Mohon tunggu...
Indah Suharti
Indah Suharti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengalaman di ‘Kota Lumpia’ Semarang

13 Juni 2016   20:52 Diperbarui: 13 Juni 2016   21:12 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hunting fotografi ATVI tahun 2016. Angkatan XIII ATVI tahun ini mengadakan tour ke kota Semarang dan mengunjungi banyak tempat bersejarah namun tidak hanya kota yang kaya akan sejarah Semarang juga memiliki masyarakat yang ramah tamah. Kota yang indah, kaya akan sejarah dan masyarakatnya yang sopan santun ini lah yang dijadikan tujuan huntingfoto tahun ini.

            Sebelum perjalanan kami dimulai, kami para mahasiswa dan mahasiswi ATVI menabung untuk perjalanan kami, awalnya kami tidak tahu hunting foto tahun ini diadakan di mana banyak pilihan yang tersedia namun dosen fotografi (produksi) pun memutuskan untuk mengadakan perjalanan ke kota Semarang. Sebelum pergi pun kami dibekali ilmu apa saja yang akan kita lakukan di sana dan bagaimana perjalanan senior-senior kita tahun lalu. Dan Pak Hermanto (dosen fotografi produksi) merincikan apa saja yang kami perlukan dan kami butuhkan.

            Kamera, tripod, lensa, flash, uang dan tentu saja fisik harus selalu dijaga dan harus selalu sehat. Untuk biaya pun pak hermanto sudah menginformasikan kepada seluruh  mahasiswa bahwa uang yang kita butuhkan adalah Rp. 1.000.000.- untuk perjalanan menuju kota Semarang. Sebagian mahasiswa pun sangat antusiasdan tidak sabar ingin cepat - cepat memulai perjalanannya.

            Saya dan beberapa teman saya juga sudah menabung kepada ketua kelas kami masing-masing agar tidak berat biayanya nanti, perbulan Rp. 100.000,- penagiahan pun dimulai dari awal kita masuk kuliah semester 1 namun banyak sekali yang menunggak pembayaran itu, semester 1 berlalu kini saya dan beberapa teman saya brepencar kelas ada yang mengambil jurusan Produksi ada juga yang mengambil jurusan Jurnalistik TV, saya sendiri mengambil jurusan Jurnalistik TV kelas yang awalnya banyak peminat ini lama kelamaan menjadi berkurang dan hanya tersisa 23 orang saja.

            Selama disemester 2 pun kami dibekali oleh teknik dan ilmu tentang fotografi oleh dosen kami yaitu bu Melly riana sari M.I.Kom dosen fotografi Jurnalistik yang memiliki banyak pengalaman dan memiliki banyak ilmu, dosen inilah yang diamanatkan oleh kampus ATVI untuk mengajar konsntrasi kelas Jurnalistik TV yang baru dimulai pada tahun ini. Dan pada pertengahan semester 2 kami para mahasiswa mendengar informasi bahwa biaya perjalanan hunting foto kami dinaikan menjadi Rp. 1.225.000.- banyak mahasiswa yang tidak setuju akan naiknya biaya perjalanan ini namun naiknya biaya ini juga menjadikan fasilitas dan tempat yang kita kunjungi menjadi lebih baik dan lebih memuaskan lagi.

            Namun 2 hari sebelum perjalanan berlangsung kami para mahasiswa ATVI dan pengurus kampus pun mengalami kendala, pasalnya ada beberapa mahasiswa yang belum membayar biaya perjalanan dan menyebabkan kami yang sudah membayar menjadi mengalami masalah yang mengakibatkan pihak kampus memarahi kami satu angkatan. Dihari ini juga pihak travel yang mengurusi perjalanan kami memperkenalkan travel mereka serta para anggotanya. ‘Dekavies tour andtravel’ ya itu lah nama travel yang membimbing perjalanan kami.

            Hari kamis 26 mei 2016 pukul 14:00 kami para mahasiswa pun sudah berkumpul di parkiran studio 5 indosiar, untuk  selanjutnya melakukan perjalanan menuju Semarang. Kami pergi menggunakan bus, pihak kampus pun menyediakan 4 bus namun sayangnya kelas Jurnalistik TV tidak 1 bus melainkan dibagi dua, setengah di bus 2 dan setengahnya lagi di bus 4, dan saya berada di bus 4 bersama dengan kelas B produksi.

            Di dalam bus saya duduk bersama teman saya Retno, ketika  perjalanan ingin dimulai kami para mahasiswa dan pembimbing di dalam bus (Mas  Dias dan Mba Vina) serta perwakilan dari travel(Ka Abut dan Ka Citra) memulai perjalanan dengan membaca doa yang dipimpin oleh Ka Abut. Selama perjalanan pula kami di sugukan oleh pemandangan yang indah selama perjalanan selain pemandangan yang indah lagu yang di mainkan di bus kami membawa suasana menjadi lebih tenang sehingga bus kami menjadi bus yang asik menurut saya.

            Pemberhentian pertama yaitu rest areadaerah tol Cipali untuk sekedar singgah buang air kecil dan beli makanan ringan, setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami dan selanjutnya berhenti di rumah makan Piring Sewu, di sana kami diberi waktu untuk makan dan membersihkan badan. Setelah semuanya sudah selesai perjalanan pun dilanjutkan kembali, karena hari sudah malam kami para mahasiswa pun tertidur di dalam bus, perjalanan pun berjalan biasa saja sampai pada tempat tujuan pertama kita yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.

            Tepat pukul 04:40 kami bus 4 sudah sampai di Masjid Agung Jawa tengah, tempat yang amat sangat indah yang arsitektur bangunannya hampir sama seperti masjid yang berada di Tanah Suci yaitu Masjid Nabawi, ketika sampai kami pun langsung melaksanakan solat subuh, ketika masuk ke dalam pun saya semakin dibuat kagum oleharsitektur bagian dalamnya atap yang dihiasi oleh lampu Kristal dan tembok yang memiliki banyak ukiran ayat-ayat Al-Quran membuat saya semakin terkagum - kagum oleh keindahan Masjid Agung Jawa Tengah ini.

            Setelah selesai solat subuh kami pun langusng berburu foto, mengambil setiap sudut keindahan yang ada di tempat ini, pilar yang tinggi menjullang dan memiliki ukiran kaligrafiyang indah, payung yang mirip seperti di Masjid Nabawi, sampai keindahan masjid itu sendiri. Masjid Agung Jawa Tengah ini bukan hanya dijadikan tempat ibadah, karena halamannya yang luas tempat ini dijadikan juga sebagai tempat berolahraga. Namun sayangnya dibalik keindahan masjid ini terdapat pula tempat-tempat yang tidak diperhatikan oleh pengurus masjid ini salah satunya yaitu areatempat parkir mobil yang terlihat kumuh atau tidak terurus.

            Setelah dari Masjid Agung Jawa Tengah pun kami melanjutkan perjalanan kami ke Museum Kereta Api Ambarawa, museum yang memiliki banyak kereta - kereta yang dulunya berfungsi untuk mengantar barang dan mengantar para tentara perang, namun sekarang sudah tidak berfungsi lagi, sesampainya kami di tempat ini kami langsung disambut oleh para anak TK yang sedang berwisata di tempat ini juga tawa canda mereka membuat saya dan teman teman langsung mengabadikan mereka yang sedang asik bermaian di dalam gerbong - gebong yang sudah tidak terpakai itu.

Tak lama kemudian kakak travel yang membimbing kami pun menyuruh kami untuk menaiki kereta yang sudah disediakan, kereta yang sudah lama tak beroprasi itu pun kini aktif kembali, dengan biaya kurang lebih Rp. 15.000.000,- untuk sekali jalan, kami dan para dosen pun menaiki kereta tersebut. ‘Tuuuuuutttttt’  peluit kereta itu pun berbunyi tanda kereta tersebut akan jalan, setelah kereta itu jalan para anak TK yang sejak awal ada di tempat itu pun langsung melambaikan tangan dan berlarian mengikuti kereta kami.

Sepanjang perjalanan kereta api yang kami naiki kami disugukan oleh pemandangan yang benar-benar alami serta asri, sawah yang membentang luas beserta para petani yang sedang bekerja sampai sungai serta orang - orang yang memiliki aktivitas masing - masing. Kereta yang berjalan karena bara api dari kayu jati ini menjadi pemandangan yang benar - benar membuat para masyarakat sekitar menjadi senang karena memang jarang sekali kereta api ini dijalankan.

Setelah sampai kembali ke museum kereta api, kami pun bergantian dengan mahasiswa ATVI yang lainnya, tak lama setelah saya turun dari kereta pun kami langsung bergegas mencari objek foto yang sekiranya bagus, namun saat itu saya merasakan dingin padahal cuaca di museum itu panas, tak lama kemudian kaki saya merasa keram tak bisa gerak akhirnya saya pun di angkat oleh beberapa teman saya dan dibawa ke dalam bus.

Ketika di dalam bus saya merasakan dingin, padahal di dalam busacbelum menyala, saya sendiri tidak tahu mengapa saya bisa seperti itu, di dalam bus pun saya diobati oleh teman saya  dan kakaktralvel. Perjalanan pun berlanjut saya pun sudah mulai sedikit membaik, tujuan selanjutnya yaitu Candi Gedong Songo. Pada saat menuju ketempat tersebut saya sudah diingatkan bahwa tempat ini memiliki cuasa yang dingin, saya pun langung menggunakan 3lapis jaket agar bisa ikut melanjutkan perjalanan saya, namun sayangnya saya tidak kuat akan dinginnya cuaca di sana dan saya akhirnya hanya mencapai Candi pertama saja, setelah itu saya pun menunggu di warung terdekat.

Tak lama saya menunggu tiba - tiba hujan turun sangat deras membuat cuaca di sana semakin dingin, setelah sedikit reda kami pun berkumpul di aula Candi untuk makan, lalu setelah itu kami lanjut ke hotel Citra Dream, untuk beristirahat dan mempersiapkan perlengkapan lainnya. Esok paginya kami sudah dibangunkan dari jam 05:00, untuk bersiap siap melanjutkan perjalanan, tujuan kami seharusnya Pasar Johar namun sayangnya Pasar yang akan menjadi tujuan kami itu bulan lalu terbakar dan kami tidak diperbolehkan untuk kesana akhirnya kami menuju ketempat selanjutnya yaitu Gereja blenduk.

Gereja yang terkenal di Semarang ini memang sangat indah arsitekturnya namun sayangnya kami hana bisa memfoto bagian luar bangunannya saja, karena kami tdak diperbolehkan masuk kedalamnya. Gereja blenduk ini juga jaraknya tidak jauh dari Kota lama Semarang, namun sayangnya saya tidak bisa ke Kota lama semarang akibat badan saya yang lagi lagi drop,akhirnya saya dan beberapa teman yang lain hanya menunggu di sekitaran area Gereja. Setelah lumayan lama menunggu akhirnya kami pun kembali ke hotel untuk sarapan dan berkemas kembali.

           

Tujuan yaitu Kelenteng Sam Poo Kong, tempat ibadah para konghucu dan di sini saya kembali tidak bisa mengikuti  perjalanan saya, tempat yang panas dan membuat saya kembali menjadi pusing, akhirnya saya pun beristirahat di mobil travel, setelah  saya sudah lumayan membaik, saya pun kembali ke bus saya dan kami pun melanjutkan perjalanan kami lagi. Selanjutnya yaitu Lawang Sewu bangunan 1.000 pintu yang terkenal seram itu lah yang dijadikan objek kami untuk berfoto sekarang.

Kami menuju Lawang sewu tidak menggunakan bus kami melainkan menggunakan shuttle bus ’kendaraan gratis’, setelah sampai di Lawang sewu kami pun langsung disambut oleh para penjaga yang sudah lama ada di sana dan mereka mengantarkan kami untuk melihat sekeliling bangunan Lawang sewu ini. Sayangnya bangunan ini tidak seseram kelihatannya, tempatnya yang  lumayan  ramai ini  menjadikan tempat ini tidak begitu seram, Lawang sewu ini dahulu merupakan stasiun kereta api, namun lama kelamaan tempat ini menjadi tempat penjara bawah tanah dan sebagainya.

Setelah dari Lawang sewu kami pun kembali ke bus untuk menginap kembali di hotel Sendang Sari Batang, di hotel ini pihak travel pun mengadakan door prizehasil foto mahasiswa yang bagus di masukan keinstagramlalu di pilih foto terbaik pemenangnya mendapatkan kamera, tripod dan sebagainya. Setelah selesaidoor prize kami langsung membereskan perlengkapan kami dan melanjutkan perjalanan lagi, selanjutnya yaitu Pasar Batik Pekalongan di sini seharusnya ada pembuatan batik seperti yang dijanjikan pihak travel namun sayangnya, pembuatan batik itu sudah tutup 1 tahun yang lalu, akhirnya kami di sini hanya berbelanja oleh-oleh saja.

Setelah belanja selesai kami pun kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan kami menuju  Jakarta. Sesampainya di Jakarta yaitu jam 00:30, perjalanan yang cukup melelahkan menurut saya. Saran saya jika ingin pergi jauh kita harus mempersiapkan fisik kita agar tidak drop ketika kita sedang berwisata- . 

- Selesai -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun