Mohon tunggu...
IIM IMANDALA
IIM IMANDALA Mohon Tunggu... Guru - Membuka cakrawala berpikir melalui menulis

Guru SLBN Cicendo Kota Bandung dan Sebagai Mahasiswa S3 Nanjing Normal University China

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SLB Dibubarkan?

24 Agustus 2017   08:57 Diperbarui: 24 Agustus 2017   09:04 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manakala pendidikan inklusif ini berjalan dan ada anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan di sekolah reguler maka itu membutuhkan layanan pendidikan khusus bagi anak-anak tersebut. Sedangkan guru-guru di sekolah reguler itu pada umumnya belum memahami layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Lalu, Siapakah yang memberikan layananya itu? Yang memberikan layanan adalah semua pihak yang ada di sekolah itu dan mendapat dukungan penuh dari tenaga ahli pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Sekolah reguler yang menerima anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh layanan dukungan dari tenaga ahli pendidikan khusus, yaitu guru SLB. 

Sekolah reguler dapat bekerja sama dengan SLB terdekat untuk memperoleh tenaga ahli tersebut. Sekolah reguler dan SLB bersama-sama memberikan layanan yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus, bahkan tidak hanya bagi anak, tapi juga antar guru bisa bertukar pikiran dan berkonsultasi mengenai masalah-masalah kesulitan belajar yang dialami oleh semua anak serta para orangtua pun dapat memanfaatkan kerjasama itu sebagai tempat belajar bagaimana mendidik anaknya di rumah.

Dari adanya kerjasama tersebut mengisyaratkan bahwa SLB tetap ada meskipun pendidikan inklusif diimplementasikan. Tidak benar SLB bubar jika pendidikan inklusif dilaksanakan. Bahkan di negara-negara yang lebih maju dalam penerapan pendidikan inklusifnya, contoh Jepang dan Amerika Serikat, SLB tetap ada dan dibutuhkan serta peran dan fungsinya bertambah. SLB tetap memiliki siswa meskipun sebagian besar anak berkebutahan khusus bersekolah di sekolah reguler. Bagi anak berkebutuhan khusus yang tingkat kelainannya berat dan sangat berat sehingga tidak memungkin memperoleh layanan pendidikan khusus di sekolah reguler terdekat, maka ia bisa bersekolah di SLB.

Di negara kita pun akan seperti itu, SLB tidak hanya memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, tapi memberikan pula layanan dukungan kepada sekolah-sekolah reguler yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak hanya itu, SLB juga menjadi pusat berbagai sumber daya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan secara khusus menuju pendidikan yang inklusif.

 Jadi sekali lagi, SLB tidak akan bubar. Amiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun