siapa tahu!

Nah, selanjutnya perencanaan perlu dilakukan melalui aktivitas dan kegiatan sehari-hari baik di rumah ataupun di sekolah.

Kecerdasan Linguistik

Hampir setiap kegiatan disertai dengan percakapan. Libatkan anak dalam pembicaraan dua arah, berdiskusi untuk mendapatkan pendapat dan bermain peran agar anak aktif berkomunikasi. 

Membacakan cerita dapat merangsang anak untuk mengungkapkan pemikirannya. Bermain huruf dan angka membuat anak menciptakan kata dan kalimat sendiri.

Kecerdasan Logika Matematika

Mengenalkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari akan menarik dan mudah dilakukan. Contoh, mengajak anak merapikan dan menata peralatan untuk makan bersama. Mengelompokkan sendok, garpu, piring, gelas, dan mangkuk. 

Ia belajar mengenal bentuk geometri dan bilangan. Bereksperimen dengan bahan makanan dan minuman. Pencampuran warna, proses, dan seterusnya.

Kecerdasan Visual Spasial

Ajaklah anak untuk duduk dan mengamati, dilanjutkan dengan mengimajinasikan apa yang ada dalam pemikirannya. Memintanya untuk menggambar dan melukis, serta mencoret-coret. 

Menyanyi, membuat kerajinan tangan, mengunjungi berbagai tempat, melakukan permainan konstruktif dan kreatif adalah kegiatan lain melatih kecerdasan visual spasial si kecil.

Kecerdasan Gerak Tubuh (Kinestetik)

Umumnya, anak menyukai kegiatan gerak tubuh. Olahraga lari, melompat-lompat, menendang bola dapat dijadikan alternatif selain menyehatkan tubuh juga dapat memacu pertumbuhan si kecil. Ketika di sekolah, menari, bermain peran, bernyanyi adalah kegiatan lainnya untuk melatih keseimbangan, kelenturan, ketangkasan dan ketepatan gerak.

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan alamiah atau anugerah yang dimiliki orang tertentu. Tapi tanpa stimulasi, potensi ini tidak akan muncul dan terasah. Menyanyi, melakukan gerak berirama, mendengarkan musik, menggambar dengan musik, membuat alat musik merupakan aktivitas yang dapat dilakukan.

Kecerdasan Interpersonal

Sebagai individu sosial, Ananda semua memerlukan kesempatan untuk bergaul, tak hanya dengan keluarga kecil namun juga dengan teman sebaya dan lingkungan sekitarnya. 

Aktivitas perlu dilakukan melalui menetapkan aturan tingkah laku, memberi kesempatan bertanggung jawab, bersama-sama menyelesaikan konflik, melakukan kegiatan sosial, menghargai perbedaan pendapat.

Kecerdasan Intrapersonal

Anak perlu diberikan ruang untuk merenungi apa yang ada dalam pikirannya. Menciptakan citra diri positif, mengekspresikan diri, mendiskusikan kelebihan dan kelemahan si kecil adalah bagian yang perlu diasah dan dilatih.

Kecerdasan Naturalis

Anak umumnya adalah penikmat alam. Ia tidak mengambil jarak dalam berinteraksi. Mereka belajar dari alam, memperhatikan lingkungan, belajar merawat binatang kesayangan, menanam tanaman, melihat gejala alam. Berikan kesempatan pada si kecil untuk berinteraksi dan mengekspresikan diri.

Mengenali Anak

Secara teoritis, orangtua dapat melihat bahwa setiap anak memiliki kemampuan kognitif dengan tingkat yang berbeda. 

Untuk itu, orangtua dan guru perlu berkolaborasi menyediakan berbagai kesempatan dan media pendukung untuk pembelajaran. Mempertajam observasi dan melihat kemungkinan potensi minat dan bakat anak.

Orangtua perlu mengembangkan kemampuan mengenali anak dengan melihat, berdiskusi dan mengindentifikasi minat anak ketika belajar di sekolah bersama guru. Menginformasikan kelebihan anak pada guru, dan berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah anak.

***

Dari satu di antara kedelapan kecerdasan ini, ada sebuah cerita menarik yang saya ingin tulis pada artikel berikutnya. Tentang pencapaian anak didik kami melalui kecerdasan musikal membawanya go international. Terselip rasa bangga dan haru yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Terlebih bagi Ibunda si buah hati.

Seorang Ibu yang jeli dan cermat melihat kecerdasan terpendam dari seorang Nathasia sejak usia dini. Hingga ia berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional pada usia tujuh tahun, dan memboyong delapan medali ke tanah air.

Adalah bijaksana apabila Anda tidak memancang harapan terlalu tinggi terhadap anak. Yang penting, membimbing, mengarahkan dan mengasuh Ananda disertai harapan dan doa yang terbaik, tentunya menghindari tuntutan yang berlebihan.

Semoga bermanfaat.

Penulis: Iing Felicia untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun