Mohon tunggu...
Iin Arfiati
Iin Arfiati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

Selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadirnya Kolecer Menjadi Usaha Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Kecamatan Nyalindung

15 Maret 2023   21:48 Diperbarui: 15 Maret 2023   22:01 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sukabumi. 23 Februari.2023. Setiap daerah memiliki sejarahnya tersendiri salah satunya Kecamatan Nyalindung. Berada di wilayah selatan kabupaten Sukabumi. Jarak dari Kota Sukabumi menuju Kecamatan Nyalindung yaitu sekitar 24 kilometer. Dahulu Nyalindung hanya sebuah desa namun begitu luas seiring perkembangan zaman maka dipecahkan kemudian menjadi sebuah kecamatan. Kecamatan Nyalindung terbagi menjadi 10 desa, yaitu Cisitu, Nyalindung, Kertaangsana, Mekarsari, Bojongkalong, Bojongsari, Sukamaju, Wangunreja, Neglasari, dan Cijangkar.

Kecamatan Nyalindung memiliki ujung perbatasan dengan wilayah luar. Nyalindung selatan berbatasan dengan wilayah Purabaya. Nyalindung timur berbatasan dengan wilayah Takokak Cianjur. Nyalindung utara dengan wilayah Kota Sukabumi. Nyalindung barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Jampang Tengah.

 Ada banyak cerita yang melatarbelakangi keberadaan setiap wilayah. Contohnya Kota Sukabumi sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen. Begitu pula dengan Kecamatan Nyalindung memiliki sebuah arti panyalindungan atau dalam bahasa Indonesia persembunyian. 

 Nyalindung memiliki sumber daya alam yang melimpah terlebih dalam sektor pertanian. Banyak dari masyarakat Nyalindung yang berprofesi sebagai petani penggarap dan pekerja serabutan. Petani penggarap disini dijelaskan sebagai masyarakat yang bekerja untuk lahan orang lain.

Mayoritas masyarakat Nyalindung bekerja di wilayah Nyalindung sendiri. Namun tak dapat dipungkiri terdapat masyarakat yang memilih untuk merantau keluar kota. Jakarta, Bandung, dan Bogor menjadi tempat rantau yang paling banyak didatangi oleh masyarakat Nyalindung. Rata-rata masyarakat yang merantau memilih untuk menetap namun tak sedikit yang kembali ke wilayah Nyalindung.

Masyarakat Nyalindung memiliki kegiatan tradisional yang menjadi kegiatan mata pencaharian. Terdapat kerajian tangan khas masyarakat Nyalindung yaitu kerajinan bongsang. Bongsang merupakan sebuah keranjang anyaman yang biasanya digunakan sebagai wadah atau tempat. Bongsang biasanya diproduksi dan dikirim untuk daerah Sumedang. Kerajinan bongsang ini pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Sukabumi.

 Bantuan pemerintah tidak hanya untuk kerajinan bongsang tetapi pernah juga diberikan untuk masyarakat. Kecamatan Nyalindung tidak memiliki program yang khusus dari kecamatan sendiri. Tetapi ketika kabupaten memiliki sebuah program untuk dijalankan maka akan dijalankan melalui desa. Namun terkadang dari desa akan melalui kecamatan dan nantinya kecamatan akan melakukan monitoring.

"kalau kecamatan itu sendiri program itu tidak tok kecamatan sendiri. Ketika ada instruksi dari kabupaten untuk program yang akan dijalankan  ya kita jalankan" Ucap Asep wakil sekma camat di seksi pemerintahan Kecamatan Nyalindung

Seperti kegiatan rutilahu, rumah tidak layak huni dan program untuk warga miskin atau disabilitas dari kabupaten yang dimonitoring langsung oleh kecamatan. Nantinya kecamatan yang akan menangani kemudian yang melakukan survei dan monitoring dengan pengawas dari kabupaten atau langsung dari wilayah kecamatan. Kecamatan Nyalindung menyediakan fasilitas untuk masyarakatnya berupa hadirnya sebuah perpustakaan tepat di sebelah kantor kecamatan. Selain perpustakaan yang merupakan fasilitas yang berasal dari provinsi, terdapat pula KOLECER.

