Mohon tunggu...
Ita Maisaroh
Ita Maisaroh Mohon Tunggu... -

i'm student of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Pikiran dan Tubuh Bagian yang Tak Terpisahkan"

9 Januari 2014   09:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Neurosains kognitif adalah pendekatan dalam psokologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak. Para ilmuwan yang mendukung dualisme tubuh-pikiran mempercayai bahwa tubuh dan pikiran dapat eksis bersama-sama. Pandangan ini memunculkan masalah mendasar yakni menentukan bagaimana pikiran terhubungdengan tubuhdan sebaliknya. Terdapat beragam ide tentang hubungan tentang pikiran dan tubuh. Apakah yang sesungguhnya kita maksudkan ketika kita berbicara tentang pikiran? Kita sedang membicarakn hal-hal yang mampu dilakukan oleh otak, misalnya berpikir, mempertahankan objek dalam memori, mempresepsikan suatu peristiwa dan memberi penilaian, dan pengalaman-pengalaman kompleks yang ditimbulkan sistem kognitif kita. dlam pengertian ini, pikiran tersusun dari berbagai proses yang sedang dilakukan oleh otak (Solso: 2007, h. 38)

Hem... lalu bagaimna dengan puasa? apakah puasa hanya berpusat pada sistem kerja fisiologis saja atau terdapat keterkaitannya dengan sisitem kerja otak? Dan masihkah ada hubungan antara pikiran dengan tubuh? Hasil-hasil penelitian menemukan hubungan yang kuat antara perilaku, kekebalan tubuh, dan otak. Bidang ini yang disebut dengan psikoneuroimunologi, mengoleksi begitu banyak data yang memastikan adanya keterkaitanya antara pikiran dan tubuh, istimewanya adalah otak manusia. Sekedar contoh, berikut perbedaan sistem kekebalan tubuhantara orang yang optimis dengan pesimis. Orang yang optimis lebih memiliki sistem imun yang baik dibandingkan orang pesimis, dan pada akhirnya orang yang optimis akan lebih mudah sembuh dari sakit karena optimisme memperbaiki jumlah sel monosit dengan konsentrasinya yang tinggi sistem limbik otak akan makin menguatkan perilaku emosional itu.

Pikirian positif yang dikondisikan pada saat puasa akan merupakan cara jitu mempengaruhi otak. Jika kita menanamkan pikiran dan tindakan yang baik maka bagian sinapsis (dua buah ujung sel saraf saling bertemu untuk memebawa informasi) akan merubah dan mengalami penguatan. Terdapat hubunngan timbal balik antara sintesis protein yang terjadi di inti sel (nucleus) dan kegiatan-kegitan mental. Artinya, perilaku mental kita yang diperoleh melaluipendidikan atau pikoterpa (puasa adalah sejenis psikoterapi)akan memmebawa peribahan sintesis protein (Stahl, 2000, h. 21)

Ketika merespons perilaku positif, sel saraf akan berusaha memodifikasi diri melalui perubahan molekul-molekul diujung saraf. Jadi ketika kita sering melakukan perilaku positif dan terus diulang-ulang , maka akan terjadi penguatan. Para ahli menyebut respons ini sebagai modifikasi sinapsis(taufik, 2009, h.154).Dengan sering kita melakukan perilaku positif maka otak akan merekam perilaku itu menjadi sebuah kebiasaan. Dan akan semkain baik disertai dengan niat akan berpuasa karena saat kita tetapkan niat untuk berpuasa makan akan segera memicu kesadaran internal otak. Hanya dengan niat saja maka otak akan bekerja dengan melibatkan seluruh komponennya. Termasuk komponen vegetatif dan otonom yang mengurusi fungsi-fungsi tak sadar tubuh manusia, seperti denyut jantung, pernafasan, gerakan saluran cernadan produksi hormon-hormon tertentu. Maka tak heran juga yah.., jika dengan niat puasa cukup manjur untuk mengurangi produksi asam lambung pada penderita sakit maag. Karen itu, berniat puasa merupakan cara yang paling baik mengatur kesadaran internal otak.

Pastinya banyak manfaat saat kita melakukan puasa, seutama-utama manfaat adalah penumbuhan diri (tazkiyatun nafs) ke arah yang lebih baik daripada sebuahusaha perbaikan fisik saja. Jadi bukan hanya akan melibatkan sistem fisiologis saja seperti menahan makan, dan minum tapi saling bergantungan dan berhubungan antara kegiatan fisik tubuh dan mental.Dalam hal ini, otak merupakan bagian tubuh terpenting ketika seorang melakukan sebuah tindakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun