Assalamu'alaikum rekan guru semuanya.
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan laporan hasil penelitian berupa contoh penulisan LK 3.1 Menyusun Best Practice. Lembar kerja ini akan ditulis dengan laporan praktik terbaik dari praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas. Pada kategori ini, praktik pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 siklus. Setiap siklus memilki 2 implementasi atau pertemuan.
Berikut akan saya share contoh baik atau best practice menggunakan metode STAR.
LK 3.1 Menyusun Best Practices ( Konseling Kelompok )
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
SLB Autisme River Kids
Lingkup Pendidikan
Jl. Psikologi – Perum Uniga No.41 Joyogrand Atas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang
Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan Layanan :
- Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
- Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif.
- Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik atau divergen dan inisiatif sendiri
Penulis
Iin Indrawati, S.Psi
Tanggal
17 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah :
Ada 4 peserta didik berkebutuhan khusus mengalami permasalahan berinteraksi sosial dengan efektif dengan teman di sekolah. Diskripsi permasalahan 4 peserta didik tersebut sebagai berikut :
VT akhir – akhir ini sering murung, matanya berkaca – kaca, memukulkan tangan ke pahanya, menggebrak pintu ketika jam istirahat. VT berfikir ia tidak punya dan temannya tidak mau bermain dengannya.
IN adalah siswa yang sangat menyukai bola. Ia terlihat bersemangat setiap kali bercakap dengan temannya terkait dengan bola. Namun, beberapa minggu ini ia terlihat kurang termotivasi mengobrol dengan temannya. Saat istirahat, IN akan menyendiri, dan ia juga memunculkan perilaku lebih suka mengolok – olok temannya.
OC terlihat sering bersitegang dengan IN. Setiap pelajaran di kelas maupun saat istirahat, OC akan berteriak dan meminta IN diam, dan juga berdebat dengan IN. Sudah hamper tiga minggu ini, saat istirahat OC kurang termotivasi bermain dengan teman – temannya.
PR adalah siswa yang aktif bercakap dengan teman. Namun , beberapa minggu ini ia sering diam saat di kelas maupun istirahat. Terkadang ia juga matanya bercaka – kaca
Praktik ini penting untuk dibagikan dikarenakan :
- Dapat menjadi alternatif solusi efektif untuk memberikan layanan konseling kelompok bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
- Penerapan metode penguatan positif , sintak – sintaknya mudah dipahami oleh peserta didik berkebutuhan khusus. Metode ini minim teori dan lebih mengutamakan praktek secara langsung sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami.
- Metode penguatan positif menciptakan kondisi baru untuk anak berkebutuhan khusus untuk belajar perilaku adaptif.
- Media dan Alat/bahan pembelajaran tersaji secara visual, sehingga mudah dimengerti, dan dampaknya siswa lebih termotivasi mengikuti kegiatan layanan.
- Proses bembelajaran terstruktur.
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator antar kelompok agar dinamisasi tercipta melalui kegiatan diskusi.
- Evaluasi proses dan evaluasi hasil bisa dicapai sesuai dengan tujuan layanan.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini antara lain :
- Memperoleh bimbingan dalam proses penyusunan rencana pembelajaran PPL Siklus 4
- Berdiskusi dan mempresentasikan hasil penyusunan rencana pembelajaran PPL Siklus 4 bersama dosen, guru pamong, dan teman-teman mahasiswa PPG.
- Melakukan revisi perbaikan rencana pembelajaran PPL Siklus 4 berdasarkan sharing dari hasil diskusi dan presentasi yang sudah dilakukan.
- Mengunggah perangkat pembelajaran PPL Siklus 4 di LMS.
- Melaksanakan PPL Siklus 4
- Mendokumentasikan dalam bentuk video proses pelaksanaan PPL Siklus 4
- Mengunggah video tanpa editing (original) pada LMS.
- Mengunggah video yang sudah di edit durasi 15 menit pada LMS.
- Melakukan refleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan yaitu:
- Perilaku peserta didik berkebutuhan khusus yang terkadang memunculkan “challenging behavior” diantaranya tantrum, meltdown dll
- Kesiapan perserta didik berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.
- Kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus dalam memahami materi yang disajikan.
- Keaktifan peserta didik berkebutuhan khusus dalam konseling individu
- Motivasi peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti proses layanan mulai awal sampai akhir
Yang terlibat pada PPL Siklus 4 yaitu :
- Peserta didik berkebutuhan khusus sebagai sentral dalam proses layanan.
- Guru sebagai fasilitator layanan.
- Orang tua sebagai bagian dari keberhasilan evaluasi hasil.
- Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL Siklus 4
- Teman – teman PPG sebagai rekan diskusi.
- Rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini ( Tim IT, Tim Visual)
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan layanan yaitu :
- Menghadap dan berkomunikasi dengan Kepala Sekolah untuk mendapatkan dukungan.
- Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan. Mensetting ruangan agar efektif untuk dipakai kegiatan layanan, serta memastikan signal yang stabil yang ada di dalam kelas sehingga bisa online dengan dosen dan guru pamong.
- Melibatkan tim kerja untuk menyiapkan prasarana yang dibutuhkan sehari sebelum video PPL siklus 4 dilakukan.
- Bekerjasama dengan guru/ wali kelas, untuk mendapatkan informasi lebih terkait hal – hal apa yang memicu perilaku menantang dan cara mengantisipasi serta cara mengatasinya.
- Berkomunikasi dengan teman sejawat yang membantu pada saat pengambilan video.
- Melengkapi dukungan visual yang dibutuhkan agar siswa bisa memahami tujuan layanan dan kooperatif mengikuti.
- Menyiapkan reward/ sensory kesukaan untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
Strategi layanan :
- Strategi layanan yang digunakan menggunakan teknik penguatan positif
- ( reinforcement positive)
- Teknik penguatan positif dipilih dikarenakan peserta didik berkebutuhan khusus Autisme dan Disabilitas Intelektual memiliki hambatan perilaku, komunikasi dan kogntif. Sehingga teknik tersebut mudah untuk dipahami untuk mencapai tujuan layanan.
Tahapan/ Proses layanan :
- Identifikasi masalah dengan analisis ABC
- Memilih target perilaku
- Menetapkan data awal ( baseline perilaku awal)
- Menentukan jenis reinforcement positif yang digunakan
- Menentukan jadwal pemberian reinforcement
- Tugas rumah antar sesi 1 dan 2
- Implementasi reinforcement positif
- Evaluasi pelaksanaan teknik Penguatan Positif ( reinforcement positif)
- Memberikan reinforcement dari target perilaku yang dicapai
Materi yang diperlukan untuk melaksananakan strategi :
- Lembar Harian “ Catatan Situasi”
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
- Semua dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
- Tercapainya tujuan layanan sesuai dengan harapan.
Apakah hasilnya efektif Atau tidak efektif? Mengapa?
- Hasilnya efektif, karena peserta didik berkebutuhan khusus sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari pendahuluan hingga proses pembelajaran selesai.
- Semua indikator dalam evaluasi proses tercapai
- Peserta didik berkebutuhan khusus termotivasi untuk saling memberikan masukan melalui kegiatan diskusi yang terjadi saat sesi konseling kelompok.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:
a. Respon kepala sekolah sangat positif dan mendukung penuh atas kegiatatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Guru kelas terbantu. Mereka mendukung layanan karena berdampak pada perbaikan perilaku serta hubungan sosial perserta didik berkebutuhan khusus
c. Evaluasi proses bisa terlaksana dan orang tua merasa terbantu, sekaligus senang dengan layanan yang sudah diberikan untuk anaknya.
Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu :
- Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang turut membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran.
- Situasi dan kondisi sangat mendukung terlaksananya kegiatan PPL Siklus 4
- Dapat mengantisipasi atau mengatasi tantangan yang dihadapi sebelum hari pelaksanaan PPL Siklus 4
- Berusaha melaksanakan semaksimal mungkin apa yang telah direncanakan.
Faktor yang menghambat/ menjadi ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan
yaitu :.
- Sudut pengambilan video kurang menyeluruh dikarenakan dua device yang digunakan peletakkan posisinya kurang bisa menjangkau keseluruhan proses layanan
Pembelajaran dari keseluruhan proses :
- Pemberian layanan harus benar – benar dianalisa mulai tahapan identifikasi masalah, eksplorasi masalah, ekplorasi penyebab masalah, eksplorasi alternatif solusi, menentukan solusi.
- Merancang pelaksanaan layanan sesuai dengan tahapan diatas dan juga dirancang sesuai dengan teknik/ metode terpilih.
- Penyusunan sintaks orientasinya pada keterlibatan aktif peserta didik berkebutuhan khusus.
- Melengkapi alat/ media diupayakan semaksimal mungkin agar proses layanan leboh menarik, interaktif dan memotivasi peserta didik berkebutuhan khusus.
- Pelaksanaan layanan secara teknik dan konten betul – betul disiapkan agar layanan berjalan dengan optimal.
- Kendala – kendala yang kemungkinan akan dihadapi sudah disiapkan solusinya agar saat pemberian layanan bisa diatasi.
- Kolaborasi dari kepala sekolah, rekan sejawat, orang tua penting dibangun agar tujuan layanan bisa tercapai.
- Diskusi aktif dan menjalin komunikasi yang baik dengan dosen, guru pamong dan teman PPG sangat penting sehingga menjadi solusi efektif apabila ada kendala baik secara konten maupun teknis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H