Jika diberi kesempatan oleh Allah SWT, beberapa hari ke depan kita akan menyaksikan kembali salah satu keagangungan Allah SWT yaitu genap 1 tahun lagi perputaran 2 mahluk Allah SWT yaitu matahari dan bumi. Terlepas perbedaan pendapat apakah matahari yang mengelilingi bumi, atau sebaliknya. Allah SWT Dzat Yang Maha Kuasa pemilik semua makhluk telah mengaturnya. Perputaran matahari dan bumi kemudian disebut tahun masehiyah. Sedang bulan dan bumi disebut hijriyah. Kedua-duanya dijadikan pula sebagai petunjuk waktu-waktu dalam beribadah kita kepada Allah SWT. Melalui perputaran matahari dan bumi kita diberitahukan waktu-waktu salat fardu misalnya. Sedang perputaran bulan dan bumi kita diberitahukan waktu-waktu ibadah puasa. Sungguh Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Hal terpenting bagi setiap muslim, dengan terus berjalannya waktu, kita harus terus melakukan introspeksi diri. Masing-masing bisa membayangkan. Bagaimana kondisi kita 1 tahun lalu, 5 tahun lalu, 10 tahun lalu, 25 tahun lalu, 50 tahun lalu atau tahun lainnya. Kita dapat merasakan, bagaimana perbedaan bentuk fisik kita sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya. Siapa saja keluarga atau orang-orang tercinta berada. Mungkin saat ini sudah terdapat beberapa orang yang kita cintai sudah kembali menghadap Allah SWT. Â Tingkat ekonomi, yang kadang membuat hidup gelisah. Padahal, semua kembali pada tingkat rasa syukur dari setiap hamba. Tak jaminan terus bertambah akan mendorong kita semakin tenang, karena yang terjadi ialag sebaliknya. Hal terpenting yang perlu disadari, bagaimana kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. karena itulah yang sesuangguhnya akan kita jumpai. Kita perlu muhasabah, agar kemudian menjadi lebih baik lagi.
Sayyidina Umar bin Khattab berkata: hasibu anfusakum qabla an tuhasabu. Wazinuha qabla an tuzanu. Lakukanlah perhitungan terhadap dirimu sebelum dihitung oranglain. Timbanglah dirimu sebelum ditimbang oranglain. Kita juga tentu berharap, dari waktu ke waktu kualitas ibadah kita kepada Allah SWT akan semakin baik lagi, sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang khusnul khatimah. Amin ya Rabbal alamin.
Allah SWT berpesan, A'udzu billahi minasysyaithanir rajim. Bismillahirrahmaniirahim "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (Al Hasyr; 18).
Ayat tersebut memberi pesan kepada kita semua untuk melihat amalan lalu  sekaligus perintah untuk merancang program ke-depan. Dengan terlebih dahulu merancang, kita memiliki visi dan misi ibadah yang jelas. Beberapa ilmuwan merekomendasikan beberapa model yang dapat dipakai, mislanya PDCA (Plan, Do, Check, dan Act) yang dipopulerkan Walter tahun 1920an, Model CIPP (Context, Inputs, Processes, and Products) yang dipopulerkan Stuff Lebeam dan Shinkfield (2007), dan Model IPPO (Input, Proses, Produk, dan Outcome).
Entah berapa lama lagi kita dapat melalui hari-hari. Entah berapa banyak investasi amal yang dapat dibawa sebagai bekal menghadapnya. Kita tidak yahu, apa yang akan terjadi dengan esok hari. Semua ialah misteri Illahi Rabbi.Â
20 tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, dengan kemaha kuasaan-Nya, Allah SWT menunjukkan hal yang tidak diduga.Â
 Tsunami Aceh menimpa. Ribuan ummat manusia dipanggil dan menghadap Allah SWT. Bangunan-bagungan hancur berkeping-keping. Tidak ada yang mampu melawan kekuasaan Allah SWT. Kita berdoa kepada Allah SWT, agar senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan. Amin ya Rabbal alamin.Â
Allahumma la taqtulna bighadabika. Wala tukhliqna biadzabika. Wa afina qabla dzalik. Ya Allah, janganlah Engkau matikan kami karena murka-Mu. Jangan celakakan kami karena siksa-Mu. Ampunillah kami sebelum hal buruk terjadi pada kami.Â
Amin ya Rabbal Alamin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H