Islam dan Indonesia pada Tahun 1947 ditangan Mahasiswa HMI, Lafran Pane
Sejak berdirinya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang diprakarsai oleh Lafran Pane pada 5 Februari tahun 1947 mengurangi fanatisme agama.
Karena dilihat dari tujuan HMI itu sendiri memiliki fungsi untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia, mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta menegakkan dan mengembangkan Islam. Hal tersebut jelas bahwa pengaruh mahasiswa seperti Lafran Pane menjadi salah satu tombak yang sangat kuat dalam meluruskan pemikiran masyarakat terkait Indonesia dan Islam.
Pembentukan Organisasi yang dibentuk Lafran Pane seperti HMI merupakan sebagai wujud aktualisasi mengenai pandangan Islam dan Indonesia, sehingga hal itu dapat memperkuat kemajuan Islam dan Indonesia.
HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dari sejarah Indonesia dan Umat Islam Indonesia. Hal ini disebabkan sikap HMI terhadap Indonesia dan Islam sebagai satu kesatuan integratif yang tidak perlu di pertentangkan. Kalau melihat sejarah bangsa Indonesia, HMI berperan aktif sebagai benteng terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan, penumpasan PKI pada masa orde lama dan orde baru.
Adapun latar belakang berdirinya HMI ini tidak terlepas dari beberapa faktor, pertama, situasi negara Kesatuan Republik Indonesia, Kedua, Kondisi Umat Islam Indonesia, ketiga masalah kemahasiswaan. Hal ini membuat situasi dalam keagamaan yang semakin kacau. Karena pada saat itu sebelum adanya HMI, umat islam di Indonesia dapat di golongkan kedalam empat golongan, Pertama, Sebagian orang menjalankan keagamaan hanya sebagai kewajiban yang diadakan dalam upacara perkawinan. Kedua, golongan dari para ulama mempaktekan ajaran Islam sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga golongan yang ulama yang mistikisme, dan mereka berpikiran bahwa hanya untuk kepentingan akhirat saja. Keempat golongan yang masih menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman. Sehingga dari golongan tersebut seakan akan memisahkan antara Islam dan Indonesia.
Lafran Pane pernah mengatakan bahwa Agama Islam bukanlah agama yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhannya saja, akan tetapi juga mengatur bagaimana hubungannya dengan manusia yang lainnya. Sehingga dengan organisasi HMI, Islam mendapat peran yang sangat lebih tinggi khususnya pada tingkatan mahasiswa.
Sebuah ide Persatuan organisasi HMI ini merupakan usaha mahasiswa terhadap pengikisan sebuah fanatisme agama yang sedang meningkat. Lafran Pane juga mengatakan bahwa Umat Islam harus menciptakan Masyarakat yang adil dan makmur, tidak hanya dilihat dari asfek material saja akan tetapi spiritual juga. Ketika umat Islam menjalankan agamanya dengan benar maka tidak akan ada negara yang berani menjajah.
Hal ini dapat dimaknai bahwa Lafran Pane memiliki ide dan gagasan bahwa Islam dijadikan sebuah media atau alat dalam perubahan sosial. Artinya bukan hanya sebagai instrumen, alat, atau peribadatan semata, melainkan dapat berupa wadah dalam menjalankan transformasi tersebut khususnya berupa HMI.
Berkat usahanya dalam memajukan Islam dan Indonesia, sebagai apresiasi Lafran Pane mendapat gelar Pahlawan Nasional sejak tanggal 6 November 2017 melalui Keppres  RI Nomor 115/TK/Tahun 2017.
Dengan adanya HMI yang telah didirikannya sejak mahasiswa, sekarang ini telah menghasilkan kader-kader yang sangat progresif. Serta berkat pandangannya, ide dan gagasannya tentang Islam dan Indonesian, menjadikan Umat Islam sangat berperan  aktif dalam perubahan khususnya dalam sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H