Siang itu matahari bersinar dengan bersahabat. Cerah, namun tidak terlalu terik dan semilir angin mengelitik lembut. Membuat saya tambah yakin untuk mengajak keluarga kecil buat makan siang di luar. Menikmati salah satu kuliner yang kata sosmed sih sedang kekinian, karena banyak influencer Medan yang mereview tempat kuliner ini.
Untuk urusan kuliner Medan hanya segelintir saja saya tau . Itupun cuma tau kalau makanan tersebut viral dari akun kuliner di sosmed, seperti @makanhalalmedan @betamakan.mdn @abyan_calief, @infoasikdimas, dll. Jadi untuk mengintip tempat kuliner yang akan saya datangi ini lihatnya di medsos dulu, mulai dari jam buka sampai ke menu makanannya, rekomen atau tidak.
Menu Ala Western Berpadu Cita Rasa Lokal
Nama restonya adalah Iga Panggang Pak Edi, terletak di jalan Turi II No. 3, Titi Papan Medan. Letaknya dekat Jalan Darussalam dan rumah sakit Bunda Thamrin. Sengaja saya dan keluarga datang di siang hari agar makannya santai dan tidak terlalu ramai. Dan benar saja saat kami datang hanya ada 2 orang yang makan dan seorang ojek online yang menunggu pesanan.
Saat datang, seorang pramusaji mendatangi kami dan memberikan 2 lembar menu yang dilaminating. Sebenernya sih saya sudah tau akan harganya, namun untuk memastikannya saya pun melihatnya lagi biar gak kelihatan udah hapal sama menunya hehehe. Saya pun memesan 4 jenis makanan dan 3 minuman untuk kami nikmati di siang hari yang ceria ini.
Kira-kira menunggu sekitar 15 menitan, satu persatu menu datang. Pertama Nasi Rempah Iga Alpukat Petai, lalu Iga Panggang Black Pepper, salah satu best seller di resto ini. Kemudian Nasi sop iga buat si bocah dan terakhir Chicken Mushroom. Lalu bagaimana dengan rasanya. Oke, kita kupas satu-persatu ya.
Nasi Rempah Iga Alpukat Petai
Menu pertama yang datang adalah menu nasi rempah iga alpukat petai ini. Nasi ini dimasak seperti nasi goreng dengan suwiran daging iga kecil-kecil yang ditumis dengan rempah khas Medan, potongan cabe merah dan petai di dalamnya. Kemudian diberi topping potongan besar daging alpukat yang rasanya manis.
Rasa nasi rempahnya cukup menarik buat saya, terus juga karena gak pernah makan dengan ide racikan petai dan alpukat yang menjadi satu. Ide ini benar-benar out of the box bagi saya. Cita rasa lokal namun unik dan bikin ketagihan. Karena saya masih menunggu utama, nasi rempah ini sengaja tidak saya habiskan dulu.
Iga Panggang Black Pepper
Iga panggang yang dipadu dengan kuah lada hitam membuat sensasi tersendiri bagi pecinta pedas. Bagi suami yang menyukai rasa pedas, rasa menu iga panggang black pepper ini cukup masuk di lidah tapi tidak terlalu pedas sama dia. Hmm..pedas ini relatif ya, kalau bagi saya pas icip rasanya pedasnya masih bisa dimaklumi koq.
Soalnya rasa dagingnya sendiri, cukup juicy dan mudah dipotong. Terus potongan dagingnya lebih banyak daripada lemaknya. Ini menjadi kelebihan tersendiri dan pantas saja menjadi menu best seller di restonya. Oiya mungkin karena kentangnya sedikit jadi doski makan nasi putih lagi biar kenyang wkwk
Sop Iga dan Nasi Putih
Menu ketiga adalah Sop Iga. Menu ini khusus untuk si bocah yang kurang suka dengan rasa pedas. Daging isa sapinya lembut dan enak untuk dipotong. Perpaduan rasa kuah yang gurih dan daging sapi yang lembut tapi tidak berbau membuat anak saya suka makan sampai suapan terakhir. Potongan wortel dan kentangnya juga lembut, jadi gak ada sayuran yang bersisa deh.
Chicken Mushroom
Nah, menu ini adalah menu yang saya tunggu-tunggu. Karena saya sedang tidak bisa makan daging sapi secara berlebihan, makanya saya pilih menu ini sebagai menu makanan yang aman untuk penyakit turunan saya. Tapi kalau terlalu banyak ekspektasi, pastinya akan kecewa dong ya.
Seperti ekspektasi saya dengan menu Chicken mushroom ini. Pertama antara gambar di menunya dan dengan makanan yang dihidangkan jelas-jelas berbeda. Kalau gambar dengan realitanya berbeda, tentu ekspektasi rasa pun akan berbeda, setuju?
Pertama kentang sebagai lauk pendamping benar-benar berbeda. Yang saya harapkan itu kentang rebus yang ditumbuk denga tambahan susu alias mash potatoes, eeh yang datang kentang goreng, duh kecewa deh. Karena rasa mash potato dengan kentang goreng tentu akan berbeda bila dicocol dengan kuah steaknya.
Terus sayuran yang saya lihat itu potongan sayuran brokoli rebus dan wortel, eeh malah diganti dengan jagung dan kacang polong. Untung saja saya suka sama kacang polongnya, jamur dan rasa kuah steaknya, jadi kecewanya terobatilah.
Terakhir mungkin ayamnya dipanggang agak overcooked jadi mungkin banyak bagian gosong yang tidak bisa saya makan, hmm.. Semoga jadi pertimbangan buat ownernya ya agar tetap konsisten dalam menyajikan menu, walau mungkin ya..sidedish atau peneman dagingnya dianggap sepele oleh si juru masak. Jadi penilaian saya sama menu Chicken mushroom ini ya B aja deh..
Menu minuman
Untuk minuman kami memesan menu standar yaitu 2 teh manis dingin dan 1 Avolo, alias avocado milo. Yaitu jus alpukat yang diberi topping es krim cokelat dan bubuk milo. Rasa Jus alpukatnya dengan perpaduan es krim cokelat rasa milo ini pas banget untuk lidah anak dan dewasa. Rasanya lemak nian kalau orang sumsel bilang. Rekomended banget minuman ini.
Lokasi Hidden Gems dan Nilai Plus nya
Lokasi yang tersembunyi alias tidak dijalan utama ini, termasuk Hidden Gems bagi penyuka kuliner yang punya cita rasa otentik sekaligus ada rasa lokalnya. Bertempat di sebuah rumah yang bagian terasnya disulap menjadi tempat makan. Terus, kesimpulannya nih.. makanan di dalamnya menurut saya sebagian besar enak lah. Seperti nasi rempah iga yang sebelumnya saya ceritakan. Juga ada iga panggang dengan kuah ala western seperti steak daging di resto khusus steak.
Bagi pegawai kantoran, menemukan tempat kuliner dengan menu hampir sama dengan menu di resto steak, tapi dengan harga yang membumi, tentu saja Iga panggang Pak Edi adalah termasuk Hidden gems, dengan menu yang tidak ecek-ecek.
Kemudian lokasinya yang bersebelahan dengan kedai kopi bernama "Rumakopi", menjadi nilai plus bagi restonya. Tentu saja nilai plus ini bagi yang menyukai kopi dengan penyajian dan rasa yang elegan. Belum saya kulik apakah yang punya kedai kopi ini adalah yang punya restonya juga. Soal rasa kopinya? belum coba sih, mungkin lain kali akan saya coba.
Oke, sekian dulu ulasan kuliner saya kali ini semoga menjadi bahan referensi kuliner buat kamu warga Medan atau yang sedang jalan-jalan ke kota Medan ya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H