 KOLECER, Kotak Literasi Warga Cerdas merupakan upaya peningkatan gemar membaca masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan di Jawa Barat. KOLECER  berbentuk perpustakaan mini yang dipasang di beberapa tempat seperti yang terdapat di kantor Kecamatan Nyalindung. KOLECER ini berbentuk lemari kayu yang didesain menyerupai kotak telepon di negara Inggris. Dalam satu KOLECER, bisa memuat 80 buku yang bisa berasal dari mana saja bahkan dari  masyarakat luas.

Kecamatan Nyalindung sendiri memiliki bangunan perpustakan yang termasuk besar. Perpustakaan dan KOLECER menjadi fasilitas dari pemerintah yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Perpustakaan dapat diakses bebas oleh warga selama jam kerja kecamatan yaitu dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Sehingga ketika terdapat masyarakat yang ingin menikmati fasilitas ini terdapat pegawai kecamatan yang membantu.

 Perpustakaan Kecamatan Nyalindung memiliki fasilitas pinjaman untuk masyarakat yang berminat membaca bukunya di rumah. Ketika masyarakat ingin melakukan peminjaman akan disediakan surat peminjaman oleh kecamatan. Namun sayang terkadang banyak masyarakat yang meminjam buku lupa untuk mengembalikannya kembali. Alhasil perpustakaan yang sebelumnya memiliki banyak koleksi buku bacaan kini mulai berkurang.

"Cuma kebanyakan yang meminjam itu lupa untuk mengembalikan, makanya bukunya itu yang awalnya banyak sekarang agak berkurang karena lupa untuk mengembalikan." Ucap Asep.

Masih terdapat masyarakat yang sadar untuk mengembalikan buku pinjaman dari perpustakaan kecamatan. Namun apabila tidak terus dikembalikan melewati batas waktu peminjaman maka akan dilakukan peneguran. Peneguran dilakukan dengan harapan agar perpustakaan tetap dapat digunakan hingga masa yang akan datang.

Namun di zaman berkembangnya teknologi yang sangat pesat ini minat membaca masyarakat mulai menurun. Minat baca masyarakat Nyalindung sendiri sudah berkurang drastis dan hanya sedikit yang minat membaca. "Cuma untuk minat baca seperti perpustakaan sudah berkurang, berkurang drastis kurangnya dari 99,99% Cuma sedikit yang minat membaca." Ucap Asep.

Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan gadgetnya dibandingkan membaca sebuah buku. Penggunaan gadget yang saat ini menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat memiliki dampak terhadap rendahnya minat membaca masyarakat. Penggunaan gadget yang baik dan bijak seharusnya dapat memiliki dampak positif bukan sebaliknya. Asep mengatakan gadget memiliki sisi positif dan sisi negatifnya tersendiri.

Kecamatan Nyalindung berusaha untuk mengembalikan minat baca masyarakatnya dengan beberapa usaha. Seperti ketika terdapat kegiatan di kecamatan yaitu rapat warga atau hadirnya kepala desa kecamatan mengupayakan masyarakat untuk berkumpul dan membaca. Lalu setiap hari kamis terdapat pasar kaget tepat diluar kantor kecamatan yang dapat menjadi kesempatan masyarakat untuk membaca.

 Hadirnya perpustakaan dan KOLECER di setiap kecamatan dapat menjadi upaya untuk meningkatkan minat baca Indonesia. Seperti tujuan KOLECER sendiri, yaitu dapat menjadi wadah untuk mempermudah masyarakat mengakses buku. Karena ilmu bukan hanya dari melihat tetapi juga dari membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun