Empati adalah kecakapan mengolah rasa yang perlu dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial. Dewasa ataupun anak-anak.
Empati menjadi karakter dominan untuk membangun dan menjalin hubungan dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.Â
Nyatanya kehidupan masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta, dengan hunian vertikal dan berbagai dinamika problematika kehidupan mempengaruhi penampakan sosok empati.
Kehadiran empati ini dirasakan menipis dan memudar.
Saat ada insiden yang terjadi entah itu di jalan raya atau di sebuah lokasi. Seringnya orang-orang stop untuk melihat dan merekam kejadian untuk dijadikan konten, hingga lupa membantu serta mengulurkan tangan untuk membantu.
Mungkin ada kekhawatiran takut dipersalahkan. Atau mungkin rasa cuek yang terlampau tinggi mendominasi diri.
Rasa empati perlu ditumbuhkan pada anak sejak berusia dini. Agar anak bisa membangun kemampuan untuk memosisikan diri, memahami, menghargai perasaan orang lain, mengontrol emosi dengan baik.Â
Melatih empati dapat dilakukan dari kegiatan sehari-hari. Mulai dari hal-hal yang sering dilakukan. Hingga pembiasaan terbentuk dengan sendirinya.
Berikut beberapa kiat yang dapat melatih dan menumbuhkan empati anak di rumah dan di sekolah:
1. Mengenalkan Emosi Diri
Pengenalan emosi menjadi penting. Anak usia dini (2 – 6 tahun) akan sulit mengontrol diri, mengolah emosi ketika keinginannya tidak tercapai.