Pagi ini kamu datang ke sekolah dengan beratnya isi tas dan beban hidup. Tasmu itu berat karena kamu tidak pernah mengeluarkan buku-buku mata pelajaran dari tas. Semuanya kamu bawa setiap hari. Kamu menghapiri teman-teman kelas yang sedang bercanda. Kamu hanya diam dan mendengarkan candaan mereka sambil memperhatikan mulut dan gestur mereka.
Tidak lama kemudian, bel berbunyi. Tanda pembelajaran akan dimulai. Semua peserta didik di kelas langsung menuju tempat duduknya masing-masing. Termasuk dirimu.
Kamu sedikit jenuh untuk jam pertama karena pelajaran Bahasa Indonesia. Dirimu bukan membenci Bu Tuti atau membenci pelajarannya, melainkan kemampuanmu memahami dan menyerap pelajaran begitu susah. Tulisanmu yang katanya mirip cakar ayam membuat guru-guru berusaha membaca apa yang kamu tulis. Â Dirimu lalu mengambil buku paket Bahasa Indonesia dan membuka halamannya.
Minggu lalu sudah belajar artikel. Berarti hari ini akan dilanjutkan dengan novel. Kamu mengingat-ingat novel yang pernah kamu baca. Ya, kebanyakan kamu membaca novel luar, seperti  Jepang dibandingkan novel Indonesia. Kamu sangat tergila-gila dengan penulis Keigo Higashino. Bahkan semua novelnya sudah kamu baca. Kamu menyukai karya-karyanya karena novelnya penuh dengan misteri seperti hidupmu yang penuh misteri.
Tiba-tiba Bu Tuti masuk kelas. Semua berdiri memberikan salam. Bu Tuti lalu merefleksikan kembali materi yang sudah dipelajari minggu lalu. Teman-temanmu berlomba-lomba mengangkat tangan untuk menjawab, kamu hanya diam karena kamu lupa semua materinya. Kamu hanya ingat topiknya. Bu Tuti lalu melanjutkan topik yang akan kalian pelajari.
Bu Tuti lalu mengingatkan penulis-penulis novel Indonesia yang karyanya sangat disukai pembaca dan bahkan mendunia sambil menunjukkan foto masing-masing penulisnya dan karya yang dimaksud. Ada Pramoedya Ananta Toer, Fira Basuki, Eka Kurniawan, Tere Liye, Ratih Kumala, Almira Bastari, dan beberapa penulis lainnya. Namun, tak satu pun kamu kenal. Sementara teman-temanmu antusias dengan penulis-penulis tersebut.
Bu Tuti lalu mengajak kalian mendiskusikan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam sebuah novel. Kamu sudah berusaha menyimak, tetapi sedikit susah. Bu Tuti sesekali memberikan contoh cerita yang relevan dengan kehidupanmu. Entah Bu Tuti sengaja atau tanpa unsur kesengajaan.
"Aghhhhhhhhhhhh!" Tiba-tiba dirimu teriak.
Teman-temanmu kaget, termasuk Bu Tuti. Terlihat juga Markus kaget.
"Apa sih, enggak jelas!" kata Markus dengan suara pelan, tetapi terdengar olehmu.