Disebut Trisuci Waisak karena umat Buddha di seluruh dunia memperingati tiga peristiwa penting dalam satu peringatan hari Waisak yang jatuh bertepatan pada bulan purnama. di bulan Waisaka.
Saat kelahiran Pangeran Siddharta pada 623 SM di Taman Lumbini.
Saat Pangeran Siddharta mencapai kesucian, penerangan sempurna di usia 35 tahun pada 588 SM di Buddha-Gaya (Bodhgaya).
Saat Buddha Gautama mangkat (parinibbana) di Kusinara pada usia 80 tahun pada 543 SM
The World Fellowship of Buddhists (WFB)
Dr. Gunapala Piyasena Malalasekera, seorang sarjana Pali Sri Lanka pemrakarsai pertemuan ini pada tahun 1950. Menginspirasi 129 delegasi dari 27 negara yang membuahkan kesepakatan Sri Lanka 1950. Menyatukan ketiga peristiwa penting dalam satu hari.
Trisuci Waisak menjadi momentum yang dinantikan seluruh umat Buddha di dunia.
Sukacita nampak, menanti hari istimewa yang hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Terpancar kebahagiaan bagi umat Buddha untuk menyonsong peringatan Trisuci Waisak.
Apa yang menjadi persiapan bagi penganut agama Buddha? Apakah cukup hanya gembira saja? Ataukah hanya sebatas mengucapkan kata-kata “Selamat memperingati Trisuci Waisak” kepada teman dan sanak-saudara.
Hari Waisak biasanya diperingati pada bulan Mei atau awal Juni. Tanggal dan bulan mengalami perubahan setiap tahun karena mengacu pada sistem pergantian hari masehi.
Ternyata ada beberapa rangkaian puja bakti terkait Waisak yang menjadi tradisi. Satu bulan sebelum perayaan hari Waisak.
Mempraktikkan Attha Sila (delapan sila)
- Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
- Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
- Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan berzina.
- Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong.
- Aku bertekad melatih diri menghindari minuman memabukkan dan obat-obatan yang menyebabkan lemahya kesadaran.
- Aku bertekad melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari.
- Aku bertekad melatih diri menghindari diri dari menari, menyanyi, mendengar musik, melihat hiburan, berhias, menggunakan parfum, dan mempercantik tubuh dengan kosmetik.
- Aku bertekad melatih diri untuk menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah).
Pekan Penghayatan Dhamma
Mengingatkan kami untuk menyelami nilai-nilai buddhisme. Melatih diri untuk menumbuhkan kewaspadaan, kesadaran, fokus dalam kegiatan yang sering luput dalam keseharian (mindfulness).
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas batin menuju perubahan dan peradaban yang lebih baik sesuai zaman dengan ajaran Buddha.
Membersihkan simbol-simbol buddhis
Pembersihan altar, simbol-simbol buddhis termasuk Buddha Rupang mulai dilakukan. Hakikatnya saat menjelang peringatan penting. Umat buddhis yang memiliki altar di rumah dan pengurus Wihara mulai menjalankan tradisi bersih-bersih.
Persembahan Puja
Puja berupa bunga, lilin, dan dupa dipersembahkan saat melaksanakan prosesi peringatan Waisak. Indahnya bunga melambangkan ketidak kekalan. Demikian pun dengan kita. Lahir, tua, sakit dan mati tidak akan bisa dihindarkan.
Cahaya lilin melambangkan penerangan, membersihkan kekotoran dan ketidaktahuan / kegelapan batin.
Harumnya dupa melambangkan kebajikan yang dilakukan seseorang akan diketahui orang lain, seperti aroma dupa yang terbawa angin dapat tercium dari segala arah.
Detik-detik Waisak
Momen yang dinantikan oleh umat Buddha. Detik-detik Waisak hanya ada di Indonesia. Tidak ada di belahan dunia lainnya. Mereka di luar negeri tidak memperingati detik-detik ini.
Mengapa demikian?
Purnama hanya satu kali dalam sebulan. Peristiwa bundarnya bulan terjadi dalam hitungan detik. Saat belum tiba, bentuk bulan masih belum bulat penuh (bundar). Begitu pas detiknya bulan dikatakan bulan purnama. Lewat dari itu, bundar bulan sudah berubah.
Itu sebabnya detik-detik Waisak selalu berbeda dari tahun ke tahun. Waisak 2022, jatuh pada 11:13:46. Sementara tahun 2021 jatuh pada pukul 18:13:30.
Perhitungan detik-detik Waisak ini dipengaruhi oleh tradisi purnama di Bali. Dalam buku “Hari-hari Besar Agama Buddha” yang ditulis Bapak Herman S Endro. Beliau berkolaborasi dengan ahli astronomi Bali sehingga umat buddha di Indonesia dapat memperingatinya dengan waktu yang sangat presisi.
Meditasi menjadi bagian terpenting saat menanti detik-detik Waisak ini. Umat Buddha mempersiapkan diri, merenungkan dan merefleksi diri, mengembangkan kualitas batin sesuai dengan ajaran Guru Agung Buddha.
Pradaksina
Berjalan berkeliling searah jarum jam dari timur ke barat sebanyak tiga kali adalah rangkaian puja bakti pada saat memperingati Trisuci Waisak. Adalah sikap untuk mempersiapkan batin, membersihkan, mengikis kekotoran dalam pengembangan batin.
Kenapa tiga kali?
Melambangkan Tiratana (Pali – Ti: Tiga dan Ratana: Mustika/Permata) Tiga Mustika / Permata.
Buddha, Guru Agung
Dhamma, Ajaran dibabarkan oleh Guru Agung Buddha
Sangha, Duta Dhamma
Pattidana
Tradisi bagi umat Buddha, khususnya aliran Theravada. Mengajak para leluhur dan sanak saudara yang telah meninggal agar ikut berbahagia atas kebajikan yang telah dilakukan, agar dapat terbebas dari penderitaan.
Selamat memperingati Trisuci Waisak 2566 BE / 2022.
Semoga semua makhluk berbahagia. Mari bersama mengikuti detik-detik Waisak 16 Mei 2022 pada pukul 11:13:46.
Penulis: Iing Felicia untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H