Detik-detik Waisak
Momen yang dinantikan oleh umat Buddha. Detik-detik Waisak hanya ada di Indonesia. Tidak ada di belahan dunia lainnya. Mereka di luar negeri tidak memperingati detik-detik ini.
Mengapa demikian?
Purnama hanya satu kali dalam sebulan. Peristiwa bundarnya bulan terjadi dalam hitungan detik. Saat belum tiba, bentuk bulan masih belum bulat penuh (bundar). Begitu pas detiknya bulan dikatakan bulan purnama. Lewat dari itu, bundar bulan sudah berubah.
Itu sebabnya detik-detik Waisak selalu berbeda dari tahun ke tahun. Waisak 2022, jatuh pada 11:13:46. Sementara tahun 2021 jatuh pada pukul 18:13:30.
Perhitungan detik-detik Waisak ini dipengaruhi oleh tradisi purnama di Bali. Dalam buku “Hari-hari Besar Agama Buddha” yang ditulis Bapak Herman S Endro. Beliau berkolaborasi dengan ahli astronomi Bali sehingga umat buddha di Indonesia dapat memperingatinya dengan waktu yang sangat presisi.
Meditasi menjadi bagian terpenting saat menanti detik-detik Waisak ini. Umat Buddha mempersiapkan diri, merenungkan dan merefleksi diri, mengembangkan kualitas batin sesuai dengan ajaran Guru Agung Buddha.
Pradaksina
Berjalan berkeliling searah jarum jam dari timur ke barat sebanyak tiga kali adalah rangkaian puja bakti pada saat memperingati Trisuci Waisak. Adalah sikap untuk mempersiapkan batin, membersihkan, mengikis kekotoran dalam pengembangan batin.
Kenapa tiga kali?