Pendahuluan
Pergaulan bebas di kalangan remaja merupakan fenomena sosial yang semakin mengkhawatirkan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pergaulan bebas seringkali dikaitkan dengan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma sosial dan etika, seperti seks bebas, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan narkoba. Artikel ini akan membahas sebuah kasus konkret mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja Kota Palangka Raya, serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut.
Kasus
Di sebuah kawasan di Kota Palangka Raya, terdapat sekelompok remaja yang seringkali berkumpul di taman kota pada malam hari. Mereka datang dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar SMA dan mahasiswa. Awalnya, pertemuan ini bertujuan untuk bersosialisasi dan melakukan aktivitas positif seperti diskusi, berolahraga, atau hanya sekadar berkumpul. Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas mereka mulai beralih kepada hal-hal yang negatif.
Mulai dari konsumsi alkohol hingga perilaku seks bebas kasus ini menjadi simbol dari pergaulan bebas di kota tersebut. Salah satu remaja mengungkapkan bahwa ia awalnya hanya ikut-ikutan teman untuk sekadar bersenang-senang. "Awalnya cuma minum-minum, tapi lama-lama jadi terbiasa, dan tidak terasa sudah melakukan hal-hal yang lebih jauh," katanya.
Remaja biasanya sering kali berkumpul di rumah kosong atau tempat-tempat sepi. Di sinilah mereka bebas mengonsumsi minuman keras dan terlibat dalam perilaku yang tidak sehat. Dalam salah satu pesta, mereka sempat mengundang beberapa teman yang lebih tua, yang kemudian memberikan mereka berbagai jenis narkoba. "Semua berawal dari penasaran.Pengguna yang lama mengkomsumsi bilang kalau itu biasa saja dan tidak ada salahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh teman seumuran memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku remaja. Mereka merasa tertekan untuk melakukan apa yang dianggap "keren" oleh teman-teman mereka. Dalam konteks sosial ini, norma-norma budaya dan pendidikan yang mereka terima seolah tidak berlaku lagi.
Penyebab Pergaulan Bebas
Beberapa faktor yang menyebabkan pergaulan bebas di kalangan remaja di Palangka Raya yaitu:
Kurangnya Pengawasan dari Orang Tua: Banyak orang tua di Palangka Raya yang sibuk dengan pekerjaan dan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka. Hal ini menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa pun tanpa merasa diawasi.
Pengaruh Media Sosial: Di era digital saat ini, media sosial menjadi salah satu sarana bagi remaja untuk berinteraksi. Mereka cenderung terpapar pada berbagai informasi yang tidak selalu positif, seperti video seks, gaya hidup bebas dan hasil yang negatif dari perilaku tersebut.
Keterbatasan Aktivitas Positif: Minimnya fasilitas dan kegiatan positif untuk remaja di Kota Palangka Raya juga menjadi penyebab. Ketika tidak ada ruang untuk berekspresi atau melakukan aktivitas yang positif, remaja akan mencari cara lain untuk mengisi waktu luang mereka, termasuk dengan bergaul bebas.
Dampak dari perilaku pergaulan bebas ini sangat serius. Banyak remaja yang terjerumus ke dalam masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Beberapa remaja mengalami masalah kecanduan alkohol dan narkoba yang berdampak pada pendidikan mereka. Sebagian remaja, mengungkapkan bahwa ada yang sempat keluar dari sekolah karena menjadi kecanduan. "Aku nggak bisa fokus belajar, semua yang kupikirkan hanya bagaimana mendapat barang-barang itu," katanya.
Selain itu, ada risiko kesehatan reproduksi yang tinggi akibat perilaku seks bebas. Remaja tidak hanya berisiko terkena infeksi menular seksual (IMS), tetapi juga kehamilan di luar nikah. Hal ini tentunya bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang mempengaruhi keluarga dan masyarakat luas.
 Solusi dan harapan
Untuk mengatasi masalah pergaulan bebas ini, perlu adanya kerjasama antara orang tua, masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Edukasi mengenai bahaya pergaulan bebas sangat penting untuk dilakukan di lingkungan sekolah. Program-program yang bisa melibatkan remaja dalam kegiatan positif, seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial juga perlu diperbanyak.
Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap fasilitas dan ruang terbuka bagi remaja agar mereka tidak merasa terasing dan mencari cara untuk bersenang-senang di tempat yang tidak tepat. Penambahan program pembinaan karakter di sekolah juga bisa membantu remaja untuk memahami nilai-nilai moral serta pentingnya keputusan yang bijak dalam bergaul.
Kesimpulan
Kasus pergaulan bebas di kalangan remaja di Kota Palangka Raya adalah cerminan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Perlu kesadaran dari berbagai pihak untuk bersama-sama mencari solusi agar pergaulan remaja dapat berlangsung dengan sehat dan positif. Mari kita jaga generasi kita agar tidak terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan.
Daftar Pustaka
1.Santrock, J.W (2019). Adolescence. New York: McGraw-Hill Education.
2.Suhendar,E (2020) pergaulan bebas di kalangan remaja dan pengaruhnya terhadap Kesehatan mental.jurnal Kesehatan masyarakat,14(1),55-65.
3.Isnawati,E (2021). Factor penyebab pergauln bebas di kalangan remaja di Indonesia.jurnal sosial dan budaya, 12(2),113-120.
4.Asuti,N.H(2022).dampak pergaulan bebas bagi Kesehatan reproduksi remaja jurnal gizi dan Kesehatan,8(1),97-103
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H