Mohon tunggu...
Iin Qurrotul Ain
Iin Qurrotul Ain Mohon Tunggu... -

Translator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demo, Aksi Bela Islam?

3 November 2016   10:09 Diperbarui: 4 November 2016   17:49 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para demostran dari berbagai daerah kabarnya akan berbondong-bondong mendatangi Jakarta untuk turunkan Ahok karena lidahnya kepleset  mengutip bunyi surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Lalu Ahok meminta maaf atas ucapannya, "Saya sampaikan kepada semua umat Islam atau kepada yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam atau apa," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/10/2016).

Meski Ahok berulang-ulang meminta maaf atas ucapannya namun para calon pendemostran tetap mau turun ke jalan dengan mengatasnamakan bahwa mereka berjuang membela Islam.

Bahkan meskipun Ahok menyatakan bahwa ia bukanlah orang yang anti atau memusuhi agama tertentu termasuk Islam, para calon demonstran tetap ingin turun ke jalan terlepas apakah benar untuk membela Islam atau ada motif lain.

Siapa sebenarnya yang memungkinkan mendorong mereka turun ke jalan? Banyak ditemukan bukti beberapa guru spiritual atau ulama mengutip ayat-ayat Tuhan yang disalah mengertikan seolah agama Islam ada dalam bahaya karena perkataan Ahok. Padahal nyatanya karena ia keseleo ucap dan tak ada maksud untuk menghina Islam.

Apa yang menjadi dasar umat Islam memuliakan ulama? Hadist ini disalah mengertikan seolah yang dimaksud di dalamnya berlaku bagi semua guru spiritual atau ulama.  Hadist Rosululloh saw, الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ

“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu ‘anhu)"

Sekarang ulama mana yang dimaksud oleh Rosululloh saw yang berhak menjadi pewaris Nabi? Apakah benar ulama yang menyebarkan kebencian layak dikategorikan sebagai pewaris Nabi?

Berikut terdapat hadist yang memberikan pemisah mengenai ulama mana yang tidak layak digugu. Rasulullah SAW bersabda:“Aku lebih khawatir terhadapmu daripada Dajjal. Ditanyakan, apakah itu wahai Rasulullah? Beliau SAW menjawab: Ulama Suu” (ulama buruk).(HR. Ahmad, dengan sanad hasan)."

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda: Ada satu riwayat dari Ady bin Hatim berkata:  Saya mendatangi Nabi SAW sementara di leherku masih tergantung salib dari emas. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Ya Ady, buanglah berhala itu darimu, saya mendengar beliau membacakan ayat dalam surat at-Taubah ayat: 31: "Mereka menjadikan ulama mereka, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah....”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Mereka memang tidak menyembah ulama, pendeta dan rahib. Tetapi bila mereka (ulama, pendeta dan rahib) menghalalkan sesuatu pasti mereka (umat) ikut menghalalkannya, begitu pula sebaliknya. Bila mereka mengharamkan sesuatu, mereka (umat) akan ikut pula mengharamkannya." (HR. Tirmidzi)

Maka jelaslah hadist-hadist yang disebutkan terakhir merupakan rujukan tambahan bagi umat Islam. Lalu pertanyaannya bagaimanakah cara umat Islam menyikapi orang-orang yang dianggap menghina Islam meskipun jelas untuk kasus Ahok ini karena kesalahpahaman saja.

Pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah mengatakan dalam salah satu khotbahnya mengenai bagaimana Muslim bersikap bilapun  Islam diperolok-olok,

Umat Muslim perlu ingat bahwa kekerasan bukanlah jawaban terhadap provokasi demikian. Sebaliknya jawabannya adalah mereformasi diri dan merespon hinaan-hinaan dari penentang-enentang Islam dengan mengirimkan shalawat kepada Yang Mulia Rasululloh Saw.”

Di hadapan Parlemen Kanada baru-baru ini dilaksanakanpada 17 October 2016, beliau menyampaikan,“Sayangnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa kelompok Muslim yang keyakinan dan tindakannya bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Quran. Mereka melakukan kezaliman dan aksi terorisme atas nama Islam yang jelas-jelas melanggar ajaran pokok agama ini.

Mengutip ayat Al Qur’an beliau mengatakan,“Al Quran dengan gamblang menyatakan dalam surah Al-Baqarah: 257, ‘Tidak ada paksaan dalam agama’. Betapa jelas dan tegasnya pernyataan ini yang menghidupkan kebebasan berpikir, beragama dan berkeyakinan. Dengan demikian, menurut keyakinan dan ajaran saya, setiap orang di setiap dusun, desa, kota ataupun negara memiliki hak yang tidak dapat dicampuri, untuk mengikuti agamanya serta menjalankannya.”

Dengan tegas beliau menggarisbawahi bahwa dalam urusan agama tidak ada paksaan. Maka bukan dengan paksaan umat Islam membungkam siapapun meski seseorang itu menghinakan agama.

Bagaimana sikap negara dalam menghadapi situasi terkini? Apa yang harus dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas negara?

Khalifah Islam Ahmadiyah ini menjelaskan bahwa walaupun kebebasan beragama merupakan sebuah prinsip yang penting, namun tatkala ada resiko timbulnya aksi ekstrimisme atau hasutan kebencian, maka menjadi tugas pemerintah untuk ikut campur dan mengambil alih untuk melindungi masyarakatnya.

Beliau mengingatkan tentang fenomena yang terjadi di Arab Saudi saat ini. Beliau menyebutkkan perang Arab Saudi di Yaman sebagai contoh besar ketidakadilan dan beliau menggambarkan konsekuensi potensialnya, dengan lebih lanjut menjelaskan:

“Sangatlah terkenal bahwa Arab Saudi menggunakan senjata-senjata yang dibeli dari negara-negara Barat dalam perang di Yaman, dimana ribuan rakyat sipil tak berdosa, termasuk wanita dan anak-anak, terbunuh dan mengakibatkan kerusakan yang begitu besar. Apa hasil akhir dari penjualan senjata ini? Rakyat Yaman, yang kehidupan dan masa depannya tengah dihancurkan, tidak hanya akan menanggung kebencian dan dendam terhadap Arab Saudi, namun juga terhadap penyedia senjata Arab Saudi dan negara-negara Barat pada umumnya.”

Apa yang terjadi di Timur Tengah janganlah terjadi di negeri NKRI ini, Pancasila akan selamanya menjadi landasan berbangsa dalam mengatur kemajemukan bangsa. Islam sebenarnya jelas mengedepankan damai dan bukan kekerasan dan pemaksaan.

Khalifah Islam Ahmadiyah sebelum menyampakan pandangannya di hadapan Parlemen Kanada diperkenalkan oleh Hon. Judy Sgro MP yang membacakan Members Statement di dalam Gedung Parlemen (House of Commons):

“Tuan Pembicara, pagi ini pemimpin rohani Jemaat Muslim Ahmadiyah seluruh dunia tiba dalam kunjungan resmi beliau ke Parliament Hill.

Dalam kunjungannya, beliau akan bertemu dengan para menteri kabinet, Senator, anggota Parlemen, dan Perdana Menteri dalam rangka untuk lebih lanjut mempertegas pesan damai ‘Love for All and Hatred for None – Cinta untuk semua dan tidak ada kebencian untuk siapapun’.

Tugas ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh Yang Mulia untuk menampilkan kedamaian serta keindahan agama Islam serta menyeru kekuatan dunia untuk memajukan kedamaian, kebebasan beragama dan hak azazi manusia di Kanada dan di seluruh dunia.

Saya menghargai Yang Mulia serta anggota Ahmadiyah di seluruh dunia atas kerja mereka, dan saya mengulurkan tangan persahabatan atas nama konstituen saya serta rakyat Kanada.

Apapun yang disampaikan oleh Khalifah Islam Ahmadiyah adalah untuk perdamaian dunia dan tidak bermotifkan politik atau kepentingan apapun. Semua yang disampaikan oleh beliau adalah upaya unuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam hakiki yang dibawakan oleh pendiri Islam, Rasulullah saw.

Sebelumnya di hari yang sama, Khalifah mengadakan beragam pertemuan dengan para menteri Federal Pemerintah Kanada, para senators dan para anggota parlemen. Bahkan beliau mengadakan pertemuan khusus dengan Perdana Menteri Rt. Hon.Justin Trudeau.

Apakah masih ada harapan bagi Indonesia memiliki ulama-ulama yang menganjurkan perdamaian? Masih adakah tokoh Islam Indonesia yang mengedepankan damai? Tentu masih terdapat banyak ulama Indonesia yang berusaha menegakkan ajaran-ajaran damai dan hakiki Islam. Salah satunya adalah tokoh NU, PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRAJ yang dalam salah satu pidatonya menyampaikan hal berikut,

"Warga NU saya larang, GP Anshor saya larang, pemuda-pemuda NU, mahasiswa NU, PMII saya larang, tidak akan ada yang turun [demonstrasi ]".

Sekarang keadaan dan isu semakin liar tak terkontrol, bukan lagi soal politik Pilgub DKI, tapi lebih besar dan rumit lagi, RADIKALISME AGAMA menemukan momentumnya.

Kaum nahdliyin boleh pecah soal dugaan penistaan agama oleh Ahok, biarlah hukum yang menyelesaikan kasus Ahok dan lawannya itu. Tapi, kita tidak boleh lengah sedikitpun dgn susupan2 kaum radikal, titipan2 isu yang membahayakan NKRI, stabilitas nasional dan toleransi antar umat beragama. Target utama mereka bukan Ahok, terlalu kecil!, Ahok hanya entry point, target mereka hancurnya Islam moderat di Indonesia, Islam yg ramah diganti dengan Islam yang penuh kebencian seperti yang meluluhlantakkan negara2 Timur Tengah. Hawanya cukup terasa, semua isu keagamaan dan politik akhir2 ini rawan sekali ditunggangi, jangan mudah termakan isu apalagi mudah marah sesama Muslim.

Mari saling mengingatkan utk sesama, meski resiko dibully.

Jangan sedikitpun takut dibenci, takutlah melihat saudara2 kita yg awalnya ramah semakin mudah membenci...

KH Said Aqil Sirodj (Ketua Umum PBNU)

NKRI HARGA MATI                        

Setelah kita semua paham pembeda mana ulama yang perlu digugu dan mana yang tidak, maka masih akan perlukah demo untuk menggulingkan Ahok yang jelas bukan Aksi Bela Islam? Karena pada hakikatnya aksi bela Islam adalah aksi umat Islam yang membawa kemashalatan dan perdamaian bagi umat manusia di dunia dan khususnya di negeri tercinta ini yaitu salah satunya dengan banyak berkarya dan mengisi kemerdekaan Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh para leluhur kita. Semoga kita menjadi orang-orang pencinta damai.

Penulis: Iin Qurrotul Ain.

Sumber:

Ahok Minta Maaf Kepada Umat Islam

PIDATO PROF. DR. KH. SAID AQIEL SIRAJ, Pidato Prof Dr KH Said Aqiel Siraj

World Muslim Leader Condemns Anti Islam Film

Pidato Bersejarah Khalifah Ahmadiyah di Parlemen Nasional Kanada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun