Anak merajuk dan uring-uringan, bahkan ada yang menangis histeris saat mainan yang diminta tidak dibelikan. Menenangkan dan memberikan pengertian menjadi solusi.
Jawaban yang mungkin diberikan, “Mainan kamu sudah banyak di rumah. Nanti kalau sudah rusak, kamu boleh beli yang baru.” Tak ada yang instan. Perlu proses. Hingga anak mengerti. Tidak semua yang diinginkan akan diperoleh.
Sering terjadi orang tua merasa malu karena saat anak menjerit-jerit di mal minta dibelikan, mengundang perhatian sekeliling. Sehingga permintaan dikabulkan.
Mengenalkan ragam emosi pun dilakukan di sekolah agar anak bisa mengekspresikan diri. Rasa sedih, kecewa, marah, senang, takut, diutarakan melalui cerita serta penggunaan gambar ekspresi dan emosi. Anak diajak mengungkapkan perasaannya.
2. Memenuhi Kebutuhan Perasaan
Anak dapat menunjukkan empati kepada orang di sekitarnya ketika kebutuhan perasaannya terwujud. Ekspresi empati dapat ditularkan karena kebutuhan emosionalnya sudah terpenuhi.
Contoh yang terjadi di sekolah. AH berusia 3 tahun melihat teman kelasnya menangis ketika ia ditinggal oleh sang ibu di kelas. AH mendatanginya, memberikan tisu dan berkata, “Jangan nangis ya! ini tisunya. Yuk, main!”
Ternyata AH mendapatkan perlakuan itu tatkala ia menangis dan sang kakak memberikan empatinya.
Izinkan anak mengungkapkan perasaannya. Mintalah maaf seketika kita sebagai orang dewasa melakukan kesalahan. Sehingga anak belajar, siapapun dapat melakukan kesalahan. Yang penting kita mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
3. Mencontohkan Empati dengan Tindakan Riil
Praktik adalah tindakan konkret yang diperlukan oleh anak usia pra sekolah. Mereka dengan mudah meniru tindakan orang tua dan guru yang ada di lingkungannya. Untuk itu pastikan kita memberikan contoh baik.
Kami di sekolah sering menggunakan kesempatan ini ketika melihat seorang anak memerlukan bantuan. Guru akan mengajak teman lainnya untuk menawarkan empatinya. Misal saat anak tidak membawa pensil warna. Bantuan apa yang dapat diberikan? Meminjamkan atau menggunakannya bersama-sama.
Anak diberikan pemahaman tindakan yang dilakukan memberikan kegembiraan kepada temannya. Sebaliknya ia pun merasakan kepuasan dan kebahagiaan.