Mohon tunggu...
iid itsna adkhi
iid itsna adkhi Mohon Tunggu... Administrasi - Geoforester

Tulis tulis, bagi bagi, maju maju

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Reboisasi Hutan Mangrove di Teluk Jakarta

24 April 2020   15:50 Diperbarui: 24 April 2020   15:58 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Sebaran ekosistem mangrove di Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara

Ancaman lain terhadap ekosistem ini adalah pertumbuhan permukiman dan infrastruktur pendukungnya yang sangat pesat di sekitar hutan mangrove akibat ketersediaan lahan yang semakin sedikit di Ibukota Negara (Rahardjo, 2017).

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di hulu sungai juga meningkatkan jumlah sampah dan limbah di hutan mangrove. Hutan mangrove di Penjaringan ini merupakan muara dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Angke Pesanggrahan. Sampah padat tidak hanya berasal dari hulu/daratan namun juga dapat pula dikarenakan sampah yang terbawa arus laut dan terdampar di pantai. Sampah padat yang tidak dapat terurai akan menumpuk dan menutupi akar-akar napas vegetasi mangrove sehingga dapat menyebabkan kematian tumbuhan.

Gambar 2. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 1972 s.d. 1990
Gambar 2. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 1972 s.d. 1990

Hutan mangrove di pesisir utara Jakarta sudah sejak lama mengalami degradasi dan fragmentasi. Gambar 2 menunjukkan kondisi hutan mangrove sebelum tahun 1990 telah mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan pembukaan hutan untuk tambak ikan yang sudah terjadi sejak sebelum tahun 1972. Vegetasi mangrove hanya dapat terlihat pada sekat-sekat antara satu petak tambak dengan petak lainnya.

Aktivitas tambak ini banyak dimanfaatkan untuk pengembangbiakan ikan bandeng, kerapu, kakap, bawal dan udang. Usaha tambak kemudian bergeser menjadi bisnis lahan untuk hunian dengan adanya reklamasi lahan pada beberapa lokasi tambak. Pada citra tahun 1990 sudah mulai terlihat kegiatan pengurukan lahan (reklamasi) yang merupakan cikal bakal kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Gambar 3. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 1992 s.d. 2004
Gambar 3. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 1992 s.d. 2004

Setelah tahun 1990 pembangunan Kawasan PIK semakin berkembang dan meluas. Bahkan di tahun 1992 pembangunan lapangan golf terlihat hasilnya. Reklamasi dan pembangunan ini secara langsung mengancam keberlanjutan hutan mangrove. Proses pengurukan tanah tentu saja menghilangkan kondisi tanah berlumpur yang seharusnya menjadi habitat vegetasi mangrove.

Perubahan bentang lahan ini juga menyebabkan perubahan wilayah intertidal di pesisir pantai. Di beberapa titik, hutan mangrove bergeser lebih menjorok ke lautan sehingga terlihat adanya perubahan garis pantai. Pergeseran ini juga disebabkan oleh sedimentasi tanah yang kemudian menciptakan ekosistem mangrove baru (Supriatna et al., 2018). Perubahan garis pantai menyebabkan luas Hutan Lindung Angke Kapuk juga berubah dan kemudian ditetapkan pada tahun 1999.

Tentu saja kegiatan reklamasi ini juga memberikan keuntungan terutama dari aspek ekonomi. Kegiatan reklamasi menyediakan lahan yang cukup luas untuk pemenuhan kebutuhan permukiman bagi masyarakat Jakarta. Selain itu penghasilan daerah dari pajak juga meningkat dengan adanya pusat perbisnisan di daerah tersebut.

Keuntungan ekonomi yang dirasakan secara langsung terkadang menutupi manfaat lingkungan dari hutan mangrove yang ada. Hilangnya hutan tentu saja menyebabkan kualitas air dan udara di pesisir utara Jakarta semakin memburuk. Hutan yang merupakan penghasil oksigen berubah menjadi bangunan bertingkat yang memiliki pendingin ruangan malah meningkatkan suhu di wilayah sekitarnya. Hal ini diperburuk dengan bertambahnya kendaraan bermotor dan kegiatan bisnis/ industri yang beroperasi di wilayah tersebut.

Gambar 4. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 2010 s.d. 202
Gambar 4. Citra satelit perkembangan hutan mangrove di pesisir utara Jakarta pada periode tahun 2010 s.d. 202

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun