Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UNS Semester 1, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Membaca dan menulis adalah hobi saya. Berbagi cerita merupakan salah satu langkah terbaik untuk mengimplementasikan keduanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

7 Alasan Kenapa Mahasiswa Harus Ikut Iuran Kelompok, walau Cuma Seribu Rupiah!

26 Desember 2024   23:03 Diperbarui: 27 Desember 2024   05:54 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Koin Seribuan (Sumber: https://images.app.goo.gl/gqysvkgqJkGXQyeg8)

Uang seribu yang katanya receh dan dianggap sepele, bisa menjadi masalah untuk orang yang kritis, contohnya saya. Sebenarnya bukan tentang nominalnya, tapi receh punya arti penting. Arti penting itu terlihat saat ada tugas kelompok. Jadi, ini dia 7 alasan kenapa kita harus ikut iuran kelompok walau cuma seribu rupiah.

1. Termasuk Hutang yang Kudu Dibayar

Total iuran yang ada harus dibagi rata antar anggota. Membayar iuran kelompok menjadi kewajiban yang tidak boleh ditingtidaklkan, walau cuma seribu. Kalau ada individu yang tidak mau ikut iuran, sama saja dia hutang. Hutangnya ke kelompok, tapi kalau selamanya tidak membayar, urusannya sama Yang Kuasa. Sudah mahasiswa harusnya sudah mahir membedakan mana yang harus, tidak harus, dan tidak perlu. Tidak perlu dikasih tahu, kalau sudah merasa menjadi kewajiban ia tidak akan tanya soal itu. Kalau bisa jangan sampai ditagih, apalagi cuma receh, malu sama yang lain.

2. Anggota Banyak Masa Mau Bebanin Satu Orang?

Bangku kuliah memang pendidikan tinggi, tapi tidak semua orang ekonominya tinggi. Bagian pedihnya adalah saat print makalah atau beli keperluan kelompok diwakilkan ke satu orang. Ia sudah andil dengan waktu dan tenaganya, seringkali malah nalangin dulu pakai uangnya. Parah kalau anggotanya ada yang tidak mau iuran. Untuk orang yang terbilang kaya mungkin bukan masalah. Tapi kalau ia ekonomi menengah ke bawah pasti akan merasa terbebani.

3. Bukti Konstribusi, Tidak Cuma Numpang Nama

Bukti kalau kita berkonstribusi bukan cuma ikut mengerjakan, uang juga penting. Kuliah  harus punya uang, tidak harus banyak, karena kalau iuran juga akan ringan. Kebanyakan mahasiswa tidak aktif dalam kelompoknya. Mereka mengeluh kebanyakan kelompok, karena setiap matkul kelompoknya beda. Padahal darisinilah pribadi kita dilatih untuk berkonstrubusi. Apalagi nanti dunia setelah lulus kuliah akan lebih beragam. Mengerjakan saja kadang tidak ikut, apalagi iuran. Alhasil "numpang nama" adalah julukan yang cocok buat mereka.

4. Receh Gaakan Hilang Sia-sia

Uang receh seringkali mudah jatuh, karena sebagian besar orang tidak menganggapnya penting. Mungkin yang menggap receh sangat penting ialah tukang parkir. Dengan dibayarkan sebagai iuran, maka receh akan memiliki manfaat. Daripada hilang begitu saja lebih baik jadi lembaran makalah. Lumayan bisa untuk membayar satu atau dua lembar. Lagipula hal yang mubadzir juga merupakan hal yang harus dihindari dalam kacamata agama.

5. Bisa Berhenti Menyepelekan Hal Kecil

Banyak hal-hal kecil yang dianggap sepele, namun sebenarnya punya hikmah sendiri-sendiri. Dengan mengakui bahwa iuran sekecil apapun adalahs sebuah tanggung jawab, kita tidak akan menyia-nyiakannya. Karena kalau dipikir-pikir receh seribuan yang dikumpulkan selama 30 hari akan menjadi Rp 30.000. Nominal yang cukup untuk makan siang di kantin dua kali, atau bensin pertalite tiga liter juga bisa. Hal-hal kecil seperti ini yang mulai sekarang harus diperhatikan juga, agar tidak ada lagi kata "sepele".

6. Tidak Perlu Pick Me Kalau Ada Pembentukan Kelompok

Jika kita bukan orang bermasalah dalam hal konstribusi kelompok, maka ikut serta dalam kelompok manapun adalah hal yang mudah. Momen pembentukan kelompok secara mandiri adalah saat dimana mahasiswa pilih-pilih anggota. Aktif membayar iuran membuat kita akan dipilih otomatis untuk masuk kedalam kelompok mereka. Tidak perlu fafifu sana-sini. Namun, tentu kompetensi dan kemampuan harus kita seimbangkan.

7. Lebih Berani Menampakkan Diri di Kelompok

Bila beban hutang sudah terbayarkan, maka kita tidak akan merasa terbebani. Begitupun dalam kelompok, saat kita sudah berkonstribusi, maka seolah kita akan menjadi percaya diri. Biasanya akan lebih berani menyuarakan pendapat kita, menyangtidakh hal yang tidak sesuai keinginan, maupun meminta tolong sesama anggota kelompok. Selain itu, dengan percaya diri juga membuat keharmonisan kelompok akan terbangun.

Nah, sekarang masih mau menyepelekan iuran sekecil seribu rupiah? Jangan lagi ya! Receh bisa memiliki banyak arti, menciptakan percaya diri, hingga membangun keharmonisan kelompok. Maih banyak yang butuh uang receh seperti tukang parkir, pengemis, pengamen, dan orang yang terkena musibah. Bahkan diluaran sana banyak yang tidak punya uang sepeserpun. Mari jadi lebih baik dengan aktif ikut iuran kelompok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun