Mohon tunggu...
Ihza Ramadhan
Ihza Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kolese

sekolah adalah sebagian dari hidupku, walau ku tahu sekolah tidak menjamin kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Profesor Hasil Joki: Orang Buta Menuntun Orang Buta

17 Agustus 2024   23:57 Diperbarui: 18 Agustus 2024   00:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Status guru besar maupun profesor seringkali menjadi sekedar gengsi belaka. Gengsi ini kadang menjadi dorongan calon profesor untuk melakukan tindak kecurangan. Kecurangan seperti ini bisa terjadi dalam bentuk plagiarisme, perjokian, dan lain sebagainya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan bagi mahasiswa Indonesia.

Menurut saya, jika dipertahankan, kedepannya bisa sangat berdampak buruk dalam jangka panjang. Jika calon profesor yang tidak memiliki kapabilitas sesuai standar bayangkan bagaimana kualitas mahasiswa yang akan mereka didik. Bisa saja berujung pada menurunnya kualitas pendidikan indonesia hanya untuk mendapatkan jabatan belaka.

Hal ini dapat dilihat dari terjadinya tindak kecurangan oleh salah satu profesor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dilansir oleh Tempo.co, kecurangan yang terjadi adalah tindak plagiarisme dalam penulisan suatu buku tulisannya. Rektor dari universitas tersebut menyayangkan terjadinya tindak seperti ini yang berujung permohonan maaf oleh Suwardi.

Kecurangan juga terjadi di universitas lain di Indonesia. Dilansir dari Kompas.tv sekelompok calon guru besar di Universitas Negeri Padang (UNP) menggunakan joki untuk mencapai status profesor. Meski begitu, aksi mereka tetap ketahuan.

profesor-profesor ini layaknya orang buta menuntun orang buta. Sama-sama tidak bisa melihat sehingga sangat mungkin salah jalan atau yang terburuk kecelakaan di jalan. Seperti mahasiswa yang mengharapkan dituntun oleh profesor yang berpengalaman dan berilmu dalam, kenyataannya mereka sama-sama tidak mengerti dan butuh pendidikan yang lebih layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun