Mohon tunggu...
ihwan Tamami
ihwan Tamami Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Mahasiswa jurusan teknik informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Budidaya Sayuran dan Padi Organik di Desa Ngasem: Menyuburkan Tanah, Menyehatkan Hidup Bersama KKM 64 UIN Malang

27 Desember 2023   22:26 Diperbarui: 27 Desember 2023   22:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**Pelatihan Budidaya Sayuran dan Padi Organik di Desa Ngasem: Menyuburkan Tanah, Menyehatkan Hidup Bersama KKM 64 UIN Malang**

*Desa Ngasem, Rabu, 27 Desember 2023* - Suasana ceria menghiasi kantor desa Ngasem pada hari itu, di mana masyarakat desa, Kelompok Tani Sri Rejeki, Kelompok Tani Barokah, dan mahasiswa dari Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 64 UIN Malang berkumpul untuk menggali pengetahuan baru dalam acara "Pelatihan Budidaya Sayuran dan Padi Organik." Pemateri dari kalangan ahli pertanian, Bapak Budi Widodo S.P., memberikan pencerahan mengenai sistem pertanian organik.

Sistem pertanian organik tidak sekadar tentang hasil pertanian yang sehat, tetapi juga menyangkut keberlanjutan dan keberagaman hayati. Bapak Budi Widodo S.P. dengan lugas menjelaskan bagaimana sistem ini mengembangkan keanekaragaman hayati secara keseluruhan dan meningkatkan aktivitas biologi tanah. Kesuburan tanah menjadi fokus utama dalam jangka panjang.

*Persyaratan Sistem Pertanian Organik*

Pemateri menjelaskan persyaratan sistem pertanian organik, termasuk manajemen produksi tanaman. Prinsip produksi pertanian organik, masa konversi, dan prinsip-prinsip lainnya menjadi landasan penting. Pemateri menyoroti pentingnya memahami masa konversi tanah sejak lahan mulai dikelola, menegaskan bahwa proses ini dapat dioptimalkan dengan pengelolaan yang baik.

Bahan-bahan yang dapat membuat tanah subur menjadi sorotan utama. Pemateri memberikan pandangan mendalam mengenai penggunaan pupuk hijau, kotoran ternak, dan bahan organik lainnya. Sebaliknya, bahan-bahan seperti urea, amonium sulfat, kalium klorida, serta nitrat dari kotoran babi dan manusia, ditegaskan sebagai bahan yang dilarang karena dapat merusak keberlanjutan sistem organik.

* Pelabelan dan Klaim*

Dalam konteks pelabelan, pemateri menegaskan bahwa kata-kata seperti "organik" hanya boleh digunakan jika telah mendapatkan sertifikasi resmi. Pemateri mengingatkan pentingnya kepatuhan terhadap standar agar konsumen dapat yakin akan kualitas produk organik yang dihasilkan.

Dokpri
Dokpri


*Pestisida Nabati: Solusi Ramah Lingkungan*

Pemateri berikutnya, Yosi Athifa, S.E., M.P., membahas tentang "Pestisida Nabati" dengan penuh antusiasme. Dia menguraikan pengertian dan manfaat dari pestisida nabati, menyoroti keuntungan utama, seperti menciptakan lingkungan yang bebas bahan kimia berbahaya, aman bagi manusia, serta menjadi alternatif yang murah dan mudah didapatkan.

* Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati*

Kelebihan pestisida nabati tidak hanya berhenti pada keamanan bagi lingkungan dan manusia. Yosi Athifa juga menyampaikan kekurangan, seperti daya kerja yang lambat dan ketahanan yang terbatas. Namun, keberlanjutan dan keamanan yang dihadirkan menjadi nilai tambah yang tidak bisa diabaikan.

*Cara Aplikasi dan Pembuatan Pestisida Nabati*

Pemateri menjelaskan dengan rinci cara aplikasi pestisida nabati, termasuk penggunaan alat semprot dan aplikasi langsung ke ulat atau hama. Pembuatan pestisida nabati dari bawang putih menjadi sorotan utama, dijelaskan langkah demi langkah untuk memberikan wawasan kepada peserta pelatihan.

KKM 64 Ngasem/dokpri
KKM 64 Ngasem/dokpri

* Pembuatan Pupuk Bokashi: Berkah untuk Tanah*

Materi terakhir disampaikan oleh Elok Astutik S.P., yang membahas "Pembuatan Pupuk Bokashi." Dalam pemaparannya, Elok Astutik menggambarkan manfaat dan tujuan dari pembuatan pupuk bokashi. Kekayaan nutrisi dan kemampuannya meningkatkan struktur tanah membuat pupuk bokashi menjadi solusi yang sangat diapresiasi.

*KKM 64 UIN Malang: Menyatu dalam Pembelajaran dan Aksi*

Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 64 UIN Malang turut serta dalam acara ini dengan memberikan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan. Mahasiswa tidak hanya menjadi peserta tetapi juga berperan aktif dalam mendukung kelancaran acara. KKM 64 membantu dalam koordinasi logistik, dokumentasi, dan berbagai aspek lainnya, menunjukkan komitmen mereka terhadap partisipasi yang berarti dalam program ini.

Kelompok KKM 64 UIN Malang/dokpri
Kelompok KKM 64 UIN Malang/dokpri


Acara pelatihan ditutup dengan kegiatan yang penuh keakraban. Para peserta, termasuk mahasiswa dari KKM 64 UIN Malang, berfoto bersama sebagai tanda awal dari kolaborasi yang potensial antara masyarakat desa dan pihak akademis. Kesempatan untuk belajar dan berbagi pengetahuan ini memberikan warna baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan di Desa Ngasem.

***

Pelatihan budidaya sayuran dan padi organik ini tidak hanya menciptakan kesadaran akan pentingnya pertanian organik, tetapi juga menjadi tonggak awal untuk perubahan positif di Desa Ngasem. Dukungan masyarakat, kelompok tani, mahasiswa, dan KKM 64 menciptakan sinergi yang kuat untuk menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Semoga hasil dari pelatihan ini menjadi berkah bagi Desa Ngasem, membawa nutrisi bagi tanah dan menyehatkan hidup warga desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun