Mohon tunggu...
Iim Imrotin
Iim Imrotin Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru Bahasa Indonesia jenjang SMK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghapus Stigma Pelajaran Kelas Dua di SMK

13 Januari 2024   20:26 Diperbarui: 13 Januari 2024   20:36 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketiga, perlunya perhatian dari balai besar untuk memerhatikan pelajaran nonproduktif. Semenjak revitalisasi kelembagaan di lingkungan Kemendikbud, lembaga yang mengayomi pelajaran nonproduktif, seperti P4TK Bahasa, Matematika, PKN, dan IPS telah dihapus, guru merasa kehilangan tempat bernaung. Lembaga yang baru seperti BGP (Balai Guru Penggerak) hanya fokus pada pelaksanaan sekolah dan guru penggerak. Adapun BBPPMPV (Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi) lebih berfokus pada peningkatan kualitas guru produktif. Harapannya berbagai lembaga yang ada juga memberikan kesempatan bagi guru nonproduktif dalam upaya meningkatkan kompetensi di bidang kejuruan. Tujuan akhirnya tentu mampu menyiapkan siswa dengan keterampilan yang utuh sesuai keinginan pasar kerja.

Perubahan pola pikir guru nonproduktif untuk terus belajar serta membuka diri dengan hal-hal baru tentu akan mendorong kualitas diri serta turut serta dalam menyukseskan siswa masuk ke dunia kerja. Berikutnya, keterlibatan secara aktif dalam kolaborasi proyek kejuruan dapat meningkatkan kualitas mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang muaranya tentu pada kompetensi siswa yang semakin memuaskan industri. Terakhir perlunya dukungan dari lembaga terkait agar tidak ada lagi stigma pelajaran nonproduktif hanya sebagai pelengkap di rapor siswa. Tidak ada lagi pelajaran kelas dua, semua diperlukan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang mampu bersaing di dunia kerja juga mampu menciptakan lapangan kerja.

Sumber Pustaka

Chudori, V. N. (2012). Relevansi Isi Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton Di SMKN 5 Bandung Dengan Kebutuhan Industri Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.Upi.Edu.

Disas, E. P. (2018). Link and Match sebagai Kebijakan Pendidikan Kejuruan. Jurnal Penelitian Pendidikan, 18(2), 231--242. https://doi.org/10.17509/jpp.v18i2.12965

Dwi Efiyanto. (2021). Analisis Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar Pada Kurikulum SMK. Pascasarjana, Direktorat Program Malang, Universitas Muhammadiyah, 1--83.

Husein, M. T. (2019). LINK AND MATCH PENDIDIKAN SEKOLAH KEJURUAN. Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 15(2). https://doi.org/10.31000/rf.v15i2.2037

Imrotin, & Sari, I. N. (2022). Kesiapan Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Menghadapi Program Merdeka Belajar. Jgi: Jurnal Guru Indonesia, 2(1).

Jumadi. (2022). Analisis Metode Pembelajaran Project Based Learning dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK. NURINA WIDYA: Jurnal Pendidikan Dan Humaniora, 1(1), 59--64.

Yoto, Kustono, D., Muladi, & Wardana. (2013). PARTISIPASI MASYARAKAT INDUSTRI DALAM PENYUSUNAN SINKRONISASI KURIKULUM DI SMK. Jurnal Teknik Mesin, 21(1), 113--126.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